== [flawsome] ==

D-day, Enggagement day...

Iris menghela napas panjang, ia sudah selesai dirias dan hanya tinggal menunggu Pascal menjemputnya. Sang ibu ada bersamanya, baru selesai mengatur rambut dan beralih mengeluarkan kotak perhiasannya. Iris menatap sang ibu mengeluarkan sebuah gelang lalu mendekatinya, "Wow, nama Papi..."

Asoka tersenyum dan memakaikan gelang tersebut di tangan kanan Iris. "Ini mas kawin saat Papi menikahi Mami, no diamonds or pearls, just solid gold and his truly name..." kata Asoka dan Iris mengelus huruf demi huruf yang membentuk nama ayahnya.

"Mami harusnya lebih sering pakai gelang ini." kata Iris, ia menyadari beberapa perubahan mencolok dari sikap orangtuanya saat di rumah. Byakta dan Asoka jelas berbaikan.

"Emm... kami memilih berteman, Mami belum bisa kembali dan karena itu, Mami tidak mau memberi harapan apapun."

"Karena Pascal galak juga kan?"

Asoka tersenyum, "Pascal cuma kesal karena dia sendiri yang nggak punya pasangan."

Kalimat itu membuat Iris tertawa, memang benar belakangan ini Pascal uring-uringan melihatnya dan Zhao, atau sinis menatap Papi dan Maminya bersama-sama. Suara ketukan membuat mereka teralihkan, Pascal bersama Byakta datang.

"Sudah siap?" tanya Byakta.

Iris memamerkan gelang di tangan kanannya. "Mami kasih pinjam gelangnya."

Byakta memperhatikan itu dan tersenyum, "You look so beautiful."

Suara langkah terdengar lalu Masayu, sekretaris Pascal tampak di pintu yang terbuka, ada sebuah kotak di pelukannya. Pascal segera membantu mengambil alih kotak tersebut.

"Zhao yang memberikannya, dia bilang, ia benar-benar lupa menyimpan kotak itu selama ini," kata Masayu dan melihat Pascal mengenali kotak yang dibawanya.

"Thanks, kami akan keluar sebentar lagi..."

Masayu mengangguk dan keluar, kali ini sekretaris Pascal itu menutup pintu ruangan.

"Apa itu?" tanya Asoka.

"Barang-barang Iris dari rumah sakit, selama ini Zhao yang simpan." Pascal membukanya, menemukan sisa pakaian adiknya dimasukkan dalam sebuah plastik wrap, sudah tidak ada bekas darah, semuanya bersih berikut sepatu yang hari itu dipakai Iris. Ada ponsel, juga perhiasan yang tampak mendapatkan perawatan.

Aku terus berpikir untuk menyimpannya, tapi aku tahu ini sebagian hal berharga bagi Iris, sebagian hal yang membuatku mengenalnya...

Aku takut ini akan membuatnya sedih, tapi aku tahu melihat semua ini juga membuatnya menyadari betapa kuat ia sekarang... — Zhao.

Iris menyentuh semua barang-barang itu, ia hampir menangis saat menyadari sepatunya mendapatkan perbaikan, pasti sepatunya itu rusak. Ia bisa melihat garis jahitan juga bordir bunga yang ditambahkan untuk menutupi kerusakan itu.

"Aku mau pakai perhiasanku dan sepatuku," kata Iris dan Byakta segera mengeluarkan sepatu tersebut, berlutut untuk memakaikannya ke kaki sang putri.

"Cantik," ujar Asoka saat memandangi sepasang sepatu tersebut.

Byakta tersenyum saat Iris beralih memakai anting berliannya dan Pascal yang mengambil kalungnya, memakaikannya ke leher Iris.

"P for Pasque?" tanya Asoka melihat bandul huruf di kalung sang putri.

Iris menggeleng, "Purple, dulu kalian panggil aku begitu, sebelum hanya Pascal yang memanggilku begitu."

Asoka dan Byakta sejenak terdiam sebelum berbarengan menyebut, "Purple."

Iris tertawa lalu menatap Pascal, "I'm ready, Big Brother."

Pascal menarik napas panjang lalu beralih ke belakang kursi roda Iris, mendorongnya keluar ruangan. Asoka dan Byakta berjalan lebih dulu sembari mendengarkan pengarah acara. Masayu menunggu di depan lift.

"Bagaimana situasinya di atas?" tanya Pascal saat Masayu masuk bersamanya ke dalam lift.

"Good, all seat for guest and Walker's family look amazing," jawab Masayu sebelum beralih memperhatikan Pascal. Iris menarik alisnya saat Masayu begitu saja melarikan tangan untuk merapikan posisi dasi Pascal.

"Thanks," kata Pascal, membiarkan Masayu kembali menghadap ke pintu lift.

Begitu pintu lift terbuka Masayu langsung beralih menyapa relasi yang datang, sengaja menghalau mereka agar tidak menghambat Pascal membawa Iris memasuki ruang acara.

"What do you think about Masayu?" tanya Iris.

"Amazing secretary," jawab Pascal dan mendapati sang adik mendongak ke arahnya.

"Dia pasanganmu hari ini kan?"

"Hanya karena sejak mengurusmu, aku benar-benar tak sempat berkencan."

Iris tertawa lalu memasuki ruangan, puluhan pasang mata langsung beralih perhatian menatapnya. Berusaha tidak gugup, Iris mengulas senyum hingga diposisikan berhadapan dengan Zhao. Pascal duduk di samping kanan Iris, sementara Byakta dan Asoka di sebelah kiri.

Saat menatap mata Zhao, rasanya jantung Iris akan meledak, debarannya begitu cepat. Iris sepenuhnya menyadari pria itu masih sosok yang sama, yang pertama dilihatnya saat sadarkan diri, yang membuatnya memandang dunia dengan lebih baik, yang membuat kembali bersyukur dan merasa bahagia.

Pengarah acara berkelakar bahwa Zhao dan Iris sudah tidak sabar karena terus berpadangan, bertukar senyuman. Iris tersipu malu saat seluruh tamu dan keluarga tertawa. Zhao mengacungkan peace ke arah Pascal yang mencibir.

Saat acara inti berlangsung, Iris mencoba tidak menangis karena Ryura berkata keluarga mereka tidak datang untuk mengambil Iris sebagai menantu, melainkan sebagai seorang putri yang ingin mereka miliki. Byakta tampak terharu saat berterima kasih dan berkata bahwa Zhao pun akan diterima sebagai seorang putra baginya, saudara untuk Pascal.

Iris berusaha tersenyum saat Zhao berjalan ke arahnya, pria itu berlutut dan menggenggam kedua tangan Iris. Zhao mengenali anting dan kalung yang Iris kenakan, ia melihat gadis yang dulu memikatnya. "Terima kasih, karena datang dengan mengenakan hal-hal yang membuatku mengenalmu, karena datang dengan senyum yang membuatku akan selalu jatuh cinta..." kata Zhao lalu tersenyum, "Untuk kita yang akan menentukan masa depan bersama, untukku terus membuktikan bahwa cintaku nyata, untuk hidupku yang hanya akan bermakna saat kamu ada didalamnya, Eiris Lantana Pasque, will you marry me..."

Iris balas menggenggam tangan Zhao, air matanya mulai menetes.

"I've nothing left in myself, I even not perfect anymore..." ucap Iris dan sebelah tangan Zhao beralih menghapus aliran air mata di pipinya. "Terima kasih, atas setiap langkah yang kamu ambil untuk mencapaiku, atas setiap pelukan yang kamu berikan untuk menenangkanku, atas setiap penerimaan yang membuat ketidaksempurnaanku sirna... dan untuk kita yang akan terus saling meyakinkan, untuk kita yang tidak akan berhenti berjuang, untukku yang akan terus mencintaimu sebesar hari ini... I will marry you, Zhao Leif Walker."

Suara tepuk tangan sekaligus isak tangis para ibu mewarnai suasana saat Zhao memasangkan cincinnya, lalu mencium kedua tangan Iris dan memeluk gadis itu. "I love you... Iris."

Iris menghentikan tangisnya, ia tersenyum lebar, "I love you too, Mas Zhao."

Saat mengurai pelukan, keduanya berbagi senyuman dan tawa. Karena posisinya, Zhao bisa melihat sepatu yang Iris kenakan. "Kamu pakai sepatunya juga?"

"Just like me, it has a flaw."

Zhao menggeleng, "It called flawsome... flaw and still awesome, just like you."

the end

FLAWSOME #PasqueSeries IWhere stories live. Discover now