OSIS terkece didikan Ketos Ansos [55]

janetherlows
Lyooo mana lo. @adhelyo

adhit.gristantya
@adhelyo

charleen_ty
@adhelyo

dhtama.wibi
@adhelyo

devanoarkan
Rapat ngab

natalianya_
Ngab-ngab, SKSD lo.

devanoarkan
Lho, SKSD kan penting dalam kekeluargaan organisasi.

charleen_ty
Udah-udah, abis dari toilet ini gue cari dia.

Eh gais. Tunggu, ya. 

Lo gausah repot, Leen, soalnya gue di toilet atas.

Sebuah tangan yang secara tiba-tiba merangkul bahu gue langsung membuat gue meloncat kaget hingga ponselnya terjatuh. "Kocak lo. Untung gue tangkep." Suara Arka berhasil membuat gue mengelus dada sebal. Gue melepaskan diri dari rangkulannya dan menatap sinis.

"Kalo ada yang liat gimana?"

"Sumpah, rambut lo tuh cantik diapa ajain."

"KALO ADA YANG LIAT GIMANA?!" Gue memelotot; maju kepadanya beberapa langkah dengan kaki tersentak.

"WEH, SANTAI-SANTAI." Dia memberikan isyarat untuk mundur lalu Arka menarik karet kunciran dari pergelangan tangan gue. Hampir saja memecahkan amarah, Arka malah bertindak manis mengikatkan rambut gue dengan gayanya sendiri.

"Biasa gue iketin Arleen kayak gini kalo dia belajar nggak fokus. Cara dari Bunda."  Gue menyentuh hasil kerja Arka itu dan langsung tersenyum. Memunculkan semburat merah di pipi gue salah tingkah.

"Dah sana rapat. Nggak lucu dipergok guru atau anak OSIS lain. Good luck, love."

Apa yang dia katakan? Good luck, love?

Ngacakin hati orang banget, ya? Gue melambaikan tangan ke arah Arka. Dia membalasnya disertai senyuman. Setlah cukup jauh, gue menghela napas lega dan bejalan dengan santai menuju ruangan OSIS yang berjarak tidak jauh lagi.

Namun, kali ini Nata muncul di hadapan gue.

Kalo orang ini sama sekali sudah tidak ditunggu kehadirannya! 

"Mau apa? Gue mau rapat, Nat."

"Iya tau, gue minta waktunya sebentar boleh?"

"Nggak ada gue udah telat. Nanti, ya? Kalo nggak, nggak usah deh. Emang apa, sih? Lo masih mau berusaha dengan gue? Udah gue tolak. Mau sampai berapakali banyaknya? Nyerahlah, Nat."

Dia menatap lantai sendu. "Lo pinter ngebaca situasi, ya, sekarang?" Bukannya pintar, tapi sekarang semua taktik dia tertebak. Tidak seperti dahulu, dia ada tiap saat dan tidak untuk modus semata.

"Kata Tama lo nemu surat di laci meja lo. Dari Nathan? Lo tau dia?" Gue mengernyitkan dahi kebingungan. Bukankah gue sama sekali tidak membicarakannya dengan Tama? Apa mungkin Arleen yang memberitahu.

Tapi, gue rasa Arleen tidak se-kurang kerjaan itu meskipunnya gosip menjadi salah satu hobinya. "Itu lo, kan? Ngapain, sih? Childish banget pake gitu-gituan?"

"Eh? Lo ternyata-"

"Udahlah, ya? Stop jadi kekanak-kanakan gitu, gue muak lo ngode-ngode terus. Sampai kapanpun gue akan tolak, Nat. Dari awal i just want we're just a bestfriend. Kenapa lo jadi salah kira dari kedekatan kita kalo gue mau lebih?"

Ketos Ansos [REUPLOAD] ✅ Where stories live. Discover now