02. Arka vs Lyo

392 90 46
                                    

Tap, tap, tap ...

Langkah pelan gue tampak bergema di koridor yang sangat sunyi dan kosong.

Gue dateng pagi hari ini. Kenapa? Dia manggil! Padahal gue lagi hindari banyak orang karena insiden kemarin. Gue juga mengantisipasi perkataan Sandra benar, jadi ingin menyatakan permusuhan dengan Arka.

"Sini masuk. Nggak usah di depan pintu terus kayak boneka selamat datang."

"Kirain setan yang manggil gue, emang setan sih," sindir gue tanpa basa-basi.

"Kenapa, sih, lo manggil manggil gue?" Nada bicara gue meninggi, pura-pura masih dendam atas kemarin. "Ini masih pagi ya! Gue gak mau ngegas ngegas kayak pas LDKS," ujarnya lalu berdeham.

Gayanya, subhanallah, batin gue dengan menatap sinis ke arahnya. "Ya makanya lo cepet! Mau ngomong apaan?" Gue merendahkan suara.

"Lo mau jadi Ketua beneran? Arleen bilang lo ambisius banget?" Basa-basi, nih? Kirain mau klarifikasi soal surat dan pertengkaran rekrutmen kemarin.

Adek lo sesat. Iya, gue ambisius jadi Ketua biar sukses terus lo nggak ada urusan lagi sama gue! batin gue.

"Woy, jawab!" Kak Arka menggebrak meja. Lah, bukannya gue sudah jawab? Apa cuman ngebatin?

"Iya. Biar lo nggak ganggu gue lagi," balas gue singkat tanpa basa-basi. Ingin segera kabur setelah sdar banyak kakak kelas yang menonton.

"Modal gitu doang? Sanggup lo? Udah dari tantangan, tekadnya sebatas biar kita nggak tengkar lagi. Pacaran aja sama gue kalo gitu."

"MAKSUD LO?" teriak gue memastikan ucapan dia. Gue memutar tubuh 180 derajat untuk menetralkan emosi.

"Cie salah tangkep, warning aja buat lo. Semuanya gak seenak pikiran kolot lo. Intinya kalo mau jadi Ketos niatnya harus serius. Kayak gitu doang nggak bikin semuanya kelar. Yang ada makin gue mampusin lo kalo OSIS taun lo ancur," ledeknya tanpa ada beban.

Gue bersiap mengepalkan tangan untuk meninjunya. Tiba-tiba saja....

PRIIIT!

"Eh peluit. Kok lo nggak ngom-"

"LAH, ARKA UDAH ILANG? MAMPUS!"

***

Para Cacapsis yang terpilih jadi Capsis berkumpul. Kak Arka memulai pidato. 

"Ok, Capsis. Kemarin saya sebagai Ketos dan seksi-seksi saya mengecek formulir pilihan seksi tujuan. Untuk bagian Ketum sudah dua orang mendaftar yang bernama Estherinda Janetta Herlow dan Muhammad Adhitya Gristantya. Ada yang berminat mencalonkan? Hanya satu," imbau Kak Arka.

"Oiya, gue lupa isi formulir kedua semalem." Gue berdesir pelan. Bakal kena lagi ini gue, pasti ada keributan setelahnya.

Apalagi setelah mendengar desas-desus dari capsis lain mengenai kenapa gue bisa lolos setelah melakukan hal sangat tidak etis kepada Arka.

Orang-orang emang aneh, itu pengumuman persiapannya sudah dari lama. Masa dicoreng gitu saja minus lima menit sebelum disebar?

Eh, tapi kemarin Arka nulis sesuatu di amplop. Kenapa dia nggak coret? Aneh.

Kak Arka melirik gue lalu mencatat nama gue. Sebuah senyum ketidakberesan terpampang secara jelas di bibirnya. Sesuatu yang buruk bakal terjadi menurut gue

"Hahaha, semuanya, liat, deh, si nggak sopan mau jadi Ketos. Taruhan yuk, bisa atau gak. Palingan nggak bakal ada yang pilih karena nggak sopan," goda Arka disertai gelakan tawa dari semua penghuni lapangan ini.

Ketos Ansos [REUPLOAD] ✅ Where stories live. Discover now