Impression - 8

1.3K 110 29
                                    

8. Sedikit Berbeda.

Seharusnya hari Minggu adalah hari yang menenangkan bagi Natasya. Namun untuk kali ini sangat-sangat tidaklah menenangkan. Hari ini, cowok yang akan Natasya ajari itu akan datang ke rumah aslinya. Ya, bukan alamat palsu yang beberapa lalu Kevin tahu waktu mengantarkan Natasya. Masih ingat, kan?

Natasya menghela napasnya pelan. Gadis itu langsung menyimpan buku-bukunya di atas meja. Sementara ia langsung duduk di sofa dan menunggu Kevin datang. Katanya cowok itu sudah berada di jalan menuju ke sini.

Awalnya sewaktu dichat, Kevin sempat banyak bertanya karena alamat rumah Natasya berbeda dengan sewaktu Kevin mengantarkan cewek itu. Ya walaupun sampai depan halte saja, namun tetap saja Kevin merasa curiga terlebih nama perumahannya sangat berbeda. Natasya tidak menanggapinya dan meminta cowok itu tidak banyak tanya.

Suara motor terdengar sampai ke ruang tamu membuat Natasya segera berjalan ke arah pintu depan. Ia sangat yakin jika yang datang adalah si cowok dengan tingkat menyebalkan paling tinggi.

Natasya melihat kini Kevin sudah turun dari motornya dan menyimpan helmnya. Gadis yang kini berdiri di ambang pintu itu berdecak sebal dan memalingkan wajahnya ketika melihat Kevin yang dengan gaya soknya itu mengacak-acak rambutnya sendiri.

"Halo, Natasya," sapa Kevin yang kini sudah berada di hadapan Natasya.

Natasya hanya membalasnya dengan gumaman. Kemudian gadis itu menyuruh Kevin langsung masuk ke dalam rumahnya dan duduk di sofa ruang tamu.

"Kok lo gak balas sapaan gue, Sya?" tanya Kevin menatap Natasya yang sudah mulai membuka bukunya. Padahal Kevin sendiri ingin bersantai terlebih dulu karena Ia baru saja sampai..

"Gak penting," jawab Natasya singkat. "Pelajaran apa dan materi bab mana yang masih belum lo ngerti?"

Kevin menaikkan alisnya. Cowok itu menatap wajah Natasya dengan tatapan serius.

"Serius belajar sekarang? Bahkan gue baru banget duduk, Sya," kata Kevin dan ia malah menyandarkan kepalanya di sofa.

"Biar cepet," jawab Natasya. "Cepetan keluarin buku-buku lo."

"Nanti dulu buset dah," Kevin mengumpat. Cowok itu menghela napasnya kasar. Kevin benar-benar tak habis pikir dengan sikap Natasya. Setidaknya gadis itu memberi pengertian jika ia harus menunggu beberapa menit terlebih dulu. Dan yang paling penting setidaknya Natasya memberikan Kevin minum karena kini ia sangat haus. "Tunggu beberapa menit aja, Sya. Gue capek."

Natasya memutar bola matanya malas. Padahal kemarin-kemarin cowok itu yang paling semangat untuk Ia ajari. Kali ini ia mencoba bersabar. Tidak mau kesal dipagi hari ini. Ya walaupun Natasya sebenarnya sudah kesal sejak tadi karena cowok itu meminta ke rumah Natasya sangatlah pagi hari. Bahkan Natasya saja baru bangun tidur.

"Ngomong-ngomong kok sepi? Pada kemana?" tanya Kevin penasaran. Semenjak Ia masuk, Kevin merasa sanagt sepi untuk ukuran rumah sebesar ini. Bahkan di depan saja hanya ada satpam penjaga rumah.

"Lagi pada gak di rumah," jawab Natasya setengah minat.

"Pada kemana?"

"Apa hak lo sih nanya-nanya?" Natasya sedikit menaikkan nadanya. Gadis itu menatap tajam Kevin yang kini malah tertawa tak berdosa.

"Iya maaf," ujar Kevin tak ingin membuat Natasya semakin kesal. "Oh iya, kok alamat lo beda sama yang dulu gue anterin lo?"

"Waktu lo anterin gue, itu bukan alamat rumah gue," jawab Natasya jujur.

"Kenapa waktu itu lo malah boong?"

"Karena gue gak mau lo tau rumah gue,"

Kevin menaikkan sebelah alisnya mendengar jawaban Natasya. "Tapi sekarang gue tau rumah lo."

IMPRESSIONWhere stories live. Discover now