Impression - 4

4.3K 385 83
                                    

4. Rumah Kevin

Bel pulang sekolah sebenarnya sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu. Namun, ntah kenapa guru yang kini mengajar di kelas Natasya tidak kunjung keluar. Walaupun tidak sedang memberikan materi, namun guru itu masih tetap duduk dengan manis di kursi guru sambil menunggu para muridnya mengumpulkan tugas.

Decakan-decakan sebal keluar dari para murid di kelas XII-IPA 1 itu.

"Iki jam berapa?" tanya Dani yang sengaja dilantangkan.

"Jam setengah dua lewat, Dan,"

"Lah bel pulang kapan bunyi, ya?"

"Udah dari tadi kali!"

Seisi kelas menahan tawa melihat tingkah kedua cowok yang memang selalu seperti itu jika guru masih berada di kelasnya padahal bel pulang ataupun istirahat sudah berbunyi. Kecuali, Dani dan Rizky tak akan melakukannya jika guru yang mengajar kelas mereka killer.

"Loh udah bel memangnya?" tanya Bu Wanda dengan santainya.

"Dari tadi, Bu!"

"Kenapa kalian gak bilang ke Ibu?" kata Bu Wanda. "Ya udah kalian berkemas, boleh pulang. Tugasnya dikumpulkan lusa."

Setelah mengatakan itu, Bu Wanda membereskan peralannya kemudian pergi keluar kelas IPA 1 dengan santainya. Padahal, murid-muridnya sudah menahan umpatan-umpatan.

"Keren tuh guru! Gak denger bel pulang apa?!" kesal Wisnu.

"Iki, Dani. Makasih ya. Lo berdua emang selalu berjasa!"

"Yo'i. Kalau bisa sebelum bel, Lo berdua udah kayak gitu. Biar nanti kelas kita pulang duluan."

Tak ingin ikut campur dengan teman-temannya. Natasya memilih langsung menyambar tasnya kemudian berpamitan pada Devi.

Di ambang pintu, langkah gadis itu tertahan oleh seseorang. Tanpa Natasya kira juga ia sudah tau siapa yang menahannya. Yang tak lain dan tak bukan adalah Kevin.

"Ayo pulang bareng,"

"Hm."

Kevin tersenyum senang. Cowok itu menggenggam tangan Natasya dengan santainya membuat cewek disampingnya berusaha melepaskan.

"Bisa lepas? Gue gak bakalan ilang,"

Kevin menggeleng. "Gak bisa. Tangan gue udah terlalu nyaman sama lo, Sya."

"Lepas!"

"Gak akan."

Natasya menghentikan langkahnya membuat Kevin juga ikut menghentikan langkahnya.

"Lepas atau gue pulang sendiri?"

"Kalau Lo pulang sendiri, apa kabar sama mobil Lo?" Kevin menaikkan sebelah alisnya.

"Gue bisa suruh satpam rumah gue buat ambil mobil gue," bohong Natasya. Di rumahnya, mana ada satpam. Natasya lebih nyaman sendirian.

"Gue akan cegah itu. Biar pemilik aslinya yang ambil. Lagian kalau ternyata itu bukan satpam rumah lo gimana? Nanti, kan, jadi ribet."

"Ya udah, lepasin gue!"

Kevin menghela napasnya pelan. Ia melepaskan genggamannya pada tangan Natasya.

"Kenapa, sih, Lo gak mau gue genggam?"

"Gue gak suka diliatin banyak orang." Setelah mengatakan itu, Natasya langsung berjalan menuju parkiran meninggalkan Kevin.

Sementara Kevin, cowok itu nampak menatap ke sekeliling. Benar yang dikatakan Natasya, banyak pasang mata yang sebelumnya menatap Kevin dan Natasya kini sudah beralih.

IMPRESSIONWo Geschichten leben. Entdecke jetzt