Impression - 7

1.4K 117 31
                                    

Dibalik perjuangan yang hebat, pasti akan ada hasil yang terbaik.

- Kevin William.

7. Terakhir.

- Impression -

Angin malam itu berhembus, menerpa wajah putih halus Natasya. Gadis dengan celana sebatas lutut itu mengeratkan kardigannya. Walaupun ini tidak akan berefek mengurangi dinginnya malam, namun Natasya tetap mengeratkan. Gadis itu mengusap-usap lengannya. Kepalanya menoleh ke kanan-kiri. Menatap ramainya pelanggan yang datang ke warung Pak Aji ini. Penjual sate paling enak di daerah sana.

Natasya membuka ponselnya. Gadis itu membuka timeline instagram. Tidak ada yang menarik menurutnya. Hanya ada postingan teman-temannya. Gadis itu menutup aplikasi sejuta umat tersebut. Beralih membuka aplikasi semiliar umat. WhatsApp. Hanya ada pesan dari grup dan teman-teman terdekatnya.

Namun mata Natasya berhenti ketika motif sebuah pesan masuk di ponselnya. Gadis itu segera membuka. Dahinya mengernyit. Heran. Otaknya terus mencerna pesan yang baru saja masuk.

Baru saja jemari tangannya ingin mengetik sebuah balasan. Kening Natasya sudah terlebih dulu disentil. Gadis itu dengan segera mendongakkan kepalanya dan menghela napasnya jengah.

"Keningnya gak usah mengerut gitu, cepet tua loh," kata Kevin. Sumpah, Natasya rasanya ingin pingsan saja tiap kali melihat Kevin. Kenapa cowok itu selalu ada dimana-mana. Kalau saja pesanannya sudah datang, Natasya rasanya ingin pergi secepatnya daripada terus menerus berhadapan dengan Kevin.

"Ngapain sih lo di sini? Bosen gue ketemu lo terus," kata Natasya.

"Iya sekarang sih bosen. Liat aja nanti, pasti lo chat gue terus minta ketemu,"

"Gak usah ngayal!" ucap Natasya. Gadis itu menoyor kening Kevin. "Lo ya, dimana-mana selalu ada."

"Ya, kan, dimana ada Natasya disitu ada Kevin,"

"Basi, tau gak?"

"Makanan kali basi,"

"Receh."

Kevin terkekeh pelan. Cowok itu menopang dagunya. Menatap Natasya dengan intens. Membuat gadis dihadapannya menaikkan sebelah alisnya. Matanya menatap cowok menyebalkan itu dengan tajam.

"Ngapain lo liatin gue?" kata Natasya. Gadis itu membalas tatapan Kevin. Bedanya, Natasya menatap Kevin dengan tajam. Sangat tajam.

"Siapa juga yang liatin lo, gak usah PD jadi orang!" elak Kevin. Namun cowok itu menahan tawanya. Terlihat dari raut wajahnya.

Natasya berdecak. "Jelas-jelas lo liatin gue. Terpesona, lo?"

"Nggak, sih," ujar Kevin membuat Natasya mencibir. "Gue mah terpesonanya sama bidadari."

Natasya tertawa receh. Gadis itu langsung bangkit dari tempat duduknya saat Pak Aji sudah memanggil Natasya. Pertanda pesanan gadis itu sudah selesai dibuatkan. Natasya langsung berjalan meninggalkan warung Pak Aji dan Kevin, cowok itu masih mengikuti dirinya dari belakang.

Jangan mengira jika tadi Natasya membayar makanan oleh uang Kevin. Gadis itu membayarnya dengan uang sendiri. Lagipula, Natasya tidak berharap dibayarkan. Karena ini murni keinginannya sejak awal. Dan pertemuannya dengan Kevin pun tanpa sengaja.

"Sya," panggil Kevin cowok itu sudah berjalan sejajar dengan Natasya.

"Apaan, sih?"

"Jangan jutek-jutek. Nanti cowok yang mau ngedeketin lo jadi kabur,"

IMPRESSIONWhere stories live. Discover now