BAGIAN 51 |

243K 31.3K 25.1K
                                    

Vote vote vote🔥🔥🔥

Ramaikan kolom komentar dengan spam komenmu🔥🔥🔥

Happy reading🔥🔥🔥

-----

     Setelah lamanya perjalanan akhirnya mereka sama-sama tiba di lokasi pesta.

     Mereka memarkirkan motor masing-masing dengan rapi dan beranjak turun. Perlahan mulai meninggalkan area parkiran untuk segera masuk ke dalamnya.

     Glora melepaskan helm, kemudian meletakkannya di atas spion motor Arina. Cepat-cepat dia langsung mengeluarkan ponselnya dan menjauh dari rombongan.

     "Arina. Gue ke depan sebentar." Pamitnya.

     "Eh. Mau kemana, Glo?"

     Glora hanya memperlihatkan ponselnya sebagai tanda dia ada keperluan dengan ponsel itu.

     Segera Glora melangkah pergi ke tempat yang lebih sunyi agar bisa menghubungi Magma tanpa gangguan nantinya.

     107 calls, 4 chat dari Magma.

     Glora mengulum senyum. Dia deg-degan sekali. Sepertinya Magma sudah tidak marah padanya, sudah menyesal juga.

     Tanpa berlama-lama dia langsung menghubungi cowok itu. Sedikit merasa bersalah sih. Tadi Magma sudah melarangnya untuk datang ke acara ini, namun dia tetap kekeuh untuk datang. Harusnya tadi Glora tak balik marah saat Magma marah. Glora yang harusnya mengalah.

     Dan sekarang, Glora akan memperbaiki itu semua dengan melembutkan cowok itu nantinya.

     Terhubung.

     Hal pertama yang dia dengar bukannya suara cowok itu tapi malah kebisingan musik-musik yang berdentum ria memekakkan telinga. Refleks Glora menjauhkan ponsel itu. Tuh kan, Magma di club lagi? Padahal Glora menjauh dari pesta agar bisa menelpon Magma dengan tenang tadi.

     "Hmm.. Siapa?"

     Sudah Glora duga. Pasti cowok itu sedang meracau sampai-sampai sembarangan angkat telfon tanpa melihat nama penghubung terlebih dahulu.

     "Glora." Jawab Glora menghela nafas.

     Magma malah terdengar mengobrol dengan beberapa orang laki-laki tanpa menghiraukan Glora lagi.

     "Aakh." Cowok itu mengerang pelan, kemudian bersendawa. "Siapa tadi?"

     "Iiihhh!" Glora mengepalkan tangan. Siap saja untuk mematikan sambungan sekarang juga rasanya.

     "Siapa hah?"

     "Nggak tau. Bodo ah."

     Magma tak menjawab lagi. Dia lanjut mengobrol dengan temannya membuat Glora makin naik darah.

     "Beneran nggak tau? Beneran nggak inget suara ini?"

MAGMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang