Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
༺❀༻ LOVE HURT ༺❀༻
Garis langit timur mulai ternodai warna jingga tepat saat suara keriuhan itu mengisi rungu Ryu. Suara keriuhan pasar Seomun menjadi irama pengganti alarm yang membuat Ryu terampas begitu saja dari dunia mimpinya. Manik bening Ryu memicing. Mengerjap-ngerjab sebentar karena terasa sedikit perih. Kelopaknya terasa panas dan menebal. Dia menguap beberapa kali sebelum membawa tubuhnya miring ke kiri. Rasanya dia ingin terpejam lagi tapi Ryu justru beringsut bangun. Duduk sebentar sebelum menyingkap selimutnya dan berjalan ke arah jendela dengan menyurai rambut legam panjangnya menggunakan sepuluh jari. Fokus pandangan Ryu seketika tertuju pada hiruk pikuk pasar Seomun yang ada di bawah ruko tempatnya berada sekarang. Pasar ini adalah pasar terbesar di kota Daegu—kota kelahirannya.
Kepala Ryu menoleh ke sebelah kiri. Menatap ke arah toko roti besar yang ada ujung dekat perempatan. Bentuk lampu baliho toko itu masih sama seperti waktu itu. Bentuk bangunannya juga masih sama. Hanya kanopi depan toko yang sepertinya baru diganti dan juga ada penambahan beberapa pot tanaman di teras toko. Dulu pot-pot bunga itu tidak ada.
Ryu tak bisa menghalau gulungan memori yang tiba-tiba muncul ketika dia merekam dengan detail keadaan toko yang dulunya pernah jadi miliknya. Sebelum dia mencari pijakan awal lagi ketika masuk ke putaran takdir yang baru di kota Seoul bersama istrinya.
"Aku bahkan masih tidak percaya kau menjual toko roti ini, Ryu? Itu tindakan yang terburu-buru," protes Vee—sahabatnya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
