Mampus gue!

326 32 3
                                    


"Makan yang lahap ya..." Ucap gue sambil menepuk kepala Vano.

Selesai menyuapi Vano, gue kembali memakan pecel ayam pesanan gue.

Tapi anehnya, waktu gue liat muka si Vano dia tuh kaya nahan sesuatu,apa ya? Masa nahan berak ya kali. Udah gitu mukanya juga merah bukan karena blushing.

"Van, muka lu kok merah? Lu sakit?" Tanya gue berhenti makan.

Vano hanya menggeleng lemas. Ya karena dia bilang gak sakit ya udah gue Lanjut makan, sumpah malam ini gue laper banget padahal yang tadi kelaparan Vano bukan gue.

Disaat lagi fokus sama pecel ayam gue, tiba-tiba ada yang memegang bahu gue dan memanggil nama gue. Gue langsung tersedak saat mendengar suara yang pamiliar di kuping gue.

"Loh Nita!"

Uhukk uhukk uhukk

Gue mengangkat kepala gue yang tadinya tertunduk.

"Ra--nia" mampus gue! Kok bisa-bisanya si Rania sama Revan ada disini.

"Benar lu Nita, kok lu ada disini?" Tanya Rania duduk di samping gue, Revan juga ikut duduk di samping Rania.

"Emm... gue--gue" gue menggaruk tengkuk gue yang gak gatal. Ini jawab apa anjir gue, ya kali bilang kalo lagi dinner sama Vano bisa diketawain gue, kan Rania tau gue benci banget sama Vano gara-gara waktu pendaftaran jadi MaBa Vano salah tulis nama gue jadi Jubaedah.

"Gue makan lah!" Jawab gue cepat.

"Biasa aja kali gak usah ngegas" kayanya Rania gak sadar kalo ada Vano dibelakang gue, pyuh syukur deh.

"Hehhe lu sendiri ngapain disini?" Tanya gue sambil mencoba menutupi Vano yang ada dibelakang badan gue.

"Beli pecel lele lah" gue ber'oh'ria.

"Makan disini?" Tanya gue mewanti wanti.

"Gak, di bungkus kan buat mamah" jawab Revan. Oh buat calon emak mertua toh, pantes. Eh, ternyata mamahnya Revan orangnya gak sombong atau gimana ya, dibeliin makanan dipinggir jalan aja mau, beda sama mamah mertua gue yang makan aja harus di restoran berbintang lima. Kok jadi gibah mamah mertua gue sih, ampun ya Allah hamba khilaf.

"Nih mbak pecel lele-nya" ujar Abang tukang pecel lele Sambil memberikan pesanan Rania.

"Oh ya bang, berapa?" Tanya Revan.

"Lima belas ribu aja"

"Nih ya bang"

"Makasih"

"Oh ya Ta, gue duluan ya" ucap Revan.

"Eh dulu yang!" Tahan Rania, Revan yang tadinya menarik tangan Rania keluar jadi berhenti.

"Kenapa Ran?" Tanya gue dengan jantung berdetak kencang.

"Dibelakang lu Siapa?" Tanya Rania sambil mencoba melihat orang yang dibelakang gue, siapa lagi kalo bukan Vano.

Gue mencoba menghalangi dengan mengikuti gerakan kepala Rania.

"Ish Nita lu awas!" Geram rania.

Gue jadi keringat dingin, disaat Rania dikit lagi melihat Vano.

"Yang, ayo mamah udah telpon aku nih" ucap Revan. Fyub gue terselamatkan.

"Emm... Ya udah Ta gue duluan ya, bye" Rania dan Revan akhirnya pergi.

Gue langsung menoleh ke Vano yang pasti udah menyiapkan pertanyaan tentang dua manusia tadi.

Mata gue langsung membelalak kaget.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Cute Husband [Cha Eun-Woo X Jisoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang