HARI PERTAMA

Mulai dari awal
                                    

Aku kesal, kenapa dia harus bertanya tentang kenapa. Padahl sudah jelas, aku itu capek duduk seperti tadi.

"Capek, daaritadi duduk terus. Kesemutan jadinya" ucapku mencelos begitu saja
"Yaudah, sini" selanjutnya dia memapahku menuju kamarnya. Eh, sekarang sudah menjadi kamar kita.

Hahahahahh, aku sudah mengakuinya nih ceritanya?

Sesampai dikamar yang bernuansa hijau ini, kuedarkan pandangan sekilas disetiap penjuru. Sangat rapi dan bersih. Fix, gaseperti kamarku kalau dirumah yang selalu berantakan dan acakadul.

Kemudian dia membantuku untuk duduk ditepi ranjang. Kaki ku pun dibuatnyaa menjadi terulur kedepan.

"Duduk sini dulu ya, mau ambil minum" saat ia hendak pergi, aku mencekal ujung baju nya sedikit.

"Boleh minta tolong ngga?" tanya ku dengan hati-hati, pasalnya aku belum mengenal sama sekali. Aku tidak tahu karakternya seperti apa, memang seusai akad nikah tadi dia tak pernah menatapku dengan guratan kebencian. Aku hanya khawair, siapa tahu laki-laki didepanku ini akan berubah jadi jahat dan mengabaikan ku selama menjalani pernikahan.

Ya Allahjangan sampai hal itu terjadi deh, bisa-bisa makin tertekan. Aku memang belum menerima dengan sepenuhnya, namun aku akan berusaha.

Kini ia sudah berbalik arah, seraya memamerkan lengkungan sabit di wajahnya. Adem banget liyat dia senyum kayak gitu. Wkwkwkwkwk..dasar aku.
Minta tolong panggilin Mama ya. Dia menganggukan kepalanya.

Melihat dia hanya menganggukkan kepala, aku pun berkata "Perutku sakitttt". Kini aku duduk meringkuk menahan rasaa kram diperut.

Selanjutnya ia mengambil bantal dan menepukkanya pelan dan memberi isyarat untuk ku berbaring.

"Tunggu sini dulu ya” jawabnya. Kini gantia aku yang hanya menganggukan kepala sambil menahan sakit diperut.

Dia terlihat sedikit berlari menuju ke arah pintu. Aku terus mengingaat, kenapa rasa sakit diperut hingga tulang belakang ku ini tidak segera membaik. Kemarin aku tidak makan bermacam makanan pedas. Dan, kenapa ini? Dan Bingo, aku ingat sekarang. Sepertinya ini gejala yang muncul saat aku akan mendapat tamu bulanan deh.

Setelah itu aku tahu dia kembali lagi dengan membawa sebuah botol minum dan gelas. Aku tetep pada posisiku yang tidur meringkuk menahan rasa sakit ini.

"Duduk dulu ya, minum teh nya" aku pun menurut. Setelah iitu, gus Azka membaringkan lagi tubuhku, lalu ia meletakkan botol minum yang terasa hangat diatas perutku.

"Dimana Mama, gus?" tanya ku sambil memicingkan mata menahan rasa sakit.

"Sudah pulang barusan" jawabnya dengan santaai. 

"Lah, kenapa kok gitu?" Aku pun melototkan mata, karena terkejut. Secara masa ada pengantin yang baru aja selesai acara langsung ditinggal pulang orang tuanya. Bahkan belum juga ada adegan nangis nya gitu.

"iya, kan acaranya sudah selesai Linka" Kini ia menatapku. Apaa? Dia barusan manggil nama aku. Kok deg-deg an ya jadinya. Tolong dong, seseorang siapa pun kalaau mendengar detak jantungku. Selamatkan aku dari sini, ada yang gaberes sama jantung ku. 

"Haduh, serasa dibuang deh kalo kayak gini" aku ucapku lirih sembari menghembuskan nafas mencoba menetralkan jantung yang udah ga normal.

"Kenapa berfikir seperti itu?" tanya nya sembari terkekeh pelan

Tuh kan, ngapain sih senyum lagi. Manis bangettttt loh, jangaan baperin dong. Takutnya kalau aku sudah suka beneran, eh diaa jadi jahat sama aku  iyyalah, kayak gaada sayangnya gitu sama aku. Ditinggal gitu aja

"udah, sekarang kan aku yang sayang sama kamu"

Deg ...

Deg ..

(Calon) Suami PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang