Perlahan Ais membuka matanya sambil memegang kepalanya yang terasa pening.
"Ini dimana?" Tanya Ais yang melihat langit langit putih, bau obat yang menyengat. Rumah sakit.
Mata Ais membelak ketika ingatannya mengingat di acara pernikahannya.
"Ayah!" Pekik Ais yang melepas infus ditangannya lalu turun dari tempat tidurnya. Bertanya pada dokter Brian tentang ayah.
Klik.
Pintu kamar Ais terbuka, Ais melihat Chris dan Jo masuk ke dalam. Sementara Wulan dan Daniel pulang, tidak tega melihat kondisi Ais saat ini.
"Kakak! Kenapa kakak udah turun? Terus kenapa dilepas infusnya?" Tanya Chris.
"Aku ingin ke dokter Brian, bertanya tentang ayah. Pasti dia bisa buat ayah bangun" Ucap Ais
"Kak ayah udah bahagia sama bunda" Ucap Chris.
Ais tertawa meremeh.
"Belum, ayah masih disini. Ayah pasti sama dokter Brian. Aku ingin ketemu dokter Brian" Ucap Ais yang ingin berjalan keluar. Namun Jo menahan pintu itu.
"Permisi aku harus ketemu dokter Brian dan bertanya soal ayah" Ucap Ais.
Jo bergeming. Tidak bergerak dari depan pintu.
Ais kesal, ia menarik tangan Jo agar menyingkir dari pintu. Namun kekuatan Ais yang tidak sebanding dengan Jo tetap berusaha.
"Berbaringlah" Ucap Jo.
"Gak, aku harus melihat ayah" Ucap Ais.
Jo melihat Chris yang menggelengkan kepalanya, jangan diberitahu sekarang. Jo mengangguk mantap dengan balasnya.
"Ayah sudah dikebumikan tadi sore" Ucap Jo
Ais berhenti menarik Jo supaya menyingkir dari pintu. Melepas tangannya yang sudah tidak bertenaga.
"Apa?" Tanya Ais.
"Ayah sudah dikuburkan tadi sore, saat anda masih tidur" Jelas Jo.
"Bercanda kan? Gak lucu sama sekali!" Geram Ais sambil menggeleng kepala.
"Cepat panggil dokter Brian" Ucap Jo yang membukakan pintu untuk Chris, saat Ais berlari untuk mengejar Chris Jo langsung menutupnya.
"Minggir, aku mau lihat ayah dikamar biasanya" Ucap Ais.
"Jangan konyol, ayah sudah dikuburkan. Untuk apa melihatnya di kamar biasanya" Balas Jo.
"Aku gak konyol, kamu yang konyol halangin aku buat keluar dan ketemu ayah" Ucap Ais geram.
"Misi" Ucap Ais
Jo tetap dengan posisinya.
"Aku bilang misi" Ucap Ais yang semakin sabar karena Jo tidak mau menyingkir.
Habis sudah! Ais memukul tubuh Jo dengan sekuat tenaga. Namun Ais tertangkap dengan satu tangan Jo dan
CUP.
Jo mencium bibir Ais, membuatnya berhenti memberontak. Namun Ais tetap memberontak untuk lepas, Jo menciumnya semakin dalam. Membuat Ais benar-benar terdiam sambil menangis di antaranya.
"Tenanglah" Ucap Jo seusai melepas ciumannya. Ais semakin hebat menangis, Jo menariknya ke dalam pelukannya.
"Ayah!" Ucap Ais berteriak di pelukan Jo.
Jo membiarkan Ais seperti sekarang. Tak lama Ais pingsan lagi, Jo menggendongnya lalu menidurkannya di tempat tidur. Setelah tertidur Jo mendudukkan dirinya pada kursi, melihat Ais saat ini. Sungguh tidak tega. Jo teringat dengan ucapan Chris sebelum masuk keruangan Ais.
ESTÁS LEYENDO
A&J
Ficción General"Kamu adalah milik saya yang sudah resmi. Jadi apapun yang terjadi kamu tetap milik saya" Ais tertegun dengan ucapan Jo. ----------------------------------------------------------------------- Aisyah Geraldine Pratama & Jovan Pratama ...
