9. Double Sial!

20.3K 2.3K 260
                                    

Happy reading 🤗
.
.
.

"Bangun, woy, bangun! Udah pagi! Cari rejeki sono! Udah jomlo, malesan, ngenes amat idup lo!"

"Udah bangun, woy!" Aku berteriak di depan ponsel sambil mematikan alarm.

Setelah menyelesaikan make up dan mengikat setengah rambut sebahu, aku bergegas bangkit. Kuambil ransel kecil berwarna hijau pastel, lalu berniat keluar kamar. Tapi saat sampai ambang pintu dan tanpa sengaja bertatapan dengan boneka monyet pemberian Athar, aku kembali masuk. Kuraih boneka itu dari atas nakas, lalu melemparnya dengan asal ke sudut ruangan.

Saat keluar kamar, pemandangan pertama yang tertangkap mata, membuatku tersenyum geli sekaligus iri. Bangbi tengah sibuk memasak, dibantu oleh seorang perempuan bertubuh mungil yang kini sudah mengenakan salah satu gaun santai milikku. Sesekali, abangku itu mengusap kepala sang perempuan dengan lembut.

Aku berdehem keras, berulang-ulang. "Romantisnya ... bikin jones gigit jari."

Mereka menoleh bersamaan. Bangbi terkekeh, sedangkan sang perempuan tersenyum malu.

"Mau liat yang lebih bikin meleleh?" tanya Bangbi.

Aku tertawa, mengangguk antusias. "Coba deh sekali-kali liatin gimana Abang ngalusin Kak Bita."

"Bi!" Kak Bita berusaha menghindar, tapi Bangbi lebih dulu memeluknya dari belakang.

"Gini, Dek?" Bangbi menggerak-gerakkan dagu di pundak Kak Bita.

"Bian, lepas ih!" Kak Bita melepas pelukan Bangbi, lalu membalikkan badan dan berpura-pura sibuk dengan masakan.

Aku terbahak. Menggoda tunangan Bangbi memang sangat menyenangkan. Apalagi, Kak Bita adalah tipe perempuan pemalu, lembut dan bicaranya halus sekali. Dan juga orang yang sangat baik, bahkan aku langsung menyukainya saat awal-awal mereka pendekatan. Sebenarnya, Bangbi dan Kak Bita dulu adalah teman SMA, sebangku juga di kelas tiga. Hanya saja, setelah lulus, Kak Bita lanjut kuliah di Jepang. Dan mereka baru bertemu lagi dua tahun lalu.

Semalam, Kak Bita memang menginap di sini. Jangan salah paham, dia tidur di kamarku, kok. Kak Bita butuh tempat bersembunyi dari mantan pacar yang menunggu di depan rumahnya dari siang. Kakak sepupunya yang menyuruh Bangbi mengajak ke sini. Fyi, mantan pacarnya itu adalah orang yang abusive. Dulu saat dalam status pacaran, dia sering mengalami tindak kekerasan. Karena itu mereka putus.

Sebenarnya saat Bangbi dan Kak Bita belum in relationship, pria itu juga pernah datang untuk menemuinya. Hanya saja, entah bagaimana caranya Bangbi bisa mengusir. Tidak tahu kenapa sekarang datang lagi. Aku kasihan pada Kak Bita. Sejak kecil sudah menderita social anxiety disorder. Baru beberapa tahun sembuh, eh malah 'disiksa' pacarnya.

Suara bel membuat Bangbi menoleh padaku. "Dek, bukain pintu, sana."

"Hm."

Berjalan santai, aku membuka pintu. Lalu sedikit terlonjak saat mengetahui siapa yang berdiri di sana. Sosok pria dengan balutan kemeja slim fit warna hijau lumut dan celana bahan hitam. Rambutnya sudah diikat rapi. Gan—ups!

"Pagi, Dek."

"P-pagi, Bangcat."

Bangcat melewatiku dan masuk, lalu menyapa Bangbi dan Kak Bita. Aku meringis, merutuk dalam hati. Meskipun setiap pagi selalu ikut sarapan di sini, tapi aku belum juga terbiasa dengan kehadirannya. Ingatanku melayang ke kejadian semalam. Saat aku dan Dewa kepergok menyaksikan adegan drama Korea mereka, akhirnya mau tak mau aku berbalik. Tapi sebelum Bangcat mengucapkan entah apa, aku sudah lebih dulu berkata maaf dan pamit masuk ke unit Bangbi. Tentu saja sambil menyeret Dewa juga. Eh, di dalam juga disuguhi pemandangan pelukan Bangbi dan Kak Bita. Kurang ngenes apa coba, aku?

Aww-dorable You (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang