First problem

135 30 13
                                    

Orang-orang bilang Tuhan itu Maha Penyayang. Namun terkadang gadis itu merasa sendiri tanpa kasih sayang. Sebatang kara dan... ah dia tak sebatang kara. Masih ada paman, bibi, dan anak mereka. Kehidupannya?? Ah jangan ditanyakan. Yang pasti jauh dari kata 'baik-baik saja'. Dan 'aku tidak apa-apa' sudah menjadi frasa yang trending di kamus otaknya.

"Nata...bisakah kau membantuku membawa piring-piring ini??!" teriak seorang gadis berambut pirang yang sedang berkutat dengan benda pecah belah itu.

"Ah..iya aku akan segera kesana tunggu sebentar Valerie!!" gadis yang dipanggil itu datang dengan tergopoh-gopoh menghampiri Valerie. Valerie terlihat meringis menahan beban ditangannya. Dengan sigap gadis yang dipanggil itu mengambil beberapa buah piring yang tengah dibawa Valerie.

"Ahh.. ini sangat melelahkan Natasha mau sampai kapan kita begini??" Valerie menumpahkan keluhnya pada Natasha. Natasha tersenyum simpul dan dengan lembutnya menjawab.

"Sampai kita berada dititik terlemah kita dan Tuhan akan memberimu kebahagiaan yang sangat terasa." Natasha mengeratkan pegangannya pada tumpukan piring yang sedang ia bawa.

Valerie menatap sendu sahabatnya. Ia tau, gadis didepannya ini tak setegar kenyataannya. Orang tua yang sudah tak ada, usia muda harus membiayai pendidikan sendiri, belum lagi perlakuan kasar dari orang rumah, bagaimana mungkin Natasha dapat menanggung semua itu??

Valerie tersenyum dan mengangguk singkat pada Natasha dan mengajaknya membereskan benda pecah belah tersebut.
.
.
.
Setelah beberapa saat, mereka pun kembali melayani para pelanggan di Café tempat mereka bekerja. Mereka bekerja disalah satu Café yang cukup terkenal dikalangan para Idol atau artis lah istilah simplenya. Tempat ini selalu ramai dipadati pengunjung.

"Waitress!!" seorang pelanggan memanggil Natasha dengan melambai-lambaikan tangannya. Dengan cepat Natasha datang dengan membawa notebook kecil.
"Ada yang bisa dibantu??" ramah Natasha sembari memberikan menubook.
Pria itu tersenyum dan membolak-balikkan halaman menu.
"Umm... I wan't this one, this one, and this one." telunjuk pria itu menunjuk pada gambar di buku menu. Natasha mengangguk kecil dan bergegas ke dapur.

Pagi harinya, Natasha terbangun. Café tempatnya bekerja memang tak menyediakan mess untuk karyawannya sehingga para karyawan harus pulang. Gadis itu beranjak dari kasurnya.

Tubuhnya sangat pegal setelah seharian bekerja kemarin.
Natasha sudah membersihkan tubuhnya dan bersiap berangkat sekolah. Menyambar tas biru kesayangannya. Mengapa?? Karena tas itu pemberian terakhir dari ayahnya sehari sebelum kecelakaan itu terjadi. Tragedi yang membuat Natasha terjebak dalam lika-liku kelicikan paman dan bibinya juga adik keponakannya.

Sepeda bututnya bergerak seiring dikayuhnya pedal oleh sang pemilik. Menyapa setiap pengguna jalan dengan senyum manisnya. Tak heran jika Natasha Fransisca Dewi disukai oleh orang-orang sekitar.

Sekolahnya tinggal 100 meter lagi Natasha terlihat sangat ceria sebelum sebuah mobil Ferrari merah menyalip dengan tak manusiawinya dan membuat Natasha oleng. Untung dia sigap mempertahankan sepedanya.

"Aishhh Tuhann... betapa serakahnya orang kaya sampai orang seperti aku pun mau dimusnahkan." gerutu Natasha dalam hati.
Natasha melanjutkan perjalanannya menuju sekolah. Dan sampai didepan gerbang ia disambut oleh satpam sekolah.

"Pagi neng Nat..." sapa Andi, satpam SMA nya.

"Pagi pak Andi." Natasha menjejerkan sepedanya diantara motor dan mobil milik siswa lain. Lebih tepatnya disamping ferarri yang hampir menabraknya tadi.

Natasha berjalan dikoridor sekolah yang lengang. Tidak seperti biasanya yang pasti jam-jam segini masih ramai mengingat ini masih pagi dan belum bel masuk.

Terdengar keributan dilapangan basket. Natasha langsung menuju lapangan. Dan atensinya terpaku pada segerombolan cewek yang sedang mengerubungi segerombol ehm maksudnya err.. 3 cowok??
.
.
.
"Gw bukan pacar lu bitch!!" teriak salah satu cowok yang mempunyai paras mirip oppa-oppa korea. Ia menghempaskan tangan yang bergelanjut manja di otot bisepnya.
"Ih Jimin sayangg... kok gitu sih aku kan pacar kamu." nama gadis itu Angel. Cabe cantik ulala tapi boong.
Cowok yang punya nama lengkap Park Jimin itu mengernyit jijik dan langsung berlari dan menggandeng satu cewek yang tengah menatap bingung padanya.
"Dia pacar gw." gadis yang tiba-tiba ditarik Jimin terkesiap mengetahui dirinya tengah digandeng oleh salah satu The Most Wanted SMA nya. Semua orang yang ada dilapangan basket hanya memperlihatkan tatapan yg sulit diartikan tang seakan berbicara,
'Are you crazy Mr. Park??'

Tbc



Hola hola hai cie abis baca biasnya wkwk. Btw ini FF pertama aku yang pasti nama castnya yang cewe pake nama tmn aku hehe. Hola Natasya author menyapamu😁. Jangan lupa buat vote, comment, and follow eh add ke library juga. Jangan sider ya guys. Hope you like it guys😍.

Regards,

Author❤

My Annoying Mr. ParkWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu