"Baiklah" Balas Ais yang menghela napas cukup panjang.
Setelah itu Ais menutup teleponnya.
*FLASHBACK END*
"Bagas" Panggil seorang pria yang melihat Bagas Hermawan Warrouw -ayah Ais- menundukkan kepalanya.
Ais menoleh ke sumber suara. Ais berjalan mendekati ayah yang di kursi roda. Menggenggam tangan ayah sambil memanggilnya.
"Ayah" Ucap Ais pelan.
Tidak ada respon.
"Ayah" Panggil Ais lagi. Tidak ada respon juga
Dan seketika mata Ais merasa panas karena air matanya menumpuk di pelupuk mata.
Daniel Pratama dan Wulandari Permatasari -orang tua Jo- serta Christian Gradnite Warrouw -adik Ais- menghampirinya. Menatap sang ayah yang terus menunduk, ketika dilepas kepalanya tertunduk kembali.
Tidak!
Chris memegang pergelangan tangan ayah, dan. Tidak terasa apapun. Lalu beralih ke leher ayah. Tetap sama.
Tidak mungkin!
"Ayah kenapa Chris? Kenapa ayah gak bangun? Padahal aku cantik untuk ayah" Ucap Ais sedikit terbata-bata.
"Kakak harus tegar ya. Ayah menyusul bunda" Jawab Chris yang pelan.
Ais terduduk di depan ayah dengan lemas. Kekuatan kakinya yang memakai heels seketika hilang. Bahkan sepertinya riasan di wajahnya sudah hancur.
"Gak kan? Ayah janji akan disini sampai selesai. D-dan bahkan aku sama ayah belum foto bersama" Ais tidak terima.
"Kakak tapi ayah udah menyusul bunda" Ucap Chris yang mencoba menjelaskan, walaupun dirinya sama juga terpukul. Akan tetapi demi kak Ais, kesayangannya dan ayah Chris harus menahannya.
Ais mulai berdiri dengan kekuatan terakhirnya, menggoyangkan tubuh sang ayah yang tidak merespon.
"Ayah" Lirih Ais.
Seketika tangis Ais pecah, di atas altar. Di hadapan banyak orang dan beberapa kamera.
Bahkan para tamu undangan yang melihatnya merasa sedih, disaat hari paling bahagia. Orang yang sangat berarti harus pergi saat itu juga. Hampir semua tamu undangan menetaskan air matanya melihat itu.
Jo berjalan mendekati Chris, menepuk pundak Chris. Dan Chris langsung menjatuhkan kepalanya di bahu Jo. Jo yakin Chris menangis untuk kepergian sang ayah dan Ais seperti ini.
"Kenapa harus saat ini ayah pergi?" Tanya Chris yang cukup terdengar Jo.
Jo menepuk punggung Chris perlahan.
"Permintaan Ais dari ayah cuma foto bersama diatas altar. Tapi ayah menolaknya. Jika alasannya karena kondisi ayah itu bukan suatu halangan untuk foto bersama" Lanjut Chris.
"Sepertinya ayah sudah merasakan firasat ini sebelumnya jadi ayah menolaknya" Jawab Jo.
"Harus banget seperti ini? Tanpa berpamitan?" Tanya Chris.
"Tenanglah" Itulah balasan Jo yang terus menepuk punggung Chris.
Chris mengangkat kepalanya, menghapus jejak air matanya.
"Kuatkan kak Ais untuk fakta ini, jangan sampai dia merasakan seperti kehilangan bunda" Ucap Chris.
Jo mendekati Ais yang terus menggoyangkan tubuh ayah lalu menarik pundak Ais.
"Lepas! Ayah akan bangun kalau aku yang membangunkan nya" Ucap Ais.
"Ayah udah pergi" Ucap Jo.
"Gak! Ayah tidur karena lelah" Jawab Ais yang terus memanggil ayah sambil menggoyangkannya.
Jo menarik tubuh Ais kepelukannya, sempat berontak Ais karena itu. Namun Jo menahannya, membiarkan Ais tidak terlihat semakin buruk di banyak kamera.
"Ayah!" Ais sangat pecah tangisannya, beruntungnya ia di pelukan Jo. Sehingga ketika Ais sangat kehilangan ia tidak terlalu menutupi kesedihannya yang sangat dalam.
Jo mengeratkan tangannya di lengan Ais, memberikan kekuatan untuk Ais. Jo melihat sekilas tangan Ais yang terkepal kuat dibawah.
"Ayah pasti ikut sedih kalau putrinya seperti ini. Tenanglah" Ucap Jo.
Namun bukannya sedikit mereda malah semakin membuat Ais merasa sedih.
"Cepat bawa ke rumah sakit, periksa total untuk ayah penyebabnya" Titah Jo kepada orang pekerjanya yang ikut naik ke atas altar.
Tamu undangan dipersilahkan untuk pulang karena alasan ini, dan mereka paham. Jo sudah menyuruh orang pekerjanya untuk tidak memberitakan tentang hal ini kepada para kamera yang datang atau bahkan ada statiun televisi yang turut hadir juga.
Setelah semuanya meninggalkan tempat ini. Wulan menghampiri Jo yang masih memeluk Ais.
"Aisyah, kamu harus kuat. Ayah gaakan suka kalau kamu sedih seperti ini" Ucap Wulan yang menepuk punggung Ais. Namun Ais diam, Jo melonggarkan pelukannya. Dan benar saja dugaan Jo, Ais pingsan.
"Oh tidak" Ucap Wulan yang semakin khawatir.
"Cepat bawa ke rumah sakit" Ucap Daniel
🌻🌻🌻
"Keluarga Ms. Warrouw!" Tanya dokter yang baru saja keluar dari ruang rawat Ais.
"Saya adiknya. Bagaimana keadaan kakak?" Ucap Chris lebih cepat dari Jo yang ingin menjawabnya.
"Apa dia seperti ini karena hal kemarin?" Tanya Brian Domanic.
Brian Domanic, merupakan seorang dokter yang tampan, baik, ramah terhadap pasien siapapun, dan juga merupakan dokter keluarga Mr. Warrouw. Bagas sendiri yang memintanya untuk menjadi dokter keluarga pribadi. Dengan alasan Bagas waktu itu.
"Karena saya yakin, keluarga saya akan selamat dengan anda"
"Tidak dok, dia begini karena ayah menyusul bunda" Jawab Chris.
"Astaga. Saya turut berdukacita untuk Mr. Warrouw. Sepertinya dia sangat terpukul untuk Mr. Warrouw, jangan sampai dia melakukan hal buruk setelah ini. Tapi tenang saja karena Ms. Warrouw saat ini sedang dalam pengaruh obat bius sehingga dia sedang tertidur" Jawab Brian yang tersenyum pada Chris.
"Syukurlah" Ucap Chris lega.
Brian melihat disamping Chris, ada seorang wanita muda, pria yang dingin, dan pria yang dengan khawatir atas ucapan Brian.
"Mohon maaf kalau boleh saya tahu. Mereka siapa ya?" Tanya Brian.
"Saya lupa mengenalkan pada dokter. Ini mama menantu kak Ais, sebelahnya suami kak Ais, dan satu lagi papa menantu ka Ais" Jawab Chris.
Brian sedikit terkejut dengan pria ditengah dengan baju putihnya yang sudah sangat kacau ini suami Ais? Pria dengan dingin?
"Aah iya, maafkan saya untuk itu, saya belum tahu. Saya sudah terbiasanya menjadi dokter di keluarga Mr. Warrouw. Nama saya Brian Domanic. Dokter pribadi keluarga Mr. Warrouw" Ucap Brian yang berjabat tangan dengan Wulan, Jo, dan Daniel.
"Maaf dok ingin bertanya. Maksudnya dokter tadi itu apa ya? 'Dia melakukan hal buruk setelah ini'?" Tanya Wulan yang penasaran.
Dokter Brian hanya tertawa kecil.
"Maaf saya hanya dokter pribadi keluarga Mr. Warrouw, tidak sepantasnya saya memberitahu hal ini. Karena disini masih ada adiknya yang bisa ditanya. Jika dia terbangun, segera panggil saya. Saya permisi" Ucap dokter Brian yang berjalan lurus dari ruang rawat Ais.
----------------------------------------------------------------------
Salam untuk pembaca✨
ESTÁS LEYENDO
A&J
Ficción General"Kamu adalah milik saya yang sudah resmi. Jadi apapun yang terjadi kamu tetap milik saya" Ais tertegun dengan ucapan Jo. ----------------------------------------------------------------------- Aisyah Geraldine Pratama & Jovan Pratama ...
Part •01•
Comenzar desde el principio
