HARI NYA AZKA LINKA

Start from the beginning
                                    

"Ehhhh, apanya yang berdebu. Udah cans gini kok. Pasti nanti gus ee kamu kesemsem deh" candanya.

"Mbak Sasa, jangan gitu lah" kini aku mulai menggrelembungkan pipi.

"Udah udah, ayokk sekarang turun yok"

--
Author Pov

Sementara itu dikediaman mempelai putra sejak subuh tadi sudah ada pembacaan Al-Qur'an.

Renacanya setelah khataman Al-Qur'an, akan dilanjutkam dengan pembacaan maulid Simtudduror.

Setelah itu, akad nikah gus Azka Maulana dan Linka Pradipta Gunawan.

Setelah acara akad itu, akan dilanjutkan lagi dengan acara haul akbar para sesepuh. Akan dibacakan manaqib dan ada beberapa ceramah dari para Kyai.

Umi Khadijah yang sejak kemarin sudah terlihat begitu antusias, kini mulai mengembangkan senyumnya melihat Azka yang sudah rapi memakai gamis putih polos dan dipdukan dengan sorban serta bunga melati yang melilit kepalanya.

Umi Khadijah menghampiri Azka.

"Le,, kamu ganteng banget sih"
"Inggih umi, Azka minta doa restunya ya Umi. Ridhoi langkah Azka hari ini ya Umi" kini Azka sudah mencium tangan umi nya. Setetrs air mata sudah lolos jatuh mengenai lantai putih itu

"Umi ridho le, Umi memberikan restu mu. Bismillahirrohamnirrohim....selalu niatkan ibadah karena Allah, ya le" setitik nasihat dari Umi Khadijah menggema dalam ingatan Azka

"Ingguh Umi, pangestunipun..."

"Iyah, abah juga merestuimu loh Azka" tiba-tiba Kyai Hanan muncul seraya tersenyum hingga nampak area mata yang semakin menyipit

"Abah....." Kali ini Azka menghampiri abahnya untuk meminta restu

"Azka mohon restu abah, semoga Azka bisa menjadi kepala keluarga yang baik seperti abah. Senantiasa menyayangi dan melindungi anak istri" azka mencium punggung tangan kyai Hanan

"Iyo le... Abah merestuimu. Ingat selalu apa yang kamu pelajari selama ini, dan kamu masih harus terus belajar"

"Inggih bah, pangestunipun..."

"Udah udah, bisa-bisa kita acara haru-haru an lagi loh...."

Tampak ketiga nya tertawa. Umi Khadijah menuju ruang tamu khsusus wanita. Ditempat ini nanti, Linka akan menunggu gus Azka mengucap ijab Kabul.

Sedangkan Abah Hanan dan gus Azka menuju ruang tamu untuk mengikuti acara pembacaan maulid simtudduror.

Pembacaaan maulid simtudduror berlangsung dengan khidmat. Sesekali gus Azka hendak menitikan air matanya.

Setelah selesai pembacaan maulid simtudduror, kini Azka diutus untuk segera maju melalukan prosesi akad nikah. Azka kini sudah duduk menjabat tangan papa Prakarsa Gunawan.

Dengan sekali tarikan nafas, Azka mengucapakan Qobiltu Nikakhaha Watazwijaha Alal Mahrir Madzkur

SAH

SAH

SAH

Kini Kyai Makmun yang berasal dari Tegal mengucap doa untuk pernikahan Azka dan Linka

Setelah doa selesai dipanjatkan, Azka dipersilahakan menemui Linka yang berada di ruang tamu khusus wanita.

LINKA Pov

SAH

SAH

SAH

Waddidawwww....mau nangissss...aku udah jadi istri orang aja ini. Gilsss gillls gillls.
Selepas doa dikumandangakan, kulihat Gus Azka. Ehh, sebenernya ini aju harus manggil apaan sih? Yaudah deh aku panggil gus aja, kalo doi gamau yaudah aku panggil agus aja. Hahahahahha...-- aku bermonolog dalam diri sendiri

Saat sedang asyik bermonolog dengan diri sendiri, tiba-tiba dia sudah berada di depan ku.

"Assalamu'alaikum.... Ya Haabibatiii" sapa nya seraya mengangkat tangan kanan nya ke arah ku.

Aku pun mendongak menatalnya sekilas sembari bertanya di dalam hati, mengenai si habibati itu. Perasaan nama ku Linka Pradipta Gunawan deh. Ngga ada Habibatinya.

Apa slaah orang yah.
Aku yang tak kunjung menerima tangan gus Azka itu langsunh dihadiahi tatapan mama sembari mengisyaratkan untuk menerima uluran tanagn itu.

Dengan masih diliputi rasa penasaran tentang habibati itu. Aku pun mencium punggung tanganya pelan. Saat itu juga, tangan sebelah kiri gus Azka menyentuh pucuk kepalaku sembari membisikkan doa.

Aku tau itu pasti doa pengantin, tadi sih umi juga menyerahkan secarik kertas untuk ku hafalkan sebentar saat gus Azka datang.
Setelah pembacaan doa itu. Kini dia mengecup singkat keningku.

Aku hanya melongo dengan perilakunya barusan. Hangat dan nyaman menyusup jiwa ini. Aku belum pernah menerima kecupan kening dari siapapun, kecuali papa ku yang super narsis dan kedua kakak ku yang menyebalkan itu.

Aku ingin tertawa dan meloncat, tapi kuurungkan. Aku takut merusak suasnaa haru seperti ini.

Tolong tahan yaaa Linkaaa... Kamu jangan bikin onar - guman ku dalam diri

Setelah itu, doi kembali lagi untuk meneruskan acara Haul. Aku pun begitu, sembari menerima beberapa ucapan selamat dari beberapa Bu Nyai dan santri. Aku emlihat satu orang yang sepertinya sejak tadi menunduk dan kulihat ujung jilbab nya basah.

Siapa kah itu.?

(Calon) Suami PilihanWhere stories live. Discover now