Nama

139 44 39
                                    

🎵: Some (Bolbbalgan4)

.
.
.



°•°•°•°

"Lilis," ucap gadis itu mengulas senyum manis.

"Jangan bosen temenan sama aku ya Kak."

Kedua sudut bibirku terangkat mengulas senyum padanya yang kini mengulurkan tangan, dengan cepat tanganku membalas uluran itu.

"Tentu, kenapa tidak."

"Awet ya kak, jangan kaya dia ngilang-ngilang."

Kami bertiga tertawa atas apa yang dia ucapkan, tak kusangka dia akan mengeluarkan kalimat sindiran untuk crushnya mungkin.

"Menurut gue, mending lo pakai bahasa sehari-hari lo aja biar gak kaku-kaku amat," sahut Jejey yang kini terlihat membenarkan duduknya pada salah satu kursi sembari bersandar nyaman.

Gadis itu mengangguk masih dengan senyum yang belum memudar dari wajahnya.

Anak itu terlihat ramah, rambut pendeknya yang berada hingga kepunggung anak itu terus bergerak ketika dia menggoyangkan kepalanya disaat tawa gadis itu terlontar begitu saja, ku pikir ini akan menimbulkan kesan manis untuk beberapa laki-laki yang melihatnya.

Kami berbincang cukup lama seolah kami semua sudah sangat lama dekat satu sama lain, tentu saja juga jangan lupakan aku dan Jejey yang kini memasukkan namanya didaftar ponsel milik kami.

Ya maksudku kami bertukar nomor.

Sifat gadis itu sebagai orang yang mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan membuatku bersama yang lain merasa waktu kian terasa lebih cepat berjalan, walau sebenarnya aku dengan Jejey baru saja mengenalnya.

Kurasa itulah yang kami lewati sebelum akhirnya terdapat panggilan masuk pada ponsel gadis itu. Dia bilang itu adalah panggilan dari kakaknya yang meminta dirinya untuk segera pulang sekarang.
Kami mengangguk mengerti dan membiarkannya pulang lebih dulu, kemudian disusul oleh kami bertiga pada beberapa menit setelahnya.

Pikirku kini ini semua akan terasa menyenangkan.

Aku melihat kearah jam dinding yang bertengger dikamarku, kulihat jam masih menunjukkan pukul 5 sore

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku melihat kearah jam dinding yang bertengger dikamarku, kulihat jam masih menunjukkan pukul 5 sore.
Jadi tak salah bukan kalau aku lebih memutuskan untuk menghabiskan waktuku diluar sebentar?

Otak dan diriku butuh istirahat.

Kupoleskan liptint tipis pada bibir pinkku, lalu beranjak mengambil sepasang sepatu putih yang berada didalam rak sepatu didekat pintu keluar.

Like a Destiny [HIAT]Where stories live. Discover now