14

923 58 1
                                    

Kebetulan pagi ini Freeclass,Momen yang paling di gemari oleh para murid kecuali Marsel.Marsel menganggap Freeclass hanya membuang-buang waktunya ,kenapa tidak di liburkan saja sekalian?.

Dan ya,Freeclass ini di perburuk dengan kedatangan Sesil yang terus duduk dihadapannya.Rasanya Marsel ingin menenggelamkan siswi ini ke sungai Amazon.

"Marsel" panggil Sesil dengan nada manja khasnya.

Marsel tak bergeming dan terus menatap ke luar jendela.

"Marsel" panggil Sesil untuk kesekian kalinya.dan untuk kesekian kalinya juga Marsel diam tak bergeming.

"Emang pemandangan diluar lebih menarik ya dari pada Sesil?" Tanya gadis itu kesal.

"Hmm" gumam Marsel yang menambah tekukan di wajah Sesil.

"Marsel...Sesil mau cerita nih,terserah Marsel mau nanggepin atau enggak yang penting Marsel pasti denger. Jadi gini Sesil ini kan di nilai oleh banyak orang sebagai anak manja,padahal Sesil gak terlalu manja dan Sesil sedih kalau di cap manja.Sesil juga kesel sama mommy yang terlalu overprotektif sama Sesil,semua di batasi,makan,temen,cinta,fashion,semuanya di atur sama mommy" ucap Sesil.

"Marsel tau gak?gara-gara itu Sesil selalu takut akan segala sesuatu,Sesil takut salah mengambil langkah.Dimana pun berada Sesil ngerasa gak pernah bebas,kalau pergi keluar Sesil takut ketemu orang jahat,di rumah Sesil males sama Mommy,di sekolah Sesil takut ......." Ucapan itu terputus.

"Apa?" Suara barithon itu terdengar ,walaupun Marsel tak menatapnya ,Sesil senang ternyata Marsel memang mendengarkan ceritanya.

"Sesil takut sama seseorang yang seharusnya melindungi dan menyayangi Sesil" ucap Sesil dengan sendu.

"Bahkan gara-gara dia siswa siswi di sini takut berteman dengan Sesil,dia selalu mengancam dan kasar" tanpa sadar air mata tumpah dari kelopak matanya dan tangan hangat seseoranglah yang menghapusnya.Sesil terpaku,ia tidak percaya siapa yang melakukannya dan kini tengah menatapnya.

"Don't cry,I don't like it" ucap Marsel yang tak sadar nadanya mulai melembut.

"Kenapa sih?kenapa banyak banget orang yang gak bisa biarin Sesil bebas?kenapa mereka terus ngelukain mental Sesil?hikss emangnya Sesil salah apa sih?" Ucap Sesil yang mulai terisak. Dan untungnya di kelas ini hanya ada mereka berdua,yang lain sedang makan di kantin.

Marsel memegang dagu Sesil dan membuat wajah Sesil lurus menghadapnya.

"Look at me!Don't ask why people keep hurting you. Ask yourself why you are allowing it to happen" ucap Marsel yang membuat Sesil termenung.Mata biru tua Marsel yang biasa terlihat dingin justru kini membuat Sesil merasa nyaman karena aura ketenangannya.

"Don't lose yourself. It's good to follow leaders or your mom, but it's even better to become one" lanjut Marsel.

"Tapi kalau Sesil gak nurut ,nanti orang-orang jadi gak suka sama Sesil" ucap Sesil.

"Be yourself. People don't have to like you, but you don't have to care." Ucap Marsel.

"What others think about you is not important. What you think about yourself means everything" ucapnya lagi. Sesil tersenyum,hatinya saat ini begitu tenang.Ia juga tak menyangka Marsel yang dingin mempunyai banyak nasihat bijak yang dapat mempengaruhi pikirannya,ahh lebih tepatnya membuka luas sudut pandangnya.

"Terima kasih Sel,terima kasih banyak" ucap Sesil tulus.

"Ya,dan kau tidak perlu khawatir,aku akan tutup mulut tentang ceritamu" ucap Marsel dengan ya style bicaranya lagi,dingin dan datar. Sesil terkekeh karena pria berkepribadian ganda itu.

WE ARE DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang