Dua Puluh Dua

482 23 0
                                    

AKIRA'S POV

Seperti seharusnya, aku masuk kelas dan belajar dengan santri lainnya. Ketika sedang tidak ada guru di kelas, warga kelasku membentuk forum gibah. Aku benci sifat wanita yg ini. Apalagi, yg mereka bicarakan adalah aku. Sialan.

"Iya tuh, pacarnya cemburu sama Kak Gaza, makanya Kak Gaza dipukulin. Kasihan banget Kak Gaza, mending sama aku," ucap salah satu dari mereka.

"Ya pasti gak terima lah. Kan si cowok udah merawanin yg cewek. Gak ikhlas lah, kalo kehilangan ceweknya, ntar gak bisa minta jatah, hahaha" balas yg lainnya lalu mereka tertawa.

Jangan ditanya bagaimana perasaanku sekarang. Telingaku rasanya panas sekali. Kalo tidak tau tempat, meja ini pasti sudah mendarat di kepala mereka.

Setelah kejadian kemarin, kami jadi tenar di sekolah. Sebelumnya aku sudah tenar, pas Yudha pindah ke sini semakin tenar, tetapi, sekarang kami jadi sorotan seluruh civitas pesantren. Bahkan, kemarin aku sempat dipanggil oleh Kepala Pesantren untuk menjadi saksi perkara Yudha dan Gaza.

Yudha, aku dan Gaza belum berbicara sejak kejadian kemarin. Ini sudah beberapa hari. Tapi, ketegangan diantara kami masih terasa. Ketika Gaza mengajar di kelasku, dia gak mau kontak mata denganku seperti biasanya.

Yudha lebih parah. Kami tidak pernah bertemu selain saat dipanggil kepala sekolah kemarin. Yg biasanya dia selalu nyamperin aku, sekarang sudah beda. Gak ada lagi dia tiba-tiba ke perpustakaan cuma buat ketemu aku, gak ada lagi dia ngajak aku buat ketemu Raska supaya bisa berduaan. Gak ada.

Sial, kenapa hubungan harus sesakit ini?

*****

AUTHOR'S POV

Hari jum'at biasanya adalah hari yg bahagia untuk Kira dan Yudha. Karena, mereka bisa berduaan. Tetapi, jum'at ini begitu berbeda. Mereka sedang tidak baik-baik saja.

Geng mereka datang menjenguk, sekaligus melaporkan apa-apa saja yg terjadi selama dua minggu terakhir. Ini karena geng mereka tidak datang minggu kemarin.

Interaksi mereka dengan geng sama seperti biasanya. Namun ada sedikit perbedaan. Yudha yg biasanya akan memposisikan diri duduk di samping Salsa, kini menyempil duduk disamping Rey dan Abdi. Kira duduk disebelah Joni. Selain itu, Yudha dan Kira tidak saling kontak mata, tidak saling membalas ucapan, pokoknya tidak ada interaksi antar mereka berdua.

Abdi yg menyadari gelagat aneh dari mereka berdua pun angkat bicara, "Lu berdua lagi kenapa, sih?" tanya Abdi, "Kok jauh-jauhan gini,"

Mendengar ucapan Abdi, Yudha dan Kira gelagapan mencari alasan apa yg akan mereka pakai agar anak geng tidak curiga. Mereka sama-sama tidak mau geng mereka terkena dampak pertengkaran mereka.

"Lah, pada diem. Ada apa-apa nih, pasti," ucap Abdi lagi, seluruh masyarakat geng mengangguk setuju dan beberapa lainnya menyenggol-nyenggol Yudha, memaksa agar ia memberi jawaban.

"Gak kenapa-napa. Gue kangen Joni, makanya duduk di sini," ucap Kira setelah berpikir keras.

Yudha pun tak tinggal diam, "Nah, iya, bener tuh," ucapnya meyakinkan.

Abdi dan anggota geng yg lain tidak sebodoh itu. Mereka tau apa yg sedang terjadi sebenarnya. Terlihat sekali dari gesture mereka berdua kalau ada sesuatu yg telah terjadi.

"Kalian berantem?" bisik Joni kepada Kira.

Kira menggeleng, lalu tersenyum. Tapi, Joni bisa merasakan kesedihan di dalam senyuman Kira. "Cerita sama gua, Ra. Kayak gua siapa aja, sih," ucap Joni berharap agar Kira mau cerita.

RELATIONSICK ✔ (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang