Sebelas

686 29 0
                                    

AUTHOR'S POV

Menjadi santri masih merupakan beban yg berat untuk Kira. Kira masih tak nyaman dengan kehidupan pondok. Dia rindu tawuran, main dengan anak-anak geng-nya, dia rindu semua kenakalan yg dia lakukan.

Di sini, Kira seperti diborgol tanpa diberi makan, bikin lemas tak ada tenaga. Panglima Perang SMA 48 dikurung di penjara suci, dipaksa melupakan kebuasannya. Ini akan jadi masa sulit dalam hidup Kira. Kabar buruknya, semua orang di sekolah masih tidak suka dengan dirinya. Kecuali, Imah dan Gaza. Cuma mereka berdua yg mau mengobrol santai dengan Kira.

"Setelah ini, saya ingin bicara dengan kamu." ucap Gaza setelah Kira tak bisa menjawab pertanyaan yg ia ajukan.

"Oke."

Kegiatan belajar pun kembali berlangsung dengan normal.

"Ada yg mau bertanya?"

"Tidak ada, Kak," serempak isi kelas menjawab.

"Baiklah, silahkan istirahat." ucap Gaza mempersilahkan para santri untuk keluar kelas, "Salsa, kita perlu bicara."

Kira datang ke meja guru, ia menarik kursi terdekat untuk ia duduki.

"Ada apa?"

"Gimana, sudah mulai nyaman sama pondok?"

Kira menggeleng mantap.

"Saya tau memang berat beradaptasi dari kehidupan yg sebelumnya ke kehidupan di pondok, tapi..."

"Udahlah.. Jangan ngomong ini itu, lu gak ngerti gue." potong Kira.

"Saya sedang mencoba untuk mengerti kamu,"

"Apa yg akan dimengerti orang yg selama hidupnya taat agama tentang kehidupan gue?"

"Saya memang belum kenal kamu. Tapi, saya cukup mengerti bagaimana perasaan kamu tentang pondok," ucap Gaza, "Saya mau bantu kamu,"

Kira mengehela napas kasar, "Gue gak percaya sama lu," katanya.

"Kenapa?"

Tentu saja Kira tak mudah mempercayai orang yg ia temui di pondok ini. Karena, lagi-lagi, sebagian besar dari mereka akan langsung men-jugde Kira karena masa lalunya. Santri biasa saja seperti itu, apalagi orang yg sudah lulus dan menjadi pengajar di pondok pesantren ini?

"Gue gak tau kenapa lu kayak gini ke gue, Kak. Yg pasti, itu karena lu belum kenal gue. Kalau lu udah tau gimana gue, gue yakin, lu pasti ninggalin gue." oceh Kira panjang lebar.

Tentang cara bicara Kira dengan Gaza, Kira merasa tak perlu sopan dengan dia, toh perbedaan umur mereka masih tak terlalu jauh.

"Saya peduli sama kamu. Saya juga gak tau apa alasannya. Saya cuma, pengen bantu kamu." balas Gaza.

"Tapi gue gak butuh kepedulian lu." ucap Kira lalu bangkit dari posisinya, bersiap untuk pergi.

"Assalamualaikum." ucap Gaza tapi tak dibalas oleh Kira, Kira langsung melengos keluar kelas.

*****

Kira memutuskan bolos matapelajaran selanjutnya, dia masih malas masuk kelas karena pembicaraannya tadi dengan Gaza.

Kenapa sih, Gaza itu? Tanpa aba-aba menawarkan kepedulian pada Kira. Jelas Kira bingung apa tujuan dia sebenarnya.

Kira bukannya tak mau menerima sikap baik orang lain, hanya saja, Kira sudah cukup dengan orang-orang di sini yg menjelek-jelekkan dia karena masa lalunya. Kira tak mau berurusan dengan orang lain, apalagi guru.

RELATIONSICK ✔ (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang