Duapuluh Empat

4.3K 448 34
                                    

Nih double up nih.. 😁😁😁

.

☘☘☘

"Mata kamu kenapa?"

Aku menyeduh kopi low sugarku dalam diam. Kami baru saja usai makan malam saat ini.

"Qorina.."

Jadi segitu aja cinta Abang sama aku? Cih!

"Koq diam.."

Aku menoleh ke arahnya lalu tersenyum sedikit saja. Malas.

"Hey.. kamu kenapa? Sakit?"

Aku menggeleng kecil.

Ini makan siang kami yang tertunda gegara serbuannya tafi siang.

"Sayaang.. kenapa sih?"

Tumben. Dia jadi cerewet gitu..

Tiba tiba dia berpindah duduknya dan duduk disampingku. Tangannya meraih bahuku untuk berhadapan dengannya.

"Kamu kenapa diam saja?"

Mata kami akhirnya saling menatap satu sama lain. Tak kuasa menahan sedihku, akhirnya aku kembali menangis dihadapannya.

Bang Zav langsung saja merangkulku erat. Tangannya mengelus punggungku dengan lembut.

"Kamu sakit?"

Hiks.. sakit atii tahuu!

"Atau kenapa? Saya ada salah?"

Itu tahu! Hiks hikss

"Qorinaa.."

Bibirku mencebik kesal. Bukannya udah mulai panggil aku sayang?

Eh tapi aku masih kesel dan sedih sama orang ini. Dalam mimpi aja yang dipikirannya cuma Bella bello itu. Hiks hikss..

"Kamu kenapa sih? Ngambek? Kenapa?"

Tangan Bang Zav mengelus pipiku perlahan

"Sayaang..."

"Hwaaaa.. hwaaaa..."

Tak tahan lagi, akhirnya aku memukuli dada suamiku ini dengan kesal.

"Abang jahaaat.. jahaaat... hiks hiksss..."

Bang Zav hampir saja terjengkang dari kursinya kalau saja dia gak segera memposisikan dirinya.

"Qorinaa.. kamu kenapa?"

Aku terus saja memukuli dadanya dengan kesal. Melampiaskan kekecewaanku dan kesedihanku kepadanya.

Serta merta Bang Zav merangkulku erat dan mencoba menenangkanku. Tangannya memeluk erat pinggangku dan mengelus rambutku untuk meredakan tangisku.

Lelah menangis, aku akhirnya mendusel dusel kaosnya dan membuang ingusku di kaosku.

Srott sroooott srooottt

"QORINA!..."

Aku tertawa lebar lalu menghardiknya sebal.

"Cuma buang ingus.."

Mata bang Zav menatapku horor

"Kamu kenapa?"

"Abang tuh kenapa.."

Dia memicingkan matanya lalu mencoba menempelkan tangannya ke dahiku

"Gak panas.."

"Abaaaanggg!!!!" Teriakku kesal.

Bibir bang Zav berkedut menahan geli

"Kamu kenapa sih? Moody banget.."

Cih.. kayak dirinya enggak aja

When Love is Blind (END)Where stories live. Discover now