Satu

7.8K 520 18
                                    

Sosok tinggi tegap itu baru saja datang dan langsung memberikanku berkas yang baru saja dia tandatangani. Tapi aku melihat wajahnya tampak kuyu dengan mata yang memerah.

"Bang Zaza.. sakit?" Tanyaku takut takut, menatap wajahnya yang pucat.

"Saya bukan Zaza!" matanya mendelik dingin ke arahku.

"Trus non harus panggil apa dong Bang.. masa Bapak? Gak pantes lah.. "

"Itu lebih baik.."

Mataku membola seketika. Ini orang lahir diplanet mana sih? Irit ngomong! Miskin reaksi! Cuma bisa ya. Tidak. Trus diemm aja kayak patung. Aaggrhh.. gimana mo pedekate coba??

"Non beliin obat dulu ya bentar. Bang Zaza sakit apaan? Jangan bilang malarindu lhoo sama Non.. gak enak.. malarindu itu berat kalau kata Dylan bang.."

Mata elang itu kembali menatapku tajam dengan dengusan kasar yang keluar dari mulutnya yang seksi.. oowwwhhh sekssiiihh..

"Tidak perlu!"

"Abang ish.. Non kan gak pengen abang sakit lhoo.." mataku langsung mengerjap genit ke arahnya. Mencoba melumerkan wajahnya yang kaku kayak kanebo kurang aer kalau kata si kubin

Dan lagi lagi mata itu membola ke atas dengan kesal.

"Diaaaamm!!"

Ya ampun.. niat baik aku koq diabaikan gitu aja?? Sakit atikuu bang ...

Mentang mentang aku gendats kek kaleng krupuk gitu?

Gak dianggep apa apa?

Dipandang sebelah matapun kagak?

Iyee??

Hiks hiks hikss

Hiks hiks hiksss...

🌺🌺🌺

Kelean bisa nebak ini kisah siapa? 🤣🤣🤣




When Love is Blind (END)Where stories live. Discover now