Dua

7.2K 464 18
                                    

Aku baru saja mendarat di garasi rumahnya si kubin, ketika tiba tiba terdengar suara teriakan dari dalam rumahnya. Bergegas aku berlari menuju sumber suara didalam sana.

Baru saja tiba diteras aku sudah terpana dengan pemandangan didalam sana. Duhh.. ampunn dah, tercemar sudah mata perawan kampung bahenol ini.

Bayangin deh.. bapak kanebo itu lagi asyik gelitikan sama istrinya yang tengah hamil muda dengan bibir saling bertaut satu sama lain.

"Elaah.. ciuman aja pake tereak tereak.. dasar pada ganjen semuanya.." teriakku nyolot. Cemburu dan iri sebenarnya. Ishh..

Langsung saja 2 pasang mata itu menoleh ke arahku dan kontan melepaskan tautan bibir mereka.

"Haii Bombomm.. masuk sini.. dah gw tungguin rujaknya.. " ku lihat Kubin berteriak seraya melambaikan tangannya.

Aku lalu bergegas menghampiri mereka yang masih saja berpelukan tapi sudah tak seerat tadi.

"Nasib jones gini amat yaak.. loe kelewatan Bin.. ciuman dikamar kek.." rungutku seraya memberikan bungkusan rujak pesenannya.

Ku lihat suaminya si kubin mendengus tak suka dan memasang tampang datarnya. Herannya walo datar gitu koq ganteng pake banget sih yak??

"Hhheeeyy.. laki gw itu.. melotot aja loee!"

Upss.. aku langsung tersentak dan tertawa kecil.

"Ongkosnya Bin.. gw mo langsung ke Pasar Senen cari buku loakan komik. Skalian deh sama uang bukunyee.. hehehee.."

Kubin hanya mencebik lalu meminta suaminya memberi uang ongkos.

Mas Atha langsung melepaskan pelukannya lalu mengambil dompet di saku belakang celananya.

Aku langsung melotot terpana ketika dia mengacungkan lima lembar uang merah favoritku. Iyyuhh.. lima lembar??

"Kenapa? Kurang?"

Dia mengernyit heran melihatku bengong begitu. Padahal aku bengong bukan karena kurang, tapi takjub aja lihat dia semudah itu kasih aku duit banyak banget.

Tak lama ia mengambil lagi uang didompetnya dan kini mengangsurkanku uang merah sebanyak 10 lembar pemirsa.

Bergegas aku langsung menyambarnya dengan mulut tersenyum gembira.

"Makasih Oom Mas Atha.. Biinn.. sering sering yee loe pesen rujak ma gw.. "

"Mahal bangett entu rujak buatan loe .. baru deh gw liat rujak semehong dan seeksklusif itu.. satu jeti gak kebanyakan Mas?"

Laki laki itu lalu tersenyum dan kembali tangannya memeluk pinggang sohibku itu. Mata keduanya lalu bertemu dan menatap dengan mesra satu sama lain. Duhh, makin blingsatan aja deh hatikuhh..

"Buat kamu apa sih yang enggak sayang?"

Perutku mendadak mules melihat kemesraan dua mahluk ganjen itu.

"Gw langsung balik Bin. Gak tahan gw lihat adegan 17 plus plus secara gw masih belom lulus SD.. assalaamu'alaikum..."

Bergegas aku berbalik dan berjalan kembali menuju motorku si yellow pingkih. Kuatir melihat adegan gak pantes buat perawan, mendingan kabur duluan kan? Tokh duit udah ditangan.

Aku bersiul siul gembira keluar dari rumah Bibin seraya memasukkan uang 1 jutanya ke dalam tas sling bagku.

Si kubin tadi pagi ngidam Rujak serut buatanku dan aku disuruh nganter langsung kerumahnya. Demi calon ponakan, aku langsung saja menyanggupinya.

Ngomong ngomong, harga rujak dan ongkosnya ajib banget inih. Bisa dapet 10 lembar si merah kan asik beuttt ya. Andaikan punya konsumen kayak gini aja tiap hari 1, bisa jadi jutawan dalam tempo singkat.

When Love is Blind (END)Where stories live. Discover now