#11 ─ "Answer."

Start from the beginning
                                        

"Hey." Sapa pria yang ada di belakang Wonwoo.

"Mingyu?" Sosok yang lebih tinggi itu tersenyum dan merangkul Wonwoo erat dengan cengiran tampan yang masih terpatri diwajahnya.

"Mau bertaruh." Wonwoo mendengus duluan, ia benci jika harus bertaruh sesuatu terlebih dengan Mimgyu.

"Tidak mau, kau selalu curang."

"Eyy, kau tidak asik." Mingyu masih menyampirkan lengannya di bahu lebar Wonwoo. Merangkul erat hingga membuat sang empu merasa risih.

"Mingyu, aku tidak mau kita masuk ruang komandan. Jadi lepaskan ini." Wonwoo berusaha menyingkirkan lengan Mingyu yang masih bertengger di sana. "Aku harus pergi ke dapur umum sebelum Kyungsoo hyung memarahiku!" Mingyu kembali terkekeh dengan ucapan polos Wonwoo. Kemudian ia melangkahkan dirinya di depan Wonwoo dan berbalik sebentar ke arah pemuda manis; menghentikan langkah Wonwoo.

"Minggir."

"Tidak mau." Mingyu masih menggoda Wonwoo dengan wajah menyebalkannya. "Mau makan bersama tidak?" Ajaknya.

"Kau tahu aku adalah anggota dapur umum. Aku makan setelah kalian semua makan. Jadi jawabannya tidak bisa." Jawab Wonwoo ketus.

"Baiklah kalau begitu, sampai jumpa di jam bebas." Tangan kiri Mingyu terulur untuk mengusak surai Wonwoo gemas sebelum menyingkirkan badan besarnya dan berlari kencang sambil menenteng ransel besar dipunggung. Mingyu juga memberi kerlingan genit dari kejauhan. Dan Wonwoo bisa melihat itu.

"Kenapa semua orang suka merusak tatanan rambutku!" Dumal Wonwoo kesal. "Dan apa-apaan itu? Kenapa harus mengedip seperti itu! Astaga Mingyu!" Wonwoo menghentak kesal selama perjalanannya menuju asrama. Perasaan dongkol masih tersimpan apik dibenaknya. Wonwoo tidak membenci Mingyu, ia hanya membenci dirinya sendiri yang tidak bisa tenang setelah mendapat perlakuan random dari pria yang lebih tinggi. Ia seperti tak punya pertahanan diri yang berarti untuk menolak kuasa Mingyu. Diam dan menerima menjadi langkah terdepan yang selama ini ia lakukan.

"Wonwoo!" Itu Jeonghan, ia sepertinya baru selesai membersihkan diri. Dilihat dari rambut basah dan kaos putih yang sedikit menerawang.

"Hai hyung." Wonwoo meletakkan ranselnya dan duduk dipinggiran ranjang.

"Kau datang bersama Mingyu?" Wonwoo menggeleng cepat sebagai jawaban menolak. "Oh, aku pikir kalian datang bersama. Mingyu baru saja keluar." Wonwoo mengendikkan bahunya. Sedang malas memikirkan tentang Mingyu.

"Hyung, aku pergi ke dapur umum dulu. Sampai jumpa di sana." Jeonghan mengangguk mengiyakan. Kemudian Wonwoo melangkah keluar untuk menuju dapur umum. Rasanya seperti lama sekali tak memegang peralatan dapur.

"Wonwoo-ya kau sudah kembali." Sapa Kyungsoo, Wonwoo mengangguk.

"Bisa minta tolong? Junho lagi-lagi membuat kekacauan. Aku harap kau mau menggantikannya dibagian sup."

"Junho? Lagi?" Wonwoo tak habis pikir dengan pria ceroboh macam Junho. Bisa-bisanya Wonwoo harus berbagi tugas dengan pria malas yang selalu membuat kekacauan. Kalau mengingat wajah menyebalkan Junho, rasanya ia ingin melemparkan panci saja ke wajah pria itu.

"Baiklah aku bertugas bagian sup." Wonwoo melangkah cepat menuju area pembuatan sup. Dengan cekatan itu membantu menata distribusi yang akan diserahkan pada bagian depan. Mengingat waktunya kurang dari tiga puluh menit, tentu membuat Wonwoo harus bekerja ekstra.

Selama berkutat dengan ruangan ini, peluh tak dapat dihindari. Panasnya api menyatu dengan ruangan dengan minim udara. Wonwoo rasanya ingin pingsan saja kalau tak mengingat banyak prajurit kelaparan yang harus ia layani.

Conscript | MinwonWhere stories live. Discover now