#3 ─ "Too Bad To Be Truth."

11.6K 1.2K 125
                                        

Hari ini adalah pelayanan pertama Wonwoo sebagai asisten dapur. Dipandu oleh Kyungsoo yang merupakan koki dapur senior. Wonwoo dengan cepat mempelajari semua materi yang di berikan oleh Kyungsoo. Bahkan pelayanan dapur sebenarnya pelayanan terberat; kau harus menyiapkan makan untuk 3x per hari dan belum lagi latian fisik dan materi setelah pelayanan selesai.

"Wonwoo tolong gantikan Junho di depan, aku akan mengurus disini." Pinta Kyungsoo yang langsung di laksanakan oleh Wonwoo. Ia langsung bergegas ke bagian depan, menggantikan posisi Junho di bagian dessert.

"Wah, kau baru?" Wonwoo hanya tersenyum simpul sambil menaruhkan potongan buah yang di tata cantik di cup kecil.

"Sepertinya aku akan tambah semangat." Balas yang di belakangnya, Wonwoo hanya mampu tersenyum dan melupakan kerisihan yang sebenarnya menganggu. Kalau kau tanya mengapa, itu karena Wonwoo sangat manis. Percayalah, ia bahkan lebih manis dari sirup maple.

"Bisakah kau memberiku dua?"

"Tidak bisa ka─" Wonwoo terkejut, ia masih ingat bahkan memorinya sangat kuat untuk masih mengingat kejadian itu. Pria yang ada di depannya ini adalah pria yang kemarin ia lihat di kamar mandi. Benar, Wonwoo tidak salah lihat.

"Tidak bisa ya?" Wonwoo hanya menggeleng sambil membulatkan matanya, merasa benar-benar risih dengan pria yang ada di depannya ini. Perasaan geli, takut dan aneh menjadi satu.

"Mingyu cepatlah!" Pria itu kemudian mengambil satu dessert dan bergegas menuju meja di ujung ruang. Mata Wonwoo masih memperhatikan jalannya Mingyu, dimana pria itu mendudukan diri dan gotcha. Mereka berdua ─yang Wonwoo lihat di kamar mandi─ sedang duduk berdua di meja kosong ujung ruang. Wonwoo benar-benar tak menyangka adanya cinta semacam itu.

***

Selepas semua kegiatan melelahkan di lewati, dan beberapa latihan fisik awal yang sangat membuat pundak dan kaki kram, kini waktunya mereka mempunyai jam bebas. Namun tidak dengan pelayanan dapur, mereka masih sibuk setelah menyiapkan makam malam.

"Wonwoo bisakah kau ambil beberapa bahan di gudang belakang? Pundakku rasanya mati rasa dan kakiku sangat kaku untuk berjalan. Kau bisa gunakan troli dorong itu untuk membawanya. Ini daftar yang harus kau ambil." Junho menyerahkan note sebesar A4 untuk Wonwoo.

"Baik. Istirahatlah, Junho-ssi."

"Terima kasih." Dan Wonwoo mengambil alih troli yang sebelumnya di pegang oleh Junho.

Letak gudang penyimpanan makanan terletak jauh di belakang, membuat Wonwoo harus menghabiskan setengah jam bebasnya untuk berjalan dan mengambil bahan untuk besok. Sebenarnya ini bahan yang kurang, karena di gudang depan sudah ada beberapa.

Setelah 7 menit berjalan, Wonwoo sampai di gudang itu. Lampu disana tampak remang di luar, karena memang letak basecamp ini jauh dari sudut kota dan waktu juga sudah menujukkan pukul 7 malam.

Belum sempat Wonwoo membuka pintunya, ia kembali mendengar suara aneh. Seperti suara tempo hari yang ia dengar.

Benar, kejadian kamar mandi.

Wonwoo menggeleng tak percaya, tidak mungkin mereka melakukannya di tempat gudang penyimpanan makanan.

"Tidak mungkin." Dengan rasa penasaran yang membuncah, Wonwoo meninggalkan trolinya di depan dan masuk seorang diri mengendap di gudang itu. Langkahnya pelan mengikuti sumber suara yang semakin ia melangkah, semakin terdengar jelas pula suara itu.

"aah.."

Wonwoo merinding mendengar suara itu kalau boleh jujur, masih tabu dengan hal semacam cinta yang baru-baru ini di dukung oleh banyak pihak.

Dan tibalah Wonwoo di ujung gudang, di tempat penyimpanan kardus bekas sisa pembongkaran bahan. Disana, ia melihat dengan cahaya remang. Dua pria bergumul dengan keringat yang membasahi seluruh tubuhnya. Dengan seragam yang sudah tergeletak di lantai dan bercinta di atas alas matras. Wonwoo bisa melihat itu dengan jelas dari kacamatanya.

Memastikan sekali lagi, bahwa benar dua pria yang bergumul itu adalah pria yang meminta dua dessert dan satunya yang ia lihat di meja saat sarapan.

Wonwoo akhirnya memilih mundur dan kembali, dengan langkah pelan dan hati-hati akhirnya ia bisa keluar dari gudang belakang. Langsung bergegas mengambil semua bahan yang di perlukan lalu keluar dengan selamat.

Pusing rasanya setelah melihat adegan dewasa dengan mata kepalanya sendiri.

Ia berjalan dengan kaki sendiri bergetar dan tangan yang dingin, takut sekali. Dan setelah mengantar bahan untuk ia taruh di gudang depan, Wonwoo memilih untuk langsung menuju mess dan mengistirahatkan dirinya sebentar.

"Oh Wonwoo kau baru datang? Darimana?" Tanya Jeonghan yang sudah berganti setelan celana training dan atasan kaos hitam.

"Aku mengambil bahan tadi." Jeonghan mengangguk mengerti. "Kau tidak ganti baju?" Wonwoo mengambil pakaiannya untuk ganti dan bergegas untuk keluar, namun di tahan oleh Jeonghan.

"Hey kemana?"

"Mau ke kamar mandi."

"Kenapa tidak ganti disini? Kan sama saja." Wonwoo melihat sekitar, belum semua penghuni ada di sini, dan sebenarnya juga tak ada masalah saat kau seorang pria dan berganti di ruang pria.

"Tapi hyung, aku mau mandi juga." Jeonghan memanggutkan kepalanya dan menyuruh Wonwoo menggunakan kamar mandi atas saja karena biasanya sepi. Kalau pakai yang bawah pasti masih ramai untuk jam ini.

"Terima kasih Jeonghan hyung." Wonwoo dengan tas kecil di tangannya dan pakaian ganti langsung melesak ke kamar mandi atas, dan benar kata Jeonghan. Kamar mandi ini bahkan sepi, sepertinya para tentara malas sekali kalau harus melangkah keatas karena akan membuat pegal lagi dan lagi.

Kamar mandinya terbuka dan terdapat 4 bilik yang tersedia untuk ganti dan 4 bilik untuk keperluan lainnya. Shower terletak di tengah dan memang benar, tempatnya sangat luas.

Wonwoo meletakkan tas kecilnya dan melepas seragamnya, menyisahkan boxer hitam pendek. Ia menyalakan airnya dan mandi dengan damai. Wonwoo sangat suka dengan air, bahkan saat sedang mandi seperti ini pasti pikirannya melayang kemana-mana untuk berimajinasi.

Knock.

Wonwoo mendengar suara ketukan pintu yang disusul derit pintu yang terbuka, sepertinya seseorang akan menggunakannya juga. Wonwoo buru-buru menyelesaikan mandinya dan pergi ke bilik ganti.

Saat akan pergi ke bilik ganti Wonwoo langsung dikejutkan dengan kehadiran pria dua dessert yang sebenarnya memiliki nama Kim Mingyu di nametag seragamnya.

"Ah kau," Sapa Mingyu manis lalu berjalan melewati Wonwoo untuk kearah shower.

Wonwoo langsung masuk ke bilik ganti, dengan secepat kilat ia memakai pakaiannya. Namun sial, pakaian gantinya tertinggal bersama dengan tas kecilnya. Mau tak mau ia harus kembali dan mengambil.

"Semangat Wonwoo, kau akan baik-baik saja."

Akhirnya Wonwoo memberanikan diri untuk mengambil barangnya, dengan langkah tegap dan wajah dingin, ia berjalan menuju shower.

"Sial!" Kim Mingyu tidak memakai sehelai benang pun saat ini, dan itu membuat Wonwoo terkejut.

"Tenang! Ia juga sama sepertimu, Wonwoo bodoh."

"Permisi aku mau mengambil barangku." Dan sialnya lagi Mingyu menggunakan tempat yang sama seperti Wonwoo.

"Oh, ambil saja." Mingyu masih sibuk dengan rambutnya, dan Wonwoo langsung mengambil barang yang tertinggal.

"Siapa namamu?" Tanya Mingyu saat Wonwoo selesai mengambil barangnya.

"Jeon Wonwoo." Lalu melangkah lagi menjauh dengan perlahan karena lantai yang sedikit lincin.

"Kau punya bokong yang bagus, Jeon Wonwoo-ssi." Dan setelah itu Wonwoo langsung memakai semua pakaiannya, kemudian lari turun ke bawah seperti di kejar setan.

Mulai sekarang Wonwoo harus berjauh-jauh dari Mingyu. Pria itu berbahaya.

─tbc.

Conscript | MinwonWhere stories live. Discover now