#1 ─ "First Thing."

31.9K 1.5K 35
                                        

Pengabdian kepada negeri dengan embel-embel keterpaksaan yang menurut sebagian orang sangat menyiksa, membuat siapa saja akan beralasan apapun untuk menghindar.

Banyak sekali pro dan kontra tentang kewajiban pria berusia 18-30 tahun untuk mengikuti pelatihan ini. Banyak sekali yang memang datang karena kebahagiaan, dan banyak pula yang datang karena paksaan.

Itu semua pengabdian negeri.

Umurnya baru menginjak 19 tahun, dan dengan polosnya ia mendaftar untuk pengajuan wajib militer. Yang dimana, anak seusianya akan memilih bersenang-senang dan berusaha mencari alasan untuk tidak mengikuti pelatihan bodoh itu.

Berbeda dengan pemuda ini, ia datang dengan bahagia, mendaftarkan diri dan melakukan segala pengecekan dengan senyum yang mengembang.

Hari ini adalah hari penerimaan surat dan pengumuman dimanakah ia akan di tempatkan. Pemuda itu tampak tidak sabar.

"Jadi, kau di tempatkan dimana?" Tanya pria yang terlihat lebih tua 6 tahun dari Wonwoo. Kakak tiri Wonwoo, Choi Seungcheol.

"Aku di tempatkan di bagian pelayanan," jeda sebentar, guna memastikan ekspresi penasaran sang kakak. "Dapur."

Tampak semburat garis di dahi Seungcheol, heran. "Kau bercanda?" Wonwoo menggeleng dan menyerahkan surat yang ia dapat tadi.

"Bahkan dulunya, hyungmu ini adalah prajurit aktif. Bagaimana bisa kau ditempatkan di dapur?" Seungcheol menatap tak percaya di barisan kata-kata yang tersusun di kertas yang ia pegang. Itu melukai harga diri keluarganya yang selalu menempati posisi prajurit aktif.

"Aku tidak tahu, hyung." Wonwoo menunduk takut, kacamatanya perlahan turun, tangannya memilin ujung baju yang ia kenakan.

Wonwoo sangat menganggumi kakaknya ─Choi Seungcheol─ bagi Wonwoo, kakaknya itu sosok yang sangat tangguh dan pemberani, kebanyakan orang takut kepada kakak Wonwoo karena memiliki aura yang tegas dan menyeramkan.

Alasan Wonwoo memilih untuk mendaftar wajib militer lebih awal adalah, ia ingin membuktikan kepada kakak tersayangnya bahwa ia juga mampu menjadi prajurit hebat seperti dia. Ia juga ingin membuktikan kepada Ayahnya, jika Wonwoo bukanlah pria lemah yang harus di sayang terus menerus.

Berbagai persiapan sebelum menjalani tes wajib militer pun ia tekuni, berharap mendapat hasil yang memuaskan untuk penempatannya nanti. Namun dewi fortuna berkata lain, Wonwoo tetaplah Wonwoo, yang dianggap lemah, rentan dan sangat tidak tegas.

"Tanggal 7 besok adalah hari pertama, bersiaplah." Seungcheol menggeletakkan kertas itu dan menepuk bahu adiknya pelan. Memberi semangat untuk menjalani hari-hari berat.

"Meskipun pelayanan dapur, kau pasti akan belajar banyak. Jangan pernah kecewa dengan hasilnya, belajarlah melalui proses, buktikan bahwa kau memang prajurit sejati." Senyum simpul yang menampakkan lesung pipit dalam milik kakaknya menjadi penanda semangat Wonwoo dimulai.

Aku tak akan mengecewakanmu, hyung.

─tbc.

NOTICE.

Cerita ini hanya fiksi belaka, tidak ada kaitannya dengan wajib militer yang asli. Jadi settingan ceritaku bukan acuan asli wamil yaa, jadi tolong banget bedakan fiksi dan yang asli. Terima kasih!

Conscript | MinwonWhere stories live. Discover now