#10 ─ "Home."

7.1K 811 82
                                        

"Terima kasih, Mingyu." Ucap Wonwoo lirih setelah menerima pakaian ganti yang telah Mingyu berikan setelah keduanya sampai di rumah Mingyu. Kebetulan ini merupakan rumah miliknya sendiri, sehingga Wonwoo tak perlu canggung saat berada di sini.

"Kau bisa menggunakan kamar mandi bawah, atau kalau mau kau bisa memakai kamar mandi di dalam kamarku." Wonwoo mengangguk dan memilih menggunakan kamar mandi yang ada di dalam kamar Mingyu sedangkan pria yang lebih tinggi itu melimpir keluar mengambil handuk untuk mengeringkan rambutnya dan berganti pakaian.

Setelah dirasa cukup, Mingyu mengambil beberapa belanjaan yang masih dimobil dan menatanya dikulkas.

"Coklat, susu?" Mingyu mengeryitkan alisnya bingung, seingatnya ia tak mengambil jajanan ringan, coklat dan susu. "Kau membuka belanjaanku." Wonwoo mengintrupsi kegiatan Mingyu yang sedang membongkar belanjaan.

Mingyu melihat Wonwoo dari atas sampai bawah, merasa lucu sekali saat pakaiannya dipakai oleh pria yang lebih pendek dan lebih kurus darinya.

"Training itu kelihatan bagus saat kau pakai." Mingyu memberi pujian sekaligus menahan tawa saat celana training hitam miliknya jadi sangat kebesaran hingga punggung kaki Wonwoo tertutup sempurna dengan kain hitam.

"Training ini sangat jelek, aku tidak suka!" Rajuk Wonwoo, ia mendekat dan mengambil kantung plastik yang tadinya sempat dibuka oleh Mingyu.

"Kau hanya memakan camilan seperti itu?" Wonwoo tidak menjawab, hanya memberi gesture menganggukkan kepala mengiyakan pertanyaan Mingyu.

"Pantas saja kau kurus sekali." Mingyu menggeleng gemas lalu melanjutkan kegiatan yang sempat tertunda. Ia memperhatikan satu persatu bahan makanan yang telah ia beli, memisahkan satu persatu dalam wadah. Mingyu merupakan tipe pria yang sedikit perfeksionis, apalagi menyangkut hal yang ada dirumahnya. Memisahkan bahan dengan nama dimasing-masing wadah sudah menjadi kebiasaannya sejak lama. Tak heran jika saat Wonwoo memijakkan kaki di sini, ia terkagum dengan desain eksterior dan penataan yang sangat rapi. Ia juga heran, bagaimana Mingyu merawat rumah ini sedangkan ia hanya tinggal seorang diri.

"Wonwoo, kau tahu resep ayam cincang yang setiap hari rabu?" Wonwoo berbalik menatap Mingyu, alisnya bertaut tajam berpikir apakah ia mengingat resep menu tersebut.

"Aku tidak yakin."

"Hari rabu adalah hari surga, aku sangat suka sekali dengan ayam cincangnya." Wonwoo mengangguk paham, matanya menerawang ke atas mengingat-ingat menu makanan hari rabu. Sebenarnya Wonwoo ingat, hanya saja ia tak yakin ─terlebih bagian dapur sepenuhnya kuasa milik Kyungsoo.

"Buat saja yang lain." Saran Wonwoo.

"Keinganku mutlak Wonwoo, jadi kau harus mengingat resep ayam cincang hari rabu. Hitung-hitung masakan spesial yang belum kau buatkan." Terdapat kekehan pelan saat Mingyu melihat Wonwoo mendumal kesal dan menghentak-hentakkan kaki dilantai.

"Aku sudah menyiapkan beberapa bahan, kau hanya perlu mengingat bumbunya." Wonwoo menghela nafas berat, memilih untuk menuruti Mingyu karena ia sudah berbaik hati memberinya tumpangan.

"Kalau tidak salah ingat, nama bumbunya herbs. Kau bisa cari sendiri." Mingyu berjalan mendekat untuk menarik Wonwoo untuk berdiri di sampingnya. Memasangkan celemek biru denim dan menepuk pelan bahu pria yang lebih pendek itu.

"Kau pasti bisa koki Wonwoo, semangat!" Mingyu memilih duduk disebrang pantry dapurnya, melihat Wonwoo yang kebingungan dengan alat dapur di sana.

"Kau hanya melihat tanpa membantu?" Protes Wonwoo kepada sang pemilik rumah. Jika didapur umum ia selalu mendapat tangan kanan untuk membantu, di sini pun demikian.

Conscript | MinwonDonde viven las historias. Descúbrelo ahora