#18 ─ "Gone?"

6.7K 471 75
                                        

Hari ini pekerjaan terasa begitu berat, jarum jam pun berputar begitu lambat. Wonwoo tak tahu apa yang terjadi hari ini, namun ia merasa cukup aneh; seperti ada sesuatu yang ganjil.

"Aw...." Tak sengaja Wonwoo melukai jari telunjuknya dengan mata pisau tajam yang saat ini ia genggam. Darah mengucur begitu deras kala ia mengangkat tangan untuk bergegas mencari pertolongan.

Seperti ada yang hilang.

Itu lah yang Wonwoo rasakan belakangan ini. Benar jika sosok yang hilang adalah Mingyu (karena pria itu sedang tak disisinya saat ini) namun kali ini lain, seperti perasaan hilang yang jauh. Membuatnya tak bisa berkonsentrasi barang sedikitpun.

"Astaga!" Kyungsoo terkejut mendapati tangan Wonwoo berlumuran darah, belum lagi celemek putih itu juga meninggalkan bercak darah yang sangat banyak.

Kyungsoo pun membantu Wonwoo untuk membebat lukanya, kemudian ia menyuruh salah satu prajurit yang berjaga untuk mengantar Wonwoo ke ruang kesehatan.

Selama diperjalanan, Wonwoo tetap berdiam diri sembari bergelut dengan pikiran. Entah apa yang mengganggunya akhir-akhir ini, tapi sungguh... ini perasaan yang mengerikan.

"Duduklah, petugas akan mengobatimu." Saat ia terduduk, Wonwoo memfokuskan pandangannya pada tiang bendera di tengah lapangan dari celah jendela ruang kesehatan. Pikirannya semakin berkabut kala mengingat satu-satunya tim yang bertugas untuk misi adalah tim Mingyu. Tidak mungkin kan hal itu terjadi?

"Permisi... aku mau bertanya, kenapa ada bendera setengah tiang saat ini?" Tanya Wonwoo ragu pada petugas kesehatan yang terlihat sibuk mengobati lukanya.

"Kau tak tahu? Ada prajurit gugur di misi penyelamatan." Wonwoo membelalakan kedua mata tak percaya. Perasaan sedih begitu melingkup membuatnya harus menahan airmata di pelupuk mata. Dalam hati, ia percaya Mingyu adalah sosok tangguh yang tak mudah dikalahkan, pria itu akan kembali dengan senyuman bodoh kala menyapanya. Namun perasaannya mengatakan hal lain; apakah Mingyu gugur?

"Si—siapa?"

"Mingyu."

Seolah ada aliran mengerikan yang menjalar di seluruh tubuh, membuatnya bergetar takut dan menangis sejadi-jadinya. Petugas kesehatan pikir itu karena efek obat yang diberikan, tapi mereka tak tahu bahwa pemuda ini menangisi kekasih hati yang gugur di medan perang.

Dadanya terasa begitu sesak hingga ia kesulitan untuk menghirup udara. Pandangannya mengabur karena hanya ada airmata yang memenuhi pengelihatan. Tangannya bergetar tak percaya dengan fakta yang barusan ia dengar.

Wonwoo terus menerus menggeleng tak percaya. Sesuatu seperti ini tidak mungkin terjadi, Mingyu pasti selamat. Orang-orang di sana mengabarkan hal yang salah. Mingyunya pasti selamat.

Dalam keterpurukan yang melanda, Wonwoo berusaha bangkit dan menghiraukan teriakan petugas kesehatan yang memanggil namanya. Entah ke mana langkah kakinya membawa, tapi Wonwoo ingin mencari kebenaran.

Saat berlari menuju pos depan, Wonwoo berhenti kala melihat mobil pengangkut menurunkan sejumlah prajurit di misi penyelamatan. Matanya menelisik tajam dan benar, ia tak menemukan Mingyu di sana.

Hatinya semakin sakit mengetahui fakta dengan kedua mata sendiri; bahwa Mingyu tak pulang dengan selamat.

Hatinya semakin sakit mengetahui fakta dengan kedua mata sendiri; bahwa Mingyu tak pulang dengan selamat

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou mettre en ligne une autre image.
Conscript | MinwonOù les histoires vivent. Découvrez maintenant