[ON-GOING] "Keep it secret, me and you."
-
Main Pairing: Minwon (Mingyu & Wonwoo)
Tags: military, romance, older top, younger bottom
Dont set high expectation, i'll bring you to my imagination.
Happy Reading!
"Kau memilikiku untuk voucher satu menit perbantuan. Waktumu hanya tigapuluh menit Wonwoo-ssi." Wonwoo hanya bisa berdecak sebal seraya menuruti permintaan Mingyu. Dengan berbekal pengetahuan seadanya ia mulai membuat ayam cincang bumbu herbs yang ia ingat. Tolong ingatkan Mingyu untuk tidak membunuhnya kalau-kalau makanan ini beracun.
Ditengah kerepotan Wonwoo mempersiapkan makanan yang akan ia sajikan, Mingyu hanya menyibukkan diri dengan memperhatikan Wonwoo dengan segala kelucuan yang ia buat. Wonwoo dengan wajah bingungnya, Wonwoo yang masih awam saat memegang pisau dan Wonwoo yang lucu saat mengeluh ini akan menjadi makanan paling beracun didunia.
"Aku memperingatimu, Kim Mingyu." Wonwoo meletakan sepiring lauk ayam cincang bumbu herbs yang sudah ia buat. Tanpa ada hiasan menarik, hanya ada piring dan ayam cincang di sana.
"Kelihatannya enak." Puji Mingyu, tangan kirinya mengambil sendok yang sudah disiapkan. Wonwoo juga penasaran, pasalnya ia tak sempat mencoba hasil masakannya tersebut.
"Bagaimana?"
"Wonwoo," Yang dipanggil terlihat sedikit cemas, mungkin masakannya terasa sangat mengerikan. "Harusnya untuk hari rabu kau saja yang memasak ayam cincangnya. Ini sangat luar biasa." Wonwoo membelalakkan kedua matanya, tak percaya dengan ucapan Mingyu. Dengan gerakan cepat ia mengambil sendok dan mengicip masakannya tersebut.
"Wah...," Matanya makin melebar, tak menyangka jika hasil masakannya bisa seenak ini. "Kau percaya sekarang?" Wonwoo mengangguk senang, pipi chubby terangkat lucu kaya ia tersenyum senang. Menenggelamkan mata rubah dalam sapuan senyum menawan. Hidung yang mengekerut lucu menambah nilai plus untuk ekspresi senangnya hari ini.
"Aku akan melakukan demo masakan setelah cuti." Gumamnya sendiri dengan perasaan berbunga-bunga.
Detik pun berlalu hingga bulan mulai nampak. Tak terasa jika Wonwoo masih dirumah Mingyu hingga larut malam seperti ini. Lebih tepatnya, Wonwoo menginvansi kamar Mingyu dengan bermain playstation hingga larut seperti ini. Wajar jika Wonwoo masih sangat menyukai permainan, mengingat umurnya masih menginjak sembilan belas tahun. Untuk remaja seukurannya tentu sangat wajar.
"Wonwoo, matamu tidak sakit terus menatap ke layar?" Tanya Mingyu yang mulai jengah dengan suara berisik Wonwoo saat bermain playstation. Mingyu tidak seberapa suka dengan keramaian, dan Wonwoo malah dengan sengaja membuat suara berisik saat bermain.
"Astaga anak ini." Mingyu hanya bisa menghela nafas sambil membaringkan tubuhnya diranjang empuk miliknya. Saat ia menoleh kekanan, layar ponsel milik Wonwoo tampak menyala. Menampilkan nama yang Mingyu tidak asing.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Wonwoo, ada telefon." Pria itu menoleh dan mem-pause permainannya dan beringsut diranjang Mingyu untuk mengambil ponselnya. Ia terduduk sambil mengecek panggilan masuk. Mingyu melirik Wonwoo dari ekor matanya, pria itu tampak mengerucutkan bibir sembari mengetikkan sesuatu di sana.
"Sudah disuruh pulang?" Wonwoo mengangguk, matanya menatap sendu ke arah Mingyu.
"Mau kuantar atau bagaimana?" Belum sempat beranjak untuk mengambil kunci mobil, suara guyuran air terdengar begitu keras. Tampaknya hujan kembali turun dengan frekuensi yang sangat deras dengan angin yang berhembus kencang.
"Hyung! Aku menginap dirumah teman, hujan turun sangat deras. Jadi aku akan pulang besok pagi. Hyung jangan lupa makan ya! Wonwoo tutup dulu, dah!" Seru Wonwoo dengan pria yang ia panggil kakak disambungan selulernya.
"Jadi?" Tanya Mingyu kembali terduduk diranjangnya. "Aku akan menginap untuk bermain game hehe. Dirumah pasti Seungcheol hyung akan memarahiku kalau bermain game. Tapi di sini aku tidak dimarahi." Balas Wonwoo yang terdengar polos.
"Kata siapa?" Wonwoo membelalakkan kedua matanya saat merasakan tangan besar Mingyu melingkar disekitaran perutnya.
"Min─Mingyu?" Wonwoo memejamkan matanya erat saat merasa dorongan tangan Mingyu yang menyuruhnya untuk berbaring diranjangnya.
Wonwoo berbaring tak nyaman sedangkan di sampingnya ada Mingyu yang memiringkan posisi untuk bisa melihat Wonwoo dengan leluasa.
"Kau sudah bermain selama 4 jam." Wonwoo mengangguk kaku. Ingatannya memutar kembali tentang kejadian ciuman pipi hingga ciuman dimobil tadi. Pipi Wonwoo terasa semakin panas saat Mingyu semakin mendekat ke arahnya. "Istirahatlah." Tepukkan singkat dipunggungnya membuat Wonwoo sadar dari lamunan.
Mingyu berdiri untuk membereskan beberapa kekacauan saat Wonwoo bermain tadi, Mingyu juga mengecek kembali pintu-pintu sebelum kembali kekamarnya.
"Maaf ranjang dirumahku hanya ada satu, mau tak mau kita harus berbagi. Kau tak keberatan?" Degup jantung Wonwoo semakin terasa berisik saat Mingyu kembali membaringkan diri di sampingnya. Tak ada yang salah, hanya saja Wonwoo terlalu berlebihan dengan segala kemungkinan yang ada.
"Baiklah."
Mingyu mematikan lampu kamarnya dan menyamankan diri diranjang empuk. Sedangkan Wonwoo harus merasakan keringat dingin jika harus tidur dalam keadaan kamar gelap.
"Mingyu?"
"Hm?"
"Apa kau tidak takut monster yang datang saat kamar gelap? Kata Seungcheol hyung monster akam datang kalau kita tidur dengan keadaan gelap.." Mingyu terkekeh mendengar penuturan polos remaja sembilan belas tahun itu. Dengan cepat ia membalikan badan dan menarik Wonwoo mendekat ke arahnya, memberi pelukan aman yang hangat sehingga pemikiran Wonwoo tentang monster bisa musnah.
"Monsternya takut kepadaku." Mingyu berujar menenangkan sembari tangannya terulur dipunggung Wonwoo untuk memberi usapan-usapan pelan. Wonwoo yang menerima tindakan itu awalnya canggung, namun lama kelamaan ia merasa terbiasa dengan tindakan mendadak yang selalu Mingyu lakukan.
"Terima kasih." Mingyu berdeham sebagai jawaban. Tangan Mingyu yang semula berada di atas kain pemisah kini merambah masuk memberi usapan lembut dipunggung halus milik Wonwoo. Wajahnya menunduk─mensejajarkan dirinya dengan Wonwoo. Bagai magnet yang menarik, Mingyu mendekatkan wajahnya hingga hidungnya bisa bersentuhan dengan pipi Wonwoo. Dan sedetik kemudian Wonwoo dibuat begitu terkejut kala bibir pria itu kembali mengecup bibirnya. Terasa basah dan menyenangkan ─jika saja Wonwoo menikmati.
"Mingyu?" Tak ada jawaban melainkan kecupan lagi yang ia dapat. Bukan sekali atau dua kali, ini sudah ketiga kalinya Mingyu menciumnya. Sepertinya ada hal yang harus segera ia tanyakan.
"Mingyu, kau melakukan ini bukan karena kau tidak bisa bermain dengan Eunwoo kan?"