16:00

614 117 125
                                    

W A R N I N G: DRAMA CONTENT AHEAD. HAPPY READING

🍀

"Gue- gue putus aja kali-"

"GILA LO YA?!!!!!"

"BISA GAK SEKALI AJA GAK USAH KERAS KEPALA?!"

Irene hanya bisa memejamkan mata takut saat Seulgi tidak berhenti meneriakinya. Irene sudah tau kalau dia akan meledak mendengar ceritanya. Awalnya Irene tidak ingin cerita, tapi dia bingung harus meminta pendapat kepada siapa selain Seulgi. Dia tau Seulgi akan semarah ini.

Setelah pertengkarannya kemarin dengan Joy, Irene tidak berhenti menangis memikirkan perkataannya. Ia bahkan sengaja tidak mau menemui Taehyung. Melihat wajah Taehyung hanya membuatnya tambah sedih. Irene benci situasi ini.  Dia tidak mau menyakiti Taehyung, dia juga tidak mau menyakiti Joy.

"Maaf, Seul."

"Gue 'kan udah bilang sama lo berkali-kali. Biarin aja Joy mau bersikap gimana sama kita. Bukan kita yang salah. Lo udah berusaha keras tapi liat gimana dia tanggepin lo. Lo kenapa sih ngeyel banget? Sakit lo?"

"Gue cuma gak mau kita kayak gini, gak enak rasanya."

"Ya terus mau gimana lagi? Dia juga bahagia kok tanpa kita. Ribet." Sungguh Seulgi sudah tidak mengerti lagi bagaimana pikiran Irene. "Mungkin dia butuh suasana pertemanan yang baru."

"Kenapa sih sensi banget, Seul? Gue kan cuma minta pendapat lo."

Seulgi tertawa tidak percaya. "Lo tanya kenapa gue sensi? Lo mikir gak sih?"

"Lo bahagia gak kalo putus sama Taehyung? Pikir. Coba pikir baik-baik sekali aja."

"Gak kan?! Kenapa nangis? Gak usah nangis." Dibentak seperti itu ia malah tidak kuasa menahan air matanya.

"Lo selalu bilang sama gue, gue harus selalu utamain kebahagiaan gue sendiri. Lo munafik banget sih, kenapa memutuskan sesuatu yang gak bikin lo sendiri bahagia, Rene? Coba pikirin Taehyung juga. Gimana perasaannya nanti."

"Tapi gue egois. Gue merasa gue egois banget. Gue gak bisa biarin Joy-"

"Lo masih gak ngerti juga ya, Rene." Seulgi tersenyum kecut mengelap kasar air mata yang mengalir. Dia tidak tega melihat Irene menangis. Tapi dia juga ingin Irene sadar. "Kalo sampe lo beneran putus, jangan pernah cari gue. Gue gak mau temenan sama orang egois yang gak pernah ngerti kayak lo."

"Kok lo gitu sih?!"

"Pikir sendiri."

"Gue cuma butuh saran dan lo malah bikin semuanya tambah rumit, Seulgi!" Pekik Irene.

"TERSERAH! GUE COBA KASIH SARAN DAN LO GAK PERNAH DENGER."

"Hei, hei udah." Jimin muncul dengan raut khawatir menarik tangan Seulgi agar gadis itu menjauh darinya. "Udah. Kalian bukan anak kecil lagi yang berantem saling teriak kayak gitu."

"Rene, tenangin diri dulu."

Irene menatap sendu kepergian Jimin dan Seulgi yang  juga sedang menatapnya marah, menyadari ada Taehyung juga di sebelah sana. Samar-samar dia mendengar Seulgi berkata sinis. "Urusin pacar lo."

Membuat air matanya jauh lagi. Sekarang Seulgi juga marah padanya. Kenapa semuanya jadi makin runyam? Ulahnya, dia yang membuatnya semakin runyam.

"Kenapa?" Irene tau jelas itu tangan siapa. Ia juga hafal suara lembut yang kerap menyapanya telinganya.

"Kamu juga mau marah sama aku, Tae?"

"Eum? Kenapa harus marah?" Dipeluk Taehyung tidak membuatnya tenang, tangisannya malah semakin jelas terdengar di lapangan basket indoor  yang sepi itu. Menggema dan terdengar menyedihkan.

24 HoursWhere stories live. Discover now