14:00

698 130 57
                                    

"Irene kayaknya terlalu capek, Bun." Hanya itu yang bisa Taehyung utarakan. Untuk pertama kalinya, Taehyung membohongi Suzy. Lagipula dia tidak sepenuhnya bohong, karena dia sendiri belum tau betul alasan kenapa Irene pingsan. Tapi- ah sudahlah. Taehyung tentu saja tidak akan mungkin menjawab,

"Gak tau, Bun. Anaknya pas aku cium pingsan."

Ketika Ibunda Irene panik melihat Taehyung menggendong anak gadisnya ke kamar. Untungnya, tidak lama kemudian Irene segera sadar. Taehyung dengan sigap berdiri ketika mendengar Irene melenguh.

"Hei, mana yang sakit?"

Irene meringis kecil memijat pelipisnya tidak langsung menjawab Taehyung. Menerka-nerka apa yang baru saja terjadi. Tepat ketika Irene mengingatnya, dia memandang Taehyung terkejut dengan bibirnya yang terkatup.

"Aduh, Irene," pekik Irene kecil pada dirinya sendiri. Dia tanpa sadar memukul-mukul kepalanya sendiri membuat Taehyung khawatir dan mencekal tangannya dehgan cepat.

"Hei hei, kok gelisah? Masih pusing?"

"Taehyung," desah Irene lirih. Sungguh kurang memalukan apa lagi dirinya ini? Pasti dia tampak bodoh di mata Taehyung sekarang. Gadis mana yang pingsan hanya karena sebuah ciuman?

"Kenapa? Mau minum?"

"Tae, aku-"

"Ya?"

Irene menghela napas berat dengan mata terpejam, ingatannya melambung ke beberapa hari yang lalu.

🍀

"Hari ini segini aja ya latihannya, lo improv banyak, Rene."

"Makasih, Seul."

"Kita ganti baju ya, abis itu gue langsung pulang duluan gak apa-apa? Soalnya udah mau masuk jam les renang nih."

Ketika Seulgi langsung melenggang ke ruang ganti pakaian, Irene memutuskan untuk pergi ke kamar mandi karena ia merasa perlu buang air kecil.

Ketika masuk ke salah satu bilik kamar mandi, Irene mendengar suara asing yang sedikit terdengar menjijikan di telinganya. Selugu apapun dia, Irene tau itu suara dua insan yang sedang melakukan hal tidak senonoh. Astaga, kenapa harus di sekolah? Irene meringis jijik. Suara decapan itu semakin memekakkan telinganya membuat Irene bergegas ke luar dari toilet.

"Astaga, astaga, Ya Tuhan, maafin Irene." Irene menepuk-nepuk kedua telinganya hingga berdengung berharap suara-suara itu menghilang dari pikirannya. Ia duduk di salah satu bangku di kantin, menyedot susu cokelatnya dengan cepat tanpa sadar hingga dia tersedak.

"Rene!" Jennie menepuk-nepuk punggung atas Irene pelan. "Pelan-pelan minumnya, gak bakal ada yang minta kok," tegur Jennie terkekeh.

"Jen? Jen astaga sumpah deh!" Heboh Irene, dengan insting sesama perempuan, Jennie tau Irene mengajaknya bergosip segera mengambil alih duduk di sebelah temannya itu.

"Kenapa kenapa? Lo kayak habis liat setan tau."

"Jen..." Irene memejamkan matanya kuat-kuat. "Tadi tuh, di toilet," desah Irene mengantung ucapannya.

"Di toilet ada setan?"

"Bukan, Jennn!"

"Ada apa terus?"

"Ada yang ciuman! Hih ya ampun dosa apa gue. Lo bayangin ya, Jen suaranya tuh menjijikan banget! Sumpah, ew! Gue gak tau seberapa air liur yang netes gila gak sih? Ya Tuhan potong kuping gue!" Papar Irene histeris.

24 HoursWhere stories live. Discover now