Seorang gadis tengah duduk di rumah pohon sambil merenungi nasibnya, angin sejuk menerpa wajahnya membuatnya nyaman untuk terus di rumah pohon itu.
"Abel turun Nak, kita sarapan dulu," ucap Wanita paruh baya yang berada di bawah rumah pohon itu.
"Bentar Ma," ucap Abel ia masih ingin di rumah pohon itu.
"Abella Andrea Kanendra, Mama bilang turun!" ucap Jihan, Mama dari Abella.
"Iya Ma, Abel turun." jujur saja Abel masih ingin berlama-lama disana tapi ketika Mamanya marah segera ia urungkan niatnya, Ia segera turun dan menghampiri Mamanya.
"Yuk, Sarapan." ucap Jihan sembari menggandeng tangan anak satu-satunya itu.
"Hei Keluarga haram! Kalian masih di sini juga! Belum pergi juga dari Kota ini! Masih belum cukup mempermalukan warga sini! Kalian keluarga haram gak pantas tinggal disini membuat malu warga tau gak!" ucap Wanita tua dan beberapa warga lainnya.
"Maaf Ibu-ibu, saya tidak pernah mempermalukan warga disekitar sini, saya juga tidak pernah berbuat kesalahan yang membuat warga sekitar sini merasa malu, satu lagi saya bukan keluarga haram," ucap Jihan sambil memeluk Abel.
"Cih, dengan kalian yang tinggal di sini sama saja mempermalukan, anak kamu ini anak haram dia lahir tanpa seorang Ayah!" bentak salah satu warga sambil menunjuk Abel.
"Dia memang lahir tanpa seorang Ayah. Tapi dia bukan anak haram! Kalau kalian menganggap kami Keluarga haram, anggap saja kami seperti itu, anggap saja kalian tidak mengenal kami, anggap saja kami tidak tinggal di permukiman ini!" marah Jihan, ia tidak habis pikir dengan pemikiran warga sekitar nya.
"Cih, lebih baik kita pergi dari sini daripada berurusan dengan Keluarga haram seperti ini," ucap Warga sekitar sini dan segera pergi.
"Kamu yang sabar ya Nak, maaf Mama gak bisa buat kamu bahagia," kata Jihan sambil membelai rambut panjang Abel.
"Gak papa Ma, Abel sudah biasa kok," jawab Abel sambil memeluk Mamanya.
"Yaudah kita masuk kerumah yuk," kata Jihan menuju ke rumahnya untuk sarapan.
"Abel? Sekolah kamu gimana?" tanya Jihan sembari memakan lauknya.
"Sekolah Abel gitu-gitu aja Ma, gak ada yang berubah," jawab Abel sembari mengaduk-aduk lauk pauknya.
"Mereka masih membully kamu?"
"Iya Ma," Abel menghentikan makan nya ia benar-benar tidak nafsu makan.
Jihan menghembuskan nafasnya lelah "Maafin Mama ya Bel, Mama gak bisa membela kamu, merekaa anak orang kaya kita hanya orang orang miskin, sebesar apapun Mama membela kamu ujung-ujungnya juga kamu yang akan disalahkan dan berakhir di skors, maafin Mama gak bisa menjadi Mama yang Abel inginkan," Jihan memeluk anak semata wayangnya itu dan Abel pun membalas pelukannya.
"Mama gak pernah salah. Abel maklumin kok Ma... Abel tuh Jelek, hitam, gendut, dan cupu. Makanya mereka membully Abel, Mama gak salah, " ucap Abel lirih.
"Syutt, kamu cantik Nak, dimata Mama kamu anak yang paling cantik."
"Makasih Ma,"
❄❄❄
Jum'at, 22 Maret 2020
Holla holla ini cerita pertama author jadi maaf kalau ada kesalahan kata maklum masih labil😀
Gimana-gimana?? Ini masih prolognya ya baca dulu baru berasumsi okey
Have fun to reading.
Jangan lupa Vote, Coment, dan share keteman-teman kalian
VOUS LISEZ
Mutatio
Roman pour AdolescentsMutatio berasal dari bahasa latin yang artinya Perubahan Seorang gadis yang mempunyai keinginan besar untuk berubah, berubah untuk menjadi cantik, dan berubah untuk mengubah kehidupannya. Dia ingin dia terlihat di lingkunganya Dia tidak suka dieje...
