#3 : Toko Buku

29 4 4
                                    

Hanya Masalah Rasa

Yang dicinta akan menyakiti yang mencintainya, bila ia nyatanya tak pernah menaruh cinta kepada pecintanya itu.

Sebaliknya,

Yang dibenci tidak akan berani melukai siapa ia yang membencinya, bila dalam hatinya, nyatanya ia menaruh cinta pada yang membencinya.

~Syaikha Nurfadhilah~


#3 :  Toko Buku.

Cahaya fajar mulai nampak di ufuk timur, para umat manusia mulai berkutat dengan kegiatannya masing-masing setelah melaksanakan sholat subuh, seperti halnya, Syaikha yang bersiap-siap pergi ke sebuah toko buku bersama Abangnya, Ia begitu nampak senang karna sekarang ia bisa menghirup udara bebas.

Khimar panjang yang menjuntai kebawah selalu membaluti mahkotanya, tidak ada polesan make up di wajah, hanya ada polesan celak dimatanya dan bedak tabur tipis bahkan terlihat tidak memakai bedak.

Kaki dengan balutan kaos kaki berwarna krem itu menuruni satu persatu anak tangga dengan hati-hati.

"Sudah siap dik." Sebuah senyuman terbit di wajah cantik syaikha tatkala Abangnya bertanya.

"Sudah siap bang." Ujar Syaikha seraya mendekat kearah abangnya.

"Yasudah mari berangkat." ujar Azzam.

"Abang pamitan dulu ke abi dan ummah. " Syaikha pun menarik tangan Azzam ke arah pintu kamar abi dan ummah nya.

"Eth, abang tadi udah minta izin sama abi dan ummah kok. Jadi kita tinggal berangkat saja kok."

"Yasudah deh ayo berangkat"

°°°°°

Perjalanan yang mereka tempuh tak memakan waktu lama. Akhirnya mereka sampai di tempat yang di tuju. Azzam langsung memakirkan mobilnya di tempat parkiran khusus kendaraan.

Syaikh melepas sling bet, lalu bersiap turun dari mobilnya yang di susul oleh Azzam. Namun, saat hendak melangkah tiba-tiba ponsel di sakunya berbunyi ada satu panggilan dari seseorang.

Aira.

Sebuah nama yang tertera di ponselnya. Syaikha langsung mengangkat panggilan tersebut.

"Assalamu'alaikum..." salam Syaikha.

"Wa'alaikumussalam..
Syaikhaaaa! Aku kangen banget sama kamu tau! kamu kenapa gak ngabarin aku kalau udah pulang dari pondok hah? Kamu udah lupa ya sama aku?!"

Pertanyaan bertubi-tubi dari Aira yang berada di sebrang sana hampir membuat gendang telinga Syaikha pecah. Syaikha langsung saja menjauhkan ponsel dari telinganya.

Aira adalah sahabat kecil Syaikha. Dia cantik, dan shalehah. Aira juga seorang gadis yang sederhana. Itu yang membuatku menjadi nyaman berada di sisinya.

"Astagfirullah, Aira kamu kebiasaan ya suka teriak-teriak, untung telinga Syaikha gak pecah nih." omel Syaikha, sedang Aira di sebrang sanah terkekeh geli mendengar omelan Syaikha.

"Afwan sholihah." ujarnya seraya terkekeh, "kamu kapan main ke rumah aku?" tanya Aira to the point. Aku kasih tahu ya, Aira orangnya simple dan tidak suka bertele-tele.

Hi, Calon Imam!Where stories live. Discover now