"Seingatku, jadwal terapi hari ini ditiadakan." kata Iris saat melirik jam dinding.

Zhao mengangkat wajah, tersenyum kecil. "Aku datang untuk berkunjung dan menemani."

"Ada manfaatnya juga tertahan di rumah sakit ini." kata Iris sembari mengambil remot, ia mengatur posisi tempat tidurnya menjadi setengah berbaring. "Mas Zhao sudah makan?"

"Sudah, tadi sama Pascal dan Mami."

Iris menyipitkan mata, "Mami?"

"Ah, katanya aku boleh panggil begitu."

"Nggak terbayangkan." Iris bergidig membuat Zhao tertawa. "Tapi aku senang, Mami ada disini, pasti tidak mudah untuknya... saat membantuku juga."

Zhao melihat sikap Asoka terhadap Iris dan Pascal tadi, "Terlepas dari setiap hal yang terjadi, ia berusaha menjadi ibu yang baik."

"Pascal bilang, dulu Mami belum siap menjadi ibu." kata Iris lalu bercerita sedikit tentang masa kecilnya. "Pascal nggak merasa bahwa Mami bertindak sebagai ibu kami selama ini, Mami selalu bertindak sebagai dirinya sendiri, artis terkenal Asoka Pasque."

"Bagi sebagian orang, arti menjadi ibu sebatas melahirkan anak ke dunia."

"Sebelum kemarin, bagiku Mami juga hanya berarti akses untuk fasilitas perawatan, diskon spesial di butik terkenal, dan kesempatan ikut nampang masuk televisi."

"Sebelum kemarin?"

"Aku baca-baca di Internet, katanya ada semacam koneksi antara Ibu dan Anak... kemarin aku merindukannya dan Mami datang."

Zhao melihat Iris menghapus bening di sudut mata. "Kamu pasti sangat merindukannya."

"Aneh ya? kenapa aku masih memiliki perasaan itu, setelah semua hal yang dia lakukan."

"Simply because you have pure heart."

Iris tertawa, "Mas Zhao... kalaupun Pascal nggak banyak cerita, tapi gossip kalau aku gadis nakal itu memang—"

"Aku tahu kamu melakukannya untuk menarik perhatian Pascal atau orangtuamu." kata Zhao membuat Iris terdiam memandangnya. "Aku mencari tahu tentangmu, cukup terkejut saat melihat foto pemotretanmu yang kontroversial itu."

"Cukup terkejut?" tanya Iris, bingung seharusnya merasa malu atau lega.

Zhao mengalihkan pandangan, "Yah... well, aku pernah melihatmu... benar-benar dalam kondisi... yang sebenarnya."

Seketika Iris menyadari maksud pria itu berbicara lambat-lambat. Perlahan pipi Iris juga memanas, ia dulu benar-benar bodoh karena mengira apartemen Zhao sebagai milik Pascal.

Zhao berdeham, "Maafkan aku, aku tidak bermaksud membuatmu malu... tapi menurut pertimbangan keluargaku, sebaiknya kami menghapus seluruh jejak digital foto kontroversial itu, jadi aku mencari tahu dan mengajukan laporan."

"You did what?" tanya Iris, ia terlalu terkejut mendengar itu.

"Aku mengajukan laporan, memang memakan waktu tapi itu akhirnya bisa diatasi." kata Zhao.

Iris buru-buru meraih ponselnya, melakukan pencarian atas namanya. Selama ini, laman pencarian selalu memunculkan foto kontroversial itu di halaman pertama. Tapi saat ini, laman pencarian hanya memuat profil standarnya sebagai putri Asoka Pasque, foto-foto yang terpajang juga sekadar foto formal. "Bagaimana mungkin? seluruh pemberitaan yang memuat foto itu juga ikut menghilang."

"Aku tidak tahu detailnya juga, tapi sepupuku memang berbakat menangani konten-konten yang mengganggu di Internet. Dia juga yang membantuku mengurus laporan, mendapatkan file asli foto-fotomu dan menghapusnya."

FLAWSOME #PasqueSeries IWhere stories live. Discover now