Bagian 4 - Dare for Ara (1)

14 1 0
                                    

"My turn" ujar Ghia mulai memutar botol minum itu hingga tepat berhenti di depan Ara.
-----------------------------***----------------------------
"Ara...Truth or Dare?" Tanya Ghia pada Ara yang kini menatap dirinya tenang.

"Dare" jawab Ara enteng sembari kembali menyenderkan dirinya ke bangku milik nya lagi.

"Inilah yang kutunggu tunggu" ujar Clare misterius. Sedangkan yang lain juga ikut tersenyum aneh. Namun karna tidak mau pusing, Ara hanya menghendikkan bahu nya acuh.

"Jadi? Apa dare untuk ku? " tanya Ara kesal karna sedari tadi teman teman nya hanya menatap dan tersenyum tidak jelas ke arah nya.

"Ara... i dare you untuk menerima semua keinginan--" Ucap Clare terpotong.

"Semua orang di sekolah ini." Sambung Ray.

"Tanpa terkecuali" Rhys menambahkan.

"Selama satu hari penuh." Ujar Brian.

"Dimulai pada pukul 12 nanti." Sambung Ben tenang seolah olah tau apa yang sudah direncanakan untuk Ara.

"What? Wait. Apa--" kalimat Ara terhenti.

"Ok aku tau apa yang akan kau katakan Ra. But, listen to me. Jadi kita ngasih dare kamu seperti ini karna kau adalah gadis terangkuh di sekolah ini, dan itu membuat banyak murid murid lain yang hendak mendekati mu menjadi takut karna sifat mu itu. Terlebih lagi adik kelas kita. Tujuan kita ngasih dare ini adalah agar murid murid yang lain berani berinteraksi sama kamu. Ya sekaligus memperbaiki nama baik kamu juga. " jelas Ghia singkat, menatap Ara yang terdiam dengan raut wajah datar.

"Sejak kapan ada label seperti itu di sekolahan ini eh? Aku tidak pernah mendengarnya?" Tanya Ara bingung dengan julukan yang diterimanya.

"Entah aku saja tau dari Ghia. Entah dari mana dia mendengar hal itu." Sahut Claire yang sepemikiran dengan Ara.

"Aku sering mendengar nya saat di toilet dan saat kau tengah memberi sambutan ketika kita berkumpul di aula. Bahkan aku ikut bergosip mengenai hal tersebut. Dan kalian tau, beruntung nya aku karena mereka tidak sadar bahwa aku adalah sahabat Ara. Jadi ketika aku beri sedikit bensin ke pembicaaraan itu, mereka langsung membakar habis dan makin menggebu gebu menceritakan kau yang tidak pernah tersenyum saat berjalan. " jawab Ghia menggebu gebu-- sangat amat bersemangat lebih tepat nya.

"Wow... kau berbakat menjadi provokator juga ternyata." Ujar Ray tertawa mendengar nada bicara Ghia yang bersemangat itu. Sementara Ara hanya memutar bola mata nya malas.

"Come on, untuk apa pula aku tersenyum saat berjalan. Bukankah hal itu akan terlihat seperti aku pasien rumah sakit jiwa eh? Aneh." Ara mengela nafas kasar, tak habis pikir dengan alasan dibalik disematkan nya label gadis terangkuh pada dirinya.

"Sudahlah Ra. Lagipun apa kau tau, begitu banyak dm dan chat yang masuk ke akun pribadi ku. Menanyakan soal kamu dan hal hal pribadi mengenaimu Ra. Aku awalnya tidak ingin menjawab, namun kau tau aku tidak mau di samakan dengan kau yang angkuh itu." Sahut Rhys yang memang tidak begitu menyukai chat dalam bentuk apapun karna menurut nya itu tidak penting. Jika kalian hendak berdiskusi, bertemulah di suatu tempat bukan di grup chat. Itu yang slalu Rhys katakan saat mereka hendak berdiskusi di grup chat mereka. Ara kembali memutar bola mata nya malas.

"But, karna kami tau kau memegang teguh adat ketimuran milik mu. Kamu hanya akan menerima permintaan mereka yang sifat nya wajar bagi kamu saja. Jika sudah melanggar prinsip mu itu kau berhak menolak nya. Kami pun akan membantu mu untuk menyeleksi permintaan mereka." Jelas Ben yang berhasil menenangkan pikiran Ara mengenai permintaan yang tidak masuk akal.

Antara Kau dan Tuhan || JENO NCTHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin