3. Will You Be My Friend?

23 1 0
                                    

Yolla masuk kedalam rumah dan lekas mengganti pakaiannya.
Masih teringat jelas kejadian tadi.
Bisa bisanya ia satu tumpangan dengan lelaki yang tidak ia kenal.

Namun apa salahnya jika dia mengenal satu sama lain?

Yolla mengambil ponselnya. Beberapa pesan dari temannya ia abaikan. Hingga ada banyak pesan masuk dari Rian.

"Yol, kau sudah ganti bajumu?"
"Yol, jangan lupa makan."
"Yol, jangan lupa mandi."
"Yol, jangan lupa kerjakan tugas sekolah."

Pesan itu berasal dari Rian. Masih tak ingin memperdulikannya, Yolla hanya menjawab singkat pesan Rian.

"Ya."

Astaga, ingin sekali rasanya aku membunuh Yolla.

Hari ini banyak tugas sekolah, hingga dia bingung mau mengerjakan tugas yang mana. Dan pada akhirnya dia memilih tidur. Mengistirahatkan sejenak tubuhnya yang lelah. Agar saat dia bangun, sakit kepalanya sudah sembuh.

—————

Rian mengecek ponselnya, ada balasan dari Yolla. Ia langsung membukanya. Dan ternyata Yolla hanya membalas "Ya.".

Mungkin dia lelah.
Itulah yang dipikirkan Rian sekarang.

Terbalik dari Yolla, Rian menyelesaikan semua tugas sekolahnya. Kemudian baru ia bermain game.

Waktu sudah menunjukkan angka jam yang berbeda. Tak terasa sudah 3 jam lamanya ia duduk dimeja belajar, mengerjakan semua tugas tugasnya.

Dia mengecek ponselnya kembali. Apalagi jika bukan melihat status online dari Yolla?

Tanpa ragu, ia memulai percakapan itu.

"Kau sudah istirahat?"
"Kau sudah makan?"
"Kau sudah kerjakan tugas sekolah?"
Tanya Rian.

Tak butuh waktu lama Yolla membalas pesan Rian.

"Aku sudah istirahat."
"Tapi aku belum mengerjakan tugasnya. Aku demam."

Tanpa diminta oleh Yolla, Rian langsung memfoto tugas tugas yang telah ia kerjakan dan mengirimnya pada Yolla.

"Ini salin saja punyaku."

"Tapi aku tak memintanya."

"Kau demam, kau gak akan fokus mencari jawaban dari soal soal ini. Sudah jangan banyak protes. Kerjakan ini, kemudian istirahatlah kembali. Jika demam mu masih belum sembuh hingga besok hari, tolong jangan masuk sekolah dulu."

"Oke." Balas Yolla.

Yolla menyalin tugas tugas Rian. Dan akhirnya tugas tugasnya selesai.
Dia kembali istirahat, namun sebelum ia kembali merebahkan tubuhnya ditempat tidurnya, ibunya mengetuk pintu.

"Yolla."

"Ya, sebentar."

Yolla membuka pintu, ia melihat ibu membawa sebungkus nasi padang.

"Ini ambil, makanlah. Abistu minum obat."

"Ibu beli dimana?"

"Bukan ibu yang beli."

"Jadi ayah? Tapi ayahkan lagi tidur. Apa iya arwahnya yang beli ini?" Tanya Yolla dengan polosnya.

"Terkadang ibu heran. Kenapa bodohmu sangat alami."
"Ini dibelikan oleh temanmu. Laki-laki." Lanjut ibunya lagi.

Yolla terkejut. Siapa yang membelikannya ini? Zefery? Tak mungkin. Lalu siapa?

Hai finito le parti pubblicate.

⏰ Ultimo aggiornamento: May 01, 2020 ⏰

Aggiungi questa storia alla tua Biblioteca per ricevere una notifica quando verrà pubblicata la prossima parte!

Tak Seharusnya Jatuh CintaDove le storie prendono vita. Scoprilo ora