the memories (2)

1.6K 167 18
                                    

contain of flashback

---

"maeee." saint merengek sembari memeluk sang ibu erat.

usapan halus dari sang ibu pada lengannya justru membuat lelaki itu makin sedih. bagaimana lagi, memang saatnya sudah tiba untuk sang ibu mengurus ekspansi perusahaannya ke luar negeri. saint tau hal itu adalah kebaikan, namun tetap saja ia tidak bisa memikirkan bagaimana hidup berjauhan dengan wanita yang selalu bersamanya sejak ia lahir itu.

bunyi di interkom membuat saint harus melepaskan pelukannya. ibunya menangkup wajah saint dan tersenyum manis, berusaha menyembunyikan kesedihan karena harus tinggal berjauhan dengan sang anak selama beberapa saat.

"mae nanti akan sering-sering menghubungi saint. jangan nakal ya?" ucap wanita itu.

saint mengangguk dengan bibirnya yang mengerucut. matanya memerah karena terlalu lama menahan air mata di pelupuk.

"anak baik," masih dengan senyum, sang ibu mengusap kepalanya sebelum beralih pada dua orang pemuda berpostur tinggi yang sedari tadi berdiri di sisi saint. "joss dan god, mae titip saint pada kalian ya."

kedua orang itu tersenyum kecil lalu mengangguk.

sekali lagi pengumuman dari interkom membuat sang ibu melepaskan kontak fisiknya dengan saint.

seiring figur wanita itu melangkah menjauh perlahan, tangis saint mulai pecah. kedua sahabat yang setia menemaninya itu pun tanggap merangkul yang paling muda dan memberikan usapan bahu.

"saint, it's okay. sssh." god mencoba menenangkan dengan meyakinkan bahwa semuanya baik-baik saja. lelaki itu menatap figur saint, tak dapat menyembunyikan rasa sedih saint turut menyentuhnya.

zaintsee: meant to be - finishedWhere stories live. Discover now