meet his friend

2.1K 203 8
                                    

“woi, kagak bilang-bilang lo main ke kampus.”

max datang sembari melingkarkan lengannya di pundak zee. ia pun mengambil tempat untuk duduk di samping zee.

“emang lo bapak gw apa dikit-dikit laporan,” balas zee langsung menyingkirkan lengan max yang memberatkan punggungnya itu.

perkataan zee hanya ditanggapi dengan senyum miring dari teman satu satunya itu. max sebenarnya mengetahui urusan zee datang ke kampus adalah untuk memproses alur cuti kuliahnya.

“kak zee!”

hening di antara kedua sahabat itu digantikan dengan suara lelaki yang familiar bagi zee, namun benar-benar asing untuk max

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


hening di antara kedua sahabat itu digantikan dengan suara lelaki yang familiar bagi zee, namun benar-benar asing untuk max. lantas pasang mata milik keduanya menoleh ke sumber suara. mengarahkan mereka pada figur seorang lelaki yang tengah berjalan santai mendekati mereka.

walau pun terlihat seadanya, daya tarik seakan-akan menyelimuti orang yang bukan lain adalah saint.

menyadari kalau zee tidak sendirian, saint tersenyum dan memberikan salam kepada max. sembari menunggu zee berbicara, saint pun duduk berhadapan dengan zee.

“cepet banget sampe sininya.” kalimat pertama yang keluar dari bibir zee bukanlah memperkenalkan saint kepada max.

kedua pipi saint terangkat bersamaan dengan bibirnya yang tersenyum tipis. “iya, namanya juga satu fakultas.”

merasa diabaikan, max menyikut zee pelan. yang menjadi korban pun menoleh dengan dengusan, paham apa yang akan ditanyakan oleh max.

“sejak kapan lo kenal orang sebening ini?” tanya max sepelan mungkin agar lelaki yang asing untuknya itu tidak mendengar.

zee memutar bola matanya jenuh.

“saint ini max, max ini saint.” tanpa menjawab pertanyaan tidak jelas dari max, zee memperkenalkan keduanya.

sekali lagi saint memberikan wai kepada max, begitu pun sebaliknya.

“jalan sekarang yuk.” zee bangkit dari tempatnya. mengajak saint pergi karena merasa tidak leluasa berbincang dengan yang lebih muda saat temannya ada di sana.

saint mengerjapkan mata sembari menatap zee, ia pun turut berdiri. hendak berpamitan pafa max namun pergelangan tangannya keburu ditarik duluan oleh zee.

“weei!! gitu ya lo zee ga cerita-cerita.“ max berseru menatap kepergian sahabatnya yang meninggalkan banyak pertanyaan. “awas aja gue teror tuh anak di chat.”

ketika mereka berjalan meninggalkan kantin fakultas ekonomi, saint masih bisa mendengar seruan max. ia melirik zee sekilas, bergantian dengan pergelangan tangannya yang digenggam erat tanpa bermaksud menyakiti.

“itu tadi temen kak zee?” saint mengawali pembicataan.

zee menoleh sekilas dan mengangguk. “yang pernah gw ceritain waktu pertama ketemu. temen gw satu-satunya.”

lagi-lagi senyum tipis terukir di bibir saint sembari memandangi lelaki yang berjalan bersamanya itu.

tidak mendapatkan balasan dari yang lebih muda, sekali lagi zee menoleh.

“ohiya lo lagi mau makan apa?”

“hmm... aku ngikut kak zee aja.”

“oke. gw tau tempat yang enak.” zee berucap dengan yakin, senyum tak lepas dari wajahnya.

“ke parkiran aja kak, aku bawa mobil,” saint memberitahu.

---

tbc

---

zaintsee: meant to be - finishedWhere stories live. Discover now