Hari Kedua

970 105 28
                                    

Keesokan harinya, Adel bangun lebih pagi agar bisa melihat Sahil dihukum karena terlambat ke sekolah.

Adel segera pergi ke kamar mandi dan setelah itu mengenakan seragam sekolah dan sarapan.

"Bu, aku mau berangkat dulu ya," pamit Adel kepada ibunya.

"Loh, nak ini baru pukul setengah 6 pagi," jawab ibu Adel.

"Nggak papa. Lagipula lebih awal lebih baik," jawab Adel sambil tersenyum.

"Kenapa nggak berangkat subuh aja?" tanya ibu Adel.

"Insha Allah, Bu. Besok aku akan berangkat subuh," kata Adel.

"Wah, anak ini lama-lama kok jadi begini," ibu Adel heran.

"Hehe, Adel hanya bercanda," ucap Adel sambil mengenakan sepatu.

Adel segera mencari taksi umum. Di perjalanan, Adel memikirkan apakah Sahil akan terlambat ke sekolah.

Setibanya di sekolah, Adel langsung bergegas ke kelasnya.

"Assalamualaikum," sapa Adel.

"Waalaikumussalam," jawab teman-teman Adel.

"Eh, Adel tumben kamu berangkat pagi banget," ucap Kella, sahabat Adel.

"Biar nggak keduluan Sahil," kata Adel.

"Hmm..." Kella hanya menghela nafas.

"Apa ada masalah?" tanya Adel.

"Nggak papa, Del. Cuma waktu SD kamu nggak pernah berangkat sepagi ini," kata Kella.

"Hehe, kemarin malam aku berdoa biar Sahil telat ke sekolah," jawab Adel sambil tersenyum.

"Hah...apa?" Kella terkejut.

"Hehe, ya gitu deh" ucap Adel sambil cengegesan.

"Hmmm..." Kella hanya menghela nafas.

Adel duduk di bangkunya sambil memainkan ponselnya.

Beberapa menit kemudian, bel masuk berbunyi.
Kring kring.

Sahil belum datang, mungkin dia terlambat ke sekolah, dan doa Adel menjadi kenyataan.

Jam pertama sudah berakhir dan Sahil masih belum muncul di depan pintu.

Tiba-tiba, "Assalamualaikum," Sahil menyapa sambil terengah-engah.

"Waalaikumsalam," jawab semua orang di dalam kelas.

"Sahil, kenapa kamu terlambat di hari kedua?" tanya guru di kelas tersebut.

"Telat bangun, Pak," jawab Sahil.

"Kenapa kamu terlambat?" tanya Pak guru.

"Tidur larut malam, Pak," jawab Sahil yang masih terengah-engah.

"Seharusnya tidur lebih awal, kenapa harus tidur larut malam?" Pak guru memarahi Sahil.

Sahil pun terdiam. "Apa yang kamu lakukan hingga tidur larut malam?" tanya Pak guru.

"Bermain game Freefire," jawab Sahil.

"Wah..api gratis," ucap Adel dengan lirih.

"Sebaiknya hapus saja aplikasinya," kata pak guru.

"Wah..sayang pak kalau dihapus," jawab Sahil.

"Kenapa? Apakah Freefire itu pacarmu? Hingga kau bilang sayang," tanya pak guru.

"Bukan pak," jawab Sahil.

"Baiklah, sana duduk di bangkumu," kata pak guru.

"Baik pak," jawab Sahil.

SI HUMORISΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα