Ivanna meringis dan berusaha melepaskan tangannya dari cekalan Arnold, "Lepaskan Arnold! Kau belum mendengar penjelasan apapun dariku."

Arnold tidak melepaskan cekalannya, ia kemudian menarik tangan Ivanna, mereka masuk kedalam lift dan meninggalkan semua pelayan termasuk Pedro yang menatap Ivanna iba.

Tidak lama pintu lift terbuka dan mereka sampai dilantai tiga, tempat dimana kamar Arnold dan Ivanna berada.

"S-sakit.." lirih Ivanna.

Arnold membuka pintu kamar Ivanna lalu mendorong Ivanna masuk kedalam kamarnya, "Kenapa kau selalu kasar padaku?" Ivanna memegangi pergelangan tangannya yang memerah.

"Karena kau tidak pernah mendengarkan ucapan ku." Balas Arnold dingin.

"Kau juga belum mendengar penjelasan apapun dariku!" Balas Ivanna tidak mau kalah.

"Jangan buat kemarahan ku semakin besar Ivanna."

"Aku tidak takut lagi denganmu!" Ivanna berdiri dan berkacak pinggang seolah menantang Arnold yang ada dihadapannya.

"Ivanna!" Ucap Arnold memperingati.

Ivanna memelototi Arnold, "Kenapa--" Ucap Ivanna terhenti, ia langsung menoleh ke pada wanita yang memanggil Arnold dan memeluknya dari belakang.

"Arnold.. Aku merindukanmu," Carla memeluk Arnold dari belakang, Arnold menoleh dari samping dan melihat tangan Carla yang melingkar diperut nya.

Ivanna memutar bola matanya, ia tidak tahu harus bersyukur karena kedatangan Carla yang membuat ia dan Arnold tidak jadi bertengkar, atau malah kesal karena melihat pemandangan yang tidak disukainya.

Arnold melepas tangan Carla lalu menatapnya, entah tatapan seperti apa yang Arnold berikan saat ini.

Tiba-tiba Pedro datang dan berdiri di ambang pintu kamar Ivanna, "Maaf tuan, aku sudah melarangnya untuk masuk, tapi ia tidak mau mendengarkan." Pedro tertunduk lesu.

"Kau.." Arnold mendengus.

"Ya aku! Kau tidak mencari ku setelah meninggalkan ku sendiri hm?" Carla tersenyum sambil menaik-turunkan alisnya.

"Tidak."

"Come on Arnold.. Kau tahu? Aku sangat merindukanmu." Ucap Carla sambil bergelayut manja di lengan Arnold tanpa memperhatikan Ivanna yang masih ada disekitar mereka.

Arnold berdeham pelan lalu menatap Ivanna. Ivanna membuang mukanya, perasaan benci itu semakin menggerogoti hatinya. Pemandangan yang benar-benar memuakkan.

"Kau bisa tunggu diluar, aku dan Ivanna ingin membicarakan sesuatu." Arnold melepaskan tangan Carla.

"Sesuatu? Rahasia? Dan aku tidak boleh tahu?!" Tanya Carla beruntun lalu mengerucutkan bibirnya.

Arnold menghembuskan napasnya kasar, "Kau bisa tidak membuatku semakin marah? Aku sangat tidak suka diajak berdebat."

"Jadi perempuan itu yang selalu membuatmu marah?" Carla menatap Ivanna tidak suka. Ia mengalihkan pandangannya dari bawah kaki Ivanna hingga ke atas kepalanya, "Dari tampilannya saja, sepertinya ia bukan seorang wanita yang baik." Carla tersenyum miring.

Arnold mendesah lalu menatap Pedro yang berdiri dibelakang Carla, "Bawa dia."

"Baik tuan.." Pedro lalu menarik tangan Carla. Carla menghempaskan tangan Pedro "Kau menyuruh ku pergi kemana? Aku tidak boleh tinggal di mansion ini lagi?" Carla memelas.

"Kau boleh tidur dimana pun kau mau. Sekarang pergi!" Ucap Arnold dengan nada yang sedikit meninggi, membuat Ivanna terkejut.

"Baiklah. Aku akan menunggumu dikamar." Carla tersenyum.

The Dangerous Billionaire [#1 McClain Series]Where stories live. Discover now