Chapter 32

19.7K 748 30
                                    

Lagu diatas ngiringin part ini ya, supaya yang baca makin 'kepanasan' wkwkw
Jangan lupa sediain kipas ya :D

Update mumpung masih pagi terus agak dingin dingin gimana gitu yekan wkwkw

Happy reading!
----------------

Arnold melepas ciumannya dibibir Ivanna lalu berbisik di telinganya sekali lagi, "Aku menginginkan semua yang ada padamu Ivanna. Jadi aku tidak suka, apa yang sudah kuinginkan, diinginkan juga oleh orang lain," ucap Arnold lalu mengecup daun telinga Ivanna.

Tanpa sadar Ivanna memejamkan matanya merasakan kecupan basah Arnold yang menggairahkan disekitar daun telinganya.

--------------

Arnold melepas tengkuk Ivanna dan ia tertawa melihat Ivanna yang masih memejamkan matanya. Sedetik kemudian Ivanna menyadari bahwa Arnold tidak 'lagi' menciuminya. Ia membuka matanya, betapa kagetnya ia melihat Arnold yang tertawa geli melihat dirinya.

Ivanna memukul dada bidang Arnold lalu menundukkan kepalanya. Ia merasa mukanya sangat panas karena malu sekarang. Pipinya berubah menjadi kemerahan karena ulah Arnold. Benar-benar menyebalkan.

"Kau mempermainkanku Arnold!" Ucap Ivanna geram.

Tapi Arnold terus tertawa karena baginya ekspresi Ivanna saat ini begitu lucu.

Ivanna berdehem, ia masih tetap duduk dipangkuan Arnold, tapi ia tidak berani menatap mata Arnold karena ia merasa begitu malu.

Akhirnya Ivanna mendongak dan melihat Arnold, "Apa sudah selesai tertawanya tuan Arnold?" Tanya Ivanna sarkastik.

Arnold malah semakin tertawa melihat Ivanna yang sedang kesal. Ivanna lalu melepaskan tangan Arnold yang melingkar di pinggangnya, ia hendak turun dari pangkuan Arnold, tapi Arnold dengan sigap langsung memeluknya lagi.

"Kenapa kau begitu marah? Aku hanya becanda," ucap Arnold lalu mencium kening Ivanna dengan lembut.

"Becanda mu tidak lucu Arnold!" Balas Ivanna masih dengan ekspresi wajah yang kesal.

"Bagaimana aku tidak tertawa melihatmu begitu? Kau sejak kemarin selalu menolak ku, tapi saat aku mencium mu, kau juga tidak bisa menolaknya kan?" Ucap Arnold

"Mungkin aku tidak sadar," ucap Ivanna cuek.

"Apa? Tidak sadar? Jadi yang berbicara didepan ku sekarang ini siapa Ivanna? Hantu?" Tanya Arnold geli

" Cukup Arnold, aku sedang marah." Ucap Ivanna semakin kesal karena ulah Arnold.

Arnold akhirnya mengalah dan mencium pipi Ivanna lembut.

"Ivanna, aku benar-benar menginginkan mu saat ini," ucap Arnold

Ivanna melotot.

"Kita hanya melakukannya sekali! Dan itu juga sudah sangat lama, kumohon," pinta Arnold dengan wajah yang memelas. Ia sekarang seperti bocah kecil yang meminta ibunya untuk membelikannya sebuah mainan.

"Tidak, Arnold. Kau bisa memintanya dengan kekasihmu!" Ucap Ivanna sambil memukul lengan Arnold.

"Aku tidak memiliki kekasih selain yang ada di hadapanku saat ini Ivanna," ucap Arnold sambil tersenyum.

Senyumannya benar-benar memabukkan Ivanna.

"Tap--" ucap Ivanna terjeda karena Arnold langsung mencium bibirnya tanpa ampun. Ciumannya begitu menuntut lebih hingga membuat Ivanna tidak bisa berpikir jernih.

Arnold semakin mempercepat ciumannya dibibir Ivanna. Ivanna melingkarkan tangannya dileher Arnold. Ia juga membalas ciuman Arnold, walaupun awalnya ia tidak tau bagaimana caranya. Seolah Arnold mengerti tatapan Ivanna, ia menciuminya dengan pelan, membuat Ivanna mengerti dan mengikutinya perlahan. Suara ciuman mereka menggema di ruangan besar itu.

The Dangerous Billionaire [#1 McClain Series]Where stories live. Discover now