21

628 75 7
                                    

"Ya, ayo!"

Bosan di kursi terus, kami memilih ngemper di depan papan tulis. Tentunya bersih karena niat banget sampai kami sapu terlebih dahulu tempatnya. Barulah lebih nyaman.

"Suit, nih?" Aku mengangguk. Kami saling menutupi genggaman tangan masing-masing. Tidak lupa meniupnya terlebih dulu dengan jampi-jampi agar tidak dirugikan.

"Batu, gunting, ker—

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."

"Waalaikumsalam!" jawab kami agak emosi namun suit tetap berjalan. Aku gunting sedangkan Yeji batu.

"Hahahah, mampus!" tawa Yeji menunjuk wajahku. Aku hanya menatap gunting pada jariku.

"Pengumuman, karena besok akan diadakan Jumat Berkah, diharapkan untuk siswa dan siswi memakai baju atasan putih dan bawahan gelap. Catatan bagi siswa muslim, diperbolehkan memakai sarung. Catatan bagi siswi muslimah, diwajibkan berhijab dan memakai rok atau celana yang tidak ketat. Membawa peralatan sholat. Jam setengah tujuh pagi harus sudah berada di sekolah. Untuk pemberitahuan lebih lanjut, harap hubungi Pak Taeyong. Terima kasih. Wassalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Aku dan Yeji saling pandang. Pasti dia akan bertanya apakah aku punya outfit semacam itu.

"Punya, lo?" Kan, pasti dia akan tanya.

"Kalau atasan putih, gua punya. Bawahan gelap, ada 'sih. Kerudung.. pinjam Umi aja," kataku sedikit mengingat di mana saja hijabku itu.

"Fuh, untung bukan suruh putih-putih. Ga punya rok putih gua."

"Beli, lah. Buat apa uang, say?"

"Nabung, say. Biar tambah kaya."

Aku hanya tersenyum menanggapinya.

"Udah, sekarang ayo! Truth or dare?" tanyanya dan aku mengeluh mengapa aku mau saja bermain permainan semacam ini.

"Truth."

"Lo suka sama Soobin 'kan?"

Diriku langsung mematung. Pasti pupilku mataku mengecil dan wajahku sedikit pucat sekarang. Yeji sudah menunggu jawabanku. Netranya tidak berpaling sedikit pun.

"Menurut lo?"

"Eh, ngga, ngga. Jawab dulu." Ah, ternyata pengalihan pembicaraanku disadarinya.

"Gini, Mbak Yej—

"Oh, ga ada penolakan. Suka beneran berarti." Aku kembali mematung. Orang-orang ini! Aku menyanggah, dikira aku suka. Aku ingin menjelaskan, dikira aku suka juga.

"Gua belum jelasin," ucapku berusaha sabar.

"Gua udah tau dari lama kok, Li. Tenang aja," katanya sambil mengacungkan jempol.

"Jadi gua ga perlu jelasin, nih?" tanyaku yang menggantung ini.

"Gapapa kalo lo mau jelasin, gua dengerin aja." Kuhembuskan napasku pelan. Memangnya apa yang berusaha kujelaskan sekarang? Dia bilang dia sudah tahu dari lama.

"Gua se—

Tett, tett, tett, tett! Bel pulang. Kami bersamaan melirik ke luar pintu sana banyak murid yang berlarian membawa tas mereka.

"Wah, pulang awal ternyata. Ayo, da—

Aku lekas menarik tangan Yeji sebelum dia berdiri. Pandangan kami bertemu. Matanya menyiratkan sedikit kecewa.

"Gua ga suka sama Soobin."

Pupilnya membesar. Sedetik kemudian, dia berkedip dua kali.

"Serius lo?" tanyanya namun aku tidak bisa menjawabnya.

It's Oke ft.Lia ITZY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang