7

1.1K 154 3
                                    

Terserah! Aku kesal sama si tiang! Yasudah, karena dia sulit diatur, aku turun dari rooftop menuju kelas lagi untuk memberi laporan pada Bu Mawar.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam. Loh, Soobinnya mana?" tanya Bu Mawar.

"Dia ga-

"Assalamualaikum." Dateng juga ya lo, dasar!! Please, aku ngga banget lihat wajah dia.

Tapi ga bisa soalnya juga harus jawab salam😭

"Waalaikumsalam." Aku menoleh ke belakang. Eh, beneran dia. Lalu tanpa ragunya dia melewatiku yang masih ada di jarak satu meter dari pintu.

Dan wajahnya—Sumpah ingin kutampar saja. Senyumnya tidak mengenakkan jiwa dan raga, astaghfirullahaladzim!!!

Begitu dia duduk di bangku, dia melirikku sambil cengengesan. Seketika aku terheran-heran, dia membodohiku atau bagaimana? Dasar, awas saja!

Sekarang Bu Mawar sedang menerangkan pelajaran Bahasa Indonesia. Yang bisa diatur sepertiku sudah pasti diam dan mendengarkan. Yang tidak bisa diatur mah yaa.. Tahu 'lah, ya.

"Lia, ayo maju bacain cerita ini."

Kenapa harus saya terus 'sih, bu?!??

"Iya, bu." Melakukan hal yang sebenarnya tidak ingin dilakukan adalah bentuk dari profesionalitas. Aku pun maju sambil membawa buku paket Bahasa Indonesiaku.

Tanpa sengaja, begitu aku berada di depan, manusia pojokan melirikku dengan lirikan yang sangat tidak mengenakkan. Karena sedang berada di depan umum, aku berusaha sabar.

Damainya aku membaca cerita ini sampai tidak ada yang berani berbicara sedikit pun. Ada kalanya sebuah percakapan, Bu Mawar menghentikanku.

"Dah, Lia berhenti dulu. Mau ibu cariin lawan bicara." Netra beliau memindai seluruh murid di depannya. Aku mulai was-was saat Bu Mawar terpaku dengan salah satu arah yang sangat kubenci sekarang. Pojokan.

"Nah, itu pojokan yang tadi dipanggil sama Lia. Ayo, maju."

Kan. Aku bilang juga apa? Akhirnya, dia maju. Juga membawa buku yang sama denganku. Sesaat setelah dia berdiri di sampingku, bisaku dengar teman-teman sedang menertawakanku. Iya, iya. Aku tahu aku hanya sepundaknya Soobin tidak sampai. Ya, maap!

"Nah, udah. Lanjut Lia," ucap Bu Mawar.

"Mas, kenapa kamu lakuin ini?" Aku mulai membaca dialog cerita.

"Kenapa? Memangnya aku salah?" Wah, bagus juga dia kalau baca. Dan aku lihat teman-teman semakin tertawa namun ditutup-tutupi.

"Ya, sa—

"Bukannya kamu yang salah?"

Dahiku berkerut. Kucari-cari di mana dialog itu. Loh, Bin! Lu baca yang mana? Eh, beneran ga ada di cerita.

"Bin!" panggilku agak berbisik. Dia melirik ke arahku.

"Kamu bersalah karena sudah mencuri hatiku dan aku harap kamu bertanggung jawab atas apa yang kamu lakukan padaku."

Soobin, please, deh! Ga ada di cerita!

Teman-teman bersorak ramai. Bu Mawar malah tertawa sambil menutup wajahnya. Soobin— Dia— Yaelah, nih anak ga bisa diajak serius!!

"Nah, udah. Udah bercandanya. Ayo, lanjutin."

Fuh, beruntung Bu Mawar tidak marah.

Akhirnya, tugas kami selesai. Dih, kami?! Aku doang yang serius. Dia bercanda terus dari tadi 'kan bikin kesal!

Tett, tett, tett, tett!! Alhamdulillah, akhirnya pulang juga. Akhirnya berakhir juga pertemuan dengan anak mengesalkan seperti dia.

Aku tadi berangkat bareng siapa?

It's Oke ft.Lia ITZY (END)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt