Behind The Scene (Yeji)

65 8 0
                                    

Namaku Berliano Yeji. Biasa dipanggil Yeji. Salah satu dari ribuan murid SMA di kota ini. Untuk kelas akhirku, aku kembali masuk di kelas unggulan. IPA 1. Saat pembagian kelas itu, aku melihat Lia—temanku sejak kelas 10 sudah berada di depan kelas IPA 1 sedang membaca lembaran yang tertempel di sana.

"Yey, IPA 1, coy!!!" serunya senang sekali. Aku lekas mendekatinya.

"Heh, Lia! Gua masuk IPA 1 juga kali! Sebangku sama gua, yuk!" ajakku.

"Kan bangkunya satu-satu, mbak. Gimana mau sebangku? Ya, gak muat 'lah, mbak." Anak ini memang suka bercanda, terkadang.

"Maksudnya dekat gua, woi!"

"Yaelah, ngegas banget 'sih, mbaknya!"

"Mirror please!"

"Hidih, lu duluan kali!"

"Yang ngajak ribut elu, Lia!!"

"Yang ngedatengin gua tadi 'kan elu dulu, mbak!"

"Heh, ribut mulu lo berdua!" Di tengah perselisihan kecil itu, datanglah satu teman kami yang lain lagi. Dia Ryujin, masuk di kelas ini juga.

Ah, aku baru ingat dia semalam curhat padaku kalau—

"Oh, halo! Ciee, yang punya doi tapi ternyata nomernya ga disave, hahahahahahahahahahah!!" Tawaku membuncah. Aku memang sering mengejek Ryujin, itu karena kami terlalu dekat.

"Loh? Ngajak ribut?!!"

Tiba-tiba saja dia bergerak mendekatiku dan begitu aku kabur, dia mengejarku. Pagi-pagi sekali kami sudah berlarian mengelilingi area belakang kelas menuju kantin sampai menjadi pusat perhatian.

"Udah, Jin! Capek gua!" kataku sambil berhenti dan menyerah kepadanya.

"Daripada lo, suka doang tapi ga ada usaha," balasnya walau sangat telat. Aku hanya tertawa sekilas di tengah-tengah helaan napasku.

"Gua insecure, bukan ga ada usaha," jelasku membuatnya mengendus.

"Tuh, orangnya." Ryujin melirik belakangku. Ternyata siswa-siswa yang akan tergabung dengan IPA 1 itu baru saja datang dan memasuki kantin.

"Ada Beomgyu juga, ayo ikut!" Anak ini menarik tanganku memaksaku ikut dengannya. Dia yang akan berusaha mendekati Beomgyu, aku yang kena getahnya.

Tapi aneh, begitu mereka berdua mengetahui keberadaan satu sama lain, keduanya hanya saling diam. Padahal yang aku tahu dari Ryujin, mereka berdua akrab di chat.

"Suka yang mana lo? Biar gua kasih tahu Beomgyu sekalian biar lo bisa deket juga," tanya Ryujin setelah kami duduk di kursi pojokan kantin. Sedangkan gerombolan siswa yang beranggotakan empat orang itu ada di salah satu kios.

"Yang tinggi, tapi gua bener ga ada keinginan buat deket, Jin. Gua ga bisa," jawabku jujur. Entah mengapa saat aku melihat Soobin, aku menyukainya. Tapi mustahil bagiku untuk dekat dengannya.

"Ga bisa? Anak SMA sebelah aja banyak yang luluh sama lo. Masa si tiang itu ga bakalan luluh juga," heran gadis tomboy ini.

"Mereka pemain, bukan luluh." Ryujin pun paham.

"Dahlah, gua kasih tahu Beomgyu aja, ya." Gadis itu mengangkat ponselnya. Hendak mengirim pesan pada Beomgyu sepertinya.

"Lo ga usah ngadi-ngadi, napa?" Kurampas ponselnya. Dia hanya pasrah.

"Gua juga berusaha buat lupain dia. Jadi jangan coba-coba bikin gua inget lagi," jelasku dan dia pun tersenyum.

"Dia perfect, siapa juga yang ga mau sama dia. Gua ngga 'sih. Gua masih suka Beomgyu." Tatapanku mendatar ke arahnya.

It's Oke ft.Lia ITZY (END)Where stories live. Discover now