Lomba Durian

247 5 0
                                    

Suami ketiga iseng memberi makan Miaw durian. Miaw tidak suka dan memuntahkannya sehingga suami ketiga menjadi sebal dengan Miaw.

"Masa sih, buah seenak ini kamu tidak suka?" Tanya suami ketiga kesal. Miaw diam saja dan menatap ayahnya.

"Miaw?" Tanya suami ketiga lagi.

"Miaw," balas Miaw.

Suami ketiga mencoba menyuapinya buah durian lagi. Miaw memuntahkan buahnya lagi. Suami ketiga menyuapinya lagi dan Miaw memuntahkannya lagi. Sampai-sampai Miaw menangis.

"Beb!" Sang istri datang dan menarik telinga suami ketiga. "Iseng, ya?"

"Aduh, Beb, sakit. Jangan ajarin Miaw kekerasan, dong." Protes suami ketiga.

Miaw tertawa melihat suami ketiga kesakitan.

"Beb, gara-gara kamu, ya. Anak kita jadi psikopat begini."

"Biarin, daripada Miaw sakit."

Suami ketujuh kaget melihat ada durian di sekitar Miaw. Suami ketujuh sendiri tidak menyukai durian. Melihat sang istri sedang mencubit suami ketiga, ia langsung tahu kalau suami ketiga sedang iseng dan berniat memberi makan Miaw durian.

"Sudah dong, Kak, jangan jahat sama Miaw." Kata suami ketujuh.

"Kenapa sih kalian? Miaw kan juga harus mencoba berbagai macam rasa. Aku kemarin memberikan jeruk nipis untuk Miaw. Ekspresinya lucu sekali kalau lidahnya sudah ditetesi air lemon atau jeruk nipis." Kata suami ketiga. Suami ketujuh sudah naik pitam.

"Sudahlah, kalau begitu biar aku saja yang mengurus Miaw. Jangan dekat-dekat dengan Miaw!" Suami ketujuh menggendong Miaw dan membawanya pergi.

"Eh, Pudel, kok kamu marah-marah sambil gendong Miaw?" Tanya suami keenam.

"Pokoknya rese deh, gue males jelasin. Tanya aja Si Bebeb." Kata suami ketujuh. Ia pergi mencari suami pertama.

Suami keenam melihat durian dan sendok kecil Miaw di meja.

"Wah asik nih, Miaw mau diberi makan durian." Komentar suami keenam.

"Halo, Sayang." Sapa sang istri. Suami keenam menyentuh pipi sang istri.

"Hai, Pak Profesor." Sapa suami ketiga.

"Kalian tidak salah membuat Si Pudel semarah itu?" Tanya suami keenam.

"Biar saja dia sendiri dulu. Nanti juga baik sendiri." Kata suami ketiga.

"Ngomong-ngomong kok lo beli duren tapi ngga bagi-bagi sih? Gue kan juga mau," suami keenam meminta.

"Makan aja yang ini, kalau mau lagi ada di freezer." Kata suami ketiga. Suami keenam memakan durian Miaw.

"Ngomong-ngomong. Besok ada lomba durian lho." Kata suami keenam.

"Apa? Maksudmu lomba makan durian?" Tanya suami ketiga.

"Bukan. Lomba durian terbaik. Terbesar. Termanis. Terlezat. Terbaik. Terenak. Terindah. Ter..."

"Ternak." Jawab sang istri.

"Ya sudah, kalian mau ikut tidak?" Tanya suami keenam.

"Mau dong." Kata suami ketiga.

"Malas ah, aku minta dibungkuskan yang enak saja," ujar sang istri menolak.

Esok harinya, suami ketiga, suami keempat, suami keenam, dan suami kesepuluh pergi ke lokasi lomba durian. Mereka berempat pergi jalan kaki. Mereka berjalan kira-kira tujuh kilometer. Agar tidak terlambat, mereka sudah berangkat dua jam sebelum acara dimulai. Suami ketujuh masih marah dengan suami ketiga. Ia menolak jika diajak bicara dengan suami ketiga, apalagi jika membahas Miaw. Akhirnya sang istri yang menemaninya mengurus Miaw.

10 Suami BadayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang