Rambutmu Membuatku Lapar

732 28 2
                                    

Sudah sekian lama suami kedua belum makan mi instan lagi. Suami pertama selalu membantunya untuk melupakan sensasi kenikmatan mi instan. Namun suami kedua lebih sulit melupakan rasa bumbu mi instan daripada kenangan mantannya. Bahkan dia mungkin lebih ingat dengan rasa mi instan daripada ciuman pertamanya dengan sang istri.

Setelah sang istri hamil, suami pertama melarang pembelian mi instan karena dia khawatir istrinya nakal dan memakannya diam-diam ketika suami pertama sedang tidak ada di rumah. Karena itu, suami kedua menjadi sangat jarang mengonsumsi mi instan lagi. Hanya di saat-saat tertentu saja dia bisa memakan mi instan. Misalnya ketika dia pergi dengan temannya atau ketika dia lapar di tempat kerja. Tentu hal ini sangat jarang karena suami pertama selalu membuatkannya bekal dari rumah. Bahkan ketika dia janjian pergi dengan temannya sekalipun, suami pertama membawakannya bekal. Sehingga betapa besar rasa rindu suami kedua terhadap godaan mi instan.

Kebetulan suami kedua sedang tidak ngidam mi instan. Sudah beberapa minggu belakangan ini suami kedua belum membawa-bawa merk mi instan ke dalam percakapan sehari-harinya. Suami pertama senang sekali dengan perkembangan ini.

Hari itu, suami ketujuh mengajak suami kedua ke acara ulang tahun keponakannya. Tentu saja karena suami kedua pernah memuji kakak suami ketujuh cantik, dia ingin ikut ke pesta ulang tahun putri kakaknya.

"Anaknya mirip dengannya kan? Aku taruhan kalau anaknya pasti cantik juga," kata suami kedua.

"Anaknya lebih mirip dengan ayahnya sih. Tapi menurutku ayahnya cantik juga," kata suami ketujuh.

Tiba-tiba sang istri muncul di belakang suami kedua dan menutup kedua matanya. "Tebak siapa?"

"Bebeb?" jawab suami kedua. Namun sang istri belum membuka tangannya.

"Siapa yang lebih cantik daripada aku?" Tanya sang istri.

"Banyak, Beb. Ada ibumu, saudaramu, teman-temanku, mantanku, aku, apalagi kakaknya," jawab suami kedua.

"Jawabanmu benar," kata sang istri. Kemudian dia membuka matanya. "Beb, gantiin aku ikut pesta ulang tahun keponakannya, dong. Hari ini aku mau pergi makan dengan bibiku."
"Wah, kamu gak apa, Beb? Nggak cemburu, kan?" Tanya suami kedua yang curiga sang istri mendengar percakapan mereka tadi.

"Nggak dong, Sayangku. Aku kan percaya sama kamu," kata sang istri sambil memeluknya sayang. "Aku tahu, kok kalau menurutmu kakaknya cantik sekali. Makanya aku izinkan kamu pergi mencuci mata. Have fun, Sayangku."

"Makasih, Beb. Kamu baik banget sih sama aku," kata suami kedua. Kemudian mereka berciuman sampai suami ketujuh bosan melihat aksi mereka.

"Kalau begitu, ayo kita ganti baju," kata suami ketujuh setelah bosan menunggu mereka berciuman. "Kakak memanggil gue ke rumahnya sekarang. Mungkin dia ingin gue menjadi pembawa acara pesta ulang tahun anaknya."

Setelah mereka berganti pakaian, suami kedua baru ingat kalau dia punya stok barang cukup banyak untuk dijadikan hadiah. Dia mengambil sebuah kanvas bergambar tokoh kartun yang dia buat sendiri. Kemudian dia membungkusnya dengan kertas bekas bergambar bekas dia mencetak gambar yang tidak sesuai dengan pesanan kliennya. Lalu setelah dibungkus dia mengikat pita di atasnya.

"Lebih bagus daripada yang Bebeb bungkus sendiri," komentar suami ketujuh. "Kalau begitu, ayo kita jalan."

Di rumah kakak suami ketujuh, suami ketujuh melihat kakaknya sedang memakaikan baju pesta berwarna hijau untuk putrinya. Kemudian dia memanggil suami ketujuh untuk sedikit mengubah penampilannya.

Suami kedua melihat kakak suami ketujuh dari jauh dan mengangguk. Kakak suami ketujuh tersenyum padanya. Dia senang sekali. Bagi suami kedua, kecantikannya luar biasa seperti dewi dari kahyangan. Tubuhnya bahkan ramping, padahal dia sudah memiliki dua anak. Beda sekali dengan istrinya. Rambutnya keriting seperti adiknya, dan matanya berbentuk seperti kacang almond. Hidungnya juga mancung.

10 Suami BadayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang