Putra Duyung

350 22 0
                                    

Kata dokter, agar Miaw tetap sehat maka dia harus dibawa berjemur ke pantai. Sang istri malas sekali membawa Miaw ke pantai. Namun suami keempat yang menemaninya ke dokter menjadi ceria.

"Untung aku pergi ke pulau minggu depan. Sekarang aku bisa menemani Miaw ke pantai. Bagaimana kalau kita pergi besok?"

"Terserah kamu saja, Beb."

"Kamu marah? Masa begitu saja marah, sih?" Tanya suami keempat mendengar jawaban istrinya.

"Tak apa, Beb. Bawa saja Miaw ke pantai." Jawab istrinya. Namun ia tampak kurang senang.

"Memangnya besok hari apa, sih? Ada yang ulang tahun?" Tanya suami keempat.

"Besok Si Pudel ultah," jawabnya.

"Gimana, dong? Gue belum beli kado." Kata suami keempat. Kemudian dia mengajak sang istri pergi ke mal sebentar.

"Dia suka apa Beb?" Tanya suami keempat.

"Dia kalau dibelikan senar gitar baru juga senang, kok." Jawab sang istri. Akhirnya mereka berkeliling sebentar. Suami keempat berhasil mendapatkan empat jenis barang untuknya. Kemudian dia membungkusnya dengan kertas kado. Lalu mereka pulang.

Di rumah, suami kesepuluh sedang menyiapkan susu formula untuk Miaw. Suami kesepuluh menyapa istrinya dan bertanya apakah Miaw sudah menyusu. Sang istri kemudian menyuruh suami kesepuluh agar memberi Miaw susunya di lemari es. Kemudian sang istri mengabari para suami kalau besok mereka akan pergi berenang ke pantai. Suami kedelapan sangat antusias. Katanya, dia sudah lama tidak berenang di pantai. Suami kesembilan diam saja karena dia tidak bisa berenang dan tidak bisa melihat di air tanpa kacamatanya. Sedangkan suami ketujuh tersenyum gembira. Setelah menikah, suami ketujuh belum pernah pergi ke pantai lagi. Istrinya tidak menyukai panas. Suami pertama memutuskan kalau besok mereka akan piknik di pantai. Para suami antusias, lalu membawa Miaw ke kamar mereka dan mereka langsung tidur.

Esoknya, suami ketujuh dibangunkan sesuatu yang aneh. Dia merasa ada sesuatu yang basah di bibirnya dan ada sesuatu yang berat menindihnya. Ketika dia membuka matanya, ternyata itu istrinya yang sedang menciumnya. Dia membalas ciumannya dan mengelus rambut istrinya.

"Selamat ulang tahun, Pudel," bisik sang istri. Suami ketujuh kesal dipanggil Pudel. Dia menyuruh istrinya bangun agar dia bisa buang air kecil di toilet.

Setelah dia buang air kecil di toilet, dia pergi ke ruang makan untuk sarapan. Di meja makan, sudah ada kue ulang tahunnya. Dia menghampiri kue itu sambil tersenyum.

Kue brownies, katanya dalam hati. Kuenya besar dan cukup bagi keluarga besar mereka. Dia memperhatikan ornamen yang ada di atas kuenya. Berbagai macam biskuit berbentuk tulang dan bola tertempel di sana. Dia melihat ada tulisan yang dibuat dengan krim cokelat. Tulisannya seperti ini;

Happy birthday to our beloved Poodle!

Suami ketujuh cemberut. Namun suami pertama datang dan memberikannya lilin ulang tahun. Dia melihat angka 3 di salah satu lilinnya. Tentu saja dia sudah tidak muda lagi. Kemudian dia menancapkan kedua lilin itu di atas kuenya. Para suami berkerumun di sebelah suami ketujuh. Suami keenam menyalakan lilin dan mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya. Begitu pula suami-suami istrinya yang lain.

Kemudian suami ketujuh menutup mata dan membuat permohonan. Mungkin dia ingin memiliki satu anak lagi yang berambut keriting sepertinya, atau mungkin dia ingin sebuah gitar baru. Entah apa yang ada di pikirannya. Kemudian dia membuka mata dan meniup lilinnya sampai padam.

Dia memotong kuenya dan membagi-bagikannya kepada istrinya dan para suami. Setelah mereka makan, para suami memberikannya kado. Dia banyak mendapatkan senar gitar baru dan celana dalam. Istrinya membelikannya dasi baru untuk dipakai ketika bekerja. Dia juga memberikannya satu set ikat rambut. Dia mendapatkan satu hadiah yang aneh dari suami keempat. Sebuah kostum putri duyung sepanjang satu koma tiga meter, pas untuk panjang kakinya.

10 Suami BadayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang