Arnold keluar dari toilet, belum ia menghampiri Carla, ia terkejut melihat Carla berbincang dengan seorang pria. Arnold langsung berbalik badan dan bersandar di pintu sambil melihat mereka dari tempatnya berdiri.

Arnold berjalan sejajar dan menundukkan wajahnya disamping pelayan yang sedang membawa makanan. Lalu ia duduk di kursi yang ada dibelakang Carla dan Lucas.

Arnold mengenal wajah pria yang berbicara dengan Carla. Lalu pelayan tadi berjalan disamping Arnold dengan nampan kosong. Arnold mengambil nampan kosong itu lalu memberi isyarat pada pelayan itu agar pergi meninggalkannya. Kemudian ia menutupi wajahnya dengan nampan kosong itu.

"Kau tampak sangat senang kembali dengan mantanmu itu ya?" Pria itu merapikan anak-anak rambut Carla.

"Aku hanya berpura-pura menginginkannya. Kau tahu 'kan tujuan awal kita apa?" Carla bersandar di dada bidang pria itu.

"Tapi aku tidak menyukainya. Mau sampai kapan aku melihatmu berduaan dengannya terus-menerus? Setiap kali aku memantau mu, yang kudapat hanyalah hal romantis yang membuat mataku panas." Pria itu mendengus.

Memantau? Jadi selama ini mereka mempermainkanku? Kurang ajar! Batin Arnold mengumpat. Ia mengepalkan kedua tangannya.

Carla tertawa.

"Kau bisa pergi sekarang, Lucas. Sebentar lagi Arnold akan datang. Ia bisa langsung membunuhmu, jika ia melihatmu ditempat ini." Carla memasang muka serius.

"Kau mengusirku?" Lucas menatapnya tidak percaya.

"Lucas..." Carla memelas.

Lucas tersenyum lalu mengacak rambut Carla. Ia mencium keningnya lalu pergi.

Arnold kemudian dengan cepat berbalik sebelum Lucas melihatnya. Ia kembali kedalam toilet. Arnold mengambil ponsel dari saku celananya. Lalu ia mencari nama Pedro dan langsung menghubunginya.

"Halo tuan?"

"Aku ingin kau mencari semua informasi tentang Carla dan lelaki yang bernama Lucas. Bawa semua datanya padaku, besok."

"Baik, tuan."

Arnold mematikan sambungan teleponnya dengan Pedro. Ia berjalan menghampiri Carla yang duduk di kursi salah satu cafe kesukaannya.

Carla merapikan rambut dan pakaiannya. Ia melihat Arnold yang mulai berjalan ke arahnya.

Carla mengajak Arnold ke cafe karena ia merasa bosan di mansion. Mereka pergi tanpa mengajak Ivanna, alhasil Sean datang dan mengajak Ivanna pergi dari mansion.

"Kau lama sekali?" Tanya Carla lalu tersenyum.

"Tadi Pedro menghubungiku, ada urusan penting." Arnold membalas senyuman Carla. Lalu Arnold duduk berhadapan dengan Carla, ia meminum kopi yang disajikan pelayan tadi sebelum ia ke toilet.

"Arnold..." Panggil Carla pelan.

Arnold hanya mengangkat alis sambil menyesap kopinya.

"Aku mau kita menikah."

Arnold terbatuk-batuk karena tersedak kopi yang diminumnya. Ia mengambil tisu dan langsung mengelap bibirnya.

Arnold menatap Carla tidak percaya.

"Apa kau gila?!!" Arnold memukul meja dengan kuat hingga membuat perhatian orang-orang tertuju pada mereka.

Carla menggenggam tangan Arnold dan mengusapnya lembut. Namun, Arnold langsung menghempaskan tangannya dan meninggalkan Carla.

Arnold masuk kedalam mobilnya, Carla mengejar Arnold, tapi Arnold langsung mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia meninggalkan Carla di cafe yang mereka kunjungi itu, sendirian.

The Dangerous Billionaire [#1 McClain Series]Where stories live. Discover now