27. Last Hope

2.3K 276 4
                                    

Lisa menutup buku novel yang dipegangnya. Sudah dua hari sejak dirinya siuman, Lisa rajin membacakan buku untuk Jungkook. Mencoba merangsang syaraf-syaraf di kepalanya agar Jungkook cepat sadar. Selain membacakan cerita, gadis ini juga menyalakan musik kesukaan kekasihnya.

Lisa memejamkan matanya, mengingat sesuatu yang membuat dadanya kembali sesak. Ketika kecelakaan itu terjadi, Jungkook melindunginya dengan memeluknya. Laki-laki itu berusaha mengurangi benturan keras yang akan dirasakan tubuh Lisa. Airbag memang berfungsi dengan baik, tapi hempasan mobil pada tanah tidak bisa menghindari benturan-benturan pada tubuh Jungkook.

Lisa memundurkan kursi rodanya, tubuhnya masih lemah daripada dia digendong lagi sama Taehyung dia memilih menggunakan kursi roda untuk aktifitasnya setelah dia sadar dari koma. Tapi dia juga selalu melatih motorik kakinya untuk bisa berjalan lagi dengan baik, seperti jalan-jalan ringan bersama Rose dan Jennie ke taman belakang. 

Dia sedikit terkejut dengan kedatangan ayahnya yang tiba-tiba.

"Maaf, apa ayah mengganggumu?"

Lisa menggeleng.

"Tidak ayah, aku hanya sedikit melamun tadi." 

"Boleh ayah mengajakmu ke taman sebentar?"

Lisa mengangguk, dia sedikit tenang meninggalkan Jungkook karena ada Jin yang menunggui adiknya itu.

Tuan Lee mendorong kursi roda itu menuju taman, mereka berhenti di sebuah kursi taman. Dia duduk di kursi dengan Lisa yang berada di sebelahnya.

"Ayah...mau minta maaf padamu."

Lisa memandang ayahnya dengan tanda tanya.

"Ayah akui, ini memang salahku. Keegoisan dan kemarahanku pada orang lain yang menyebabkan semua ini terjadi.

Lisa memegang tangan ayahnya.

"Ini bukan salah siapa-siapa ayah...sudah jalannya seperti ini."

Tuan Lee menghela napas.

"Aku tidak ingin kehilangan putriku lagi."

Mata Lisa berkabut mendengarnya, dia merasa ayahnya telah berubah tidak lagi memaksakan kehendaknya. Lisa merasa tersentuh dengan perubahan itu.

"Ayah tidak akan kehilangan siapapun."

"Apa yang kau inginkan sekarang, aku akan menurutinya."

"Aku...aku hanya ingin ayah mengantarku di altar pernikahanku bersama Jungkook nanti."

Bibir tuan Lee bergetar, tubuhnya berguncang hebat. Dia akhirnya menangis di hadapan putri kecil yang sangat disayanginya. Tapi Lisa bukan lagi putri kecilnya, gadis itu sudah memintanya agar memberi restu untuk bisa hidup bersama laki-laki pilihannya. 

Tangannya menarik bahu Lisa, lalu dipeluknya dengan erat. Tubuh Lisa ikut bergetar, mengeluarkan semua air mata di dada ayahnya. 

...



Ketika Lisa dan ayahnya kembali ke kamar, Jin, Jisoo, ibunya dan tuan Jeon bersama seorang dokter sedang mengelilingi ranjang Jungkook. Wajah Lisa mendadak cemas, takut terjadi sesuatu yang buruk padanya.

Jin yang menyadari Lisa berada di belakangnya menoleh, kemudian mendekati Lisa dan mendorong kursi rodanya mendekat ke ranjang.

"Tangannya tadi bergerak, aku pikir dia akan sadar aku langsung saja memanggil dokter kemari."

Lisa menggenggam tangan Jungkook, dadanya berdesir lega.

"Kau bisa mencobanya lagi Lisa, tekanan dan detak jantungnya stabil. Dia hanya butuh rangsangan lagi untuk membuatnya benar-benar sadar." Dokter menepuk bahu Lisa.

Orang-orang yang tadinya berkerumun di ruangan itu, perlahan meninggalkan Lisa dan Jungkook. Memberikan ruang agar Lisa bisa berinteraksi lagi dengan Jungkook.

Tangannya membelai wajah yang masih tertidur tenang itu. Kedua kaki Lisa turun dari kursi rodanya, dengan susah payah dia naik ke ranjang ikut berbaring. Dia meletakkan kepalanya di dada Jungkook, mendengarkan detak jantungnya.

"Ayo kita ke bukit itu lagi Jung...aku ingin melihat lagi sunset dan bintang. Atau kita ke pantai saja, berenang berdua denganmu. Lalu kita naik speedboat menuju sebuah pulau indah dan  bermalam disana. Pasti menyenangkan..."

Lisa menghentikan ucapannya ketika dirasakannya ada tangan yang mengusap lembut kepalanya. Matanya membesar, dia menegakkan punggungnya dan melihat satu senyum kecil dari bibir Jungkook. Kedua mata Jungkook perlahan terbuka, menatap wajah cantik di depannya yang sudah basah oleh air mata.

"Li...sa."

...


Senyuman itu terus mengambang dari bibir Lisa, dia enggan untuk beranjak dari ranjang itu. Dia memeluk erat tubuh yang mulai menghangat itu.

"Kau ingin sesuatu Jung?"

"Aku ingin menciummu."

Lisa tertawa, dadanya membuncah bahagia. Laki-lakinya telah kembali, dia seperti kehilangan kata-kata untuk mengucap terimakasih pada Tuhan karena mengembalikan kesadaran Jungkook. Lisa menangkup wajah Jungkook dan memberikan ciuman lembut di bibirnya.

Jungkook membelai rambut Lisa, tiba-tiba wajahnya menegang. Lisa yang melihatnya khawatir.

"Sayang, ada apa?"

Jungkook belum menjawabnya, dia mencoba duduk dengan dibantu Lisa.

"Aku...aku tidak merasakan kakiku." 

Lisa mengernyit, dia lalu turun dari ranjang dan menyentuh kaki Jungkook.

"Kau merasakannya?"

Jungkook menggeleng dengan wajah gelisah. Lisa tidak tahu apa yang terjadi, dia kemudian memanggil dokter. 

...





"NOT THE ROMEO AND JULIET STORY"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang