18. Nightmare

2.4K 281 2
                                    

Taehyung tiba-tiba merasa khawatir karena sudah beberapa kali dia menghubungi ponsel Jungkook tidak diangkat-diangkat. Dia ingin mengetahui kabar Lisa, karena nyonya Lee juga terus menanyakan kabar putrinya setelah tiga hari Lisa tidak pulang ke rumah. 

Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam ketika Taehyung menemui Jennie di rumah Rose. 

"Aku juga belum menghubungi Jungkook lagi, terakhir aku berbicara dengan Lisa di telepon tadi sore dan dia baik-baik saja." Sahut Jennie ketika ditanya Taehyung tentang Lisa dan Jungkook.

Hati Taehyung masih belum tenang, hanya ponsel Jungkook yang bisa dihubungi karena ponsel Lisa mati dari beberapa hari yang lalu. Jennie meraih ponselnya, mencoba menghubungi ponsel Jungkook. Masih aktif tapi kenapa tidak diangkat?

Perasaan cemas menular pada Jennie. Dia menghubungi nomor Jungkook lagi, masih tidak diangkat. Jennie memandang wajah Taehyung yang sama gelisah dengannya.

"Apa mereka sudah tidur?" Jennie mencoba berpikir tenang.

"Mereka pasti mendengar ponselnya berdering..." Sahut Taehyung sambil memperhatikan ponselnya yang diputar-putar di tangannya. Dia berpikir dan seketika satu wajah terlintas di kepalanya, Sehun. 

Mereka belum tahu kalau ponsel Jungkook dibuang oleh anak buah Sehun yang merasa terganggu karena terus mendengar nada panggilan dari benda itu.

Mata Taehyung membesar, tangannya segera membuka google maps di ponselnya. Setelah beberapa lama dia pun menemukan lokasi keberadaan ponsel Jungkook. Dahinya berkerut, sedang apa Lisa dan Jungkook di sebuah tempat sepi yang dilihatnya di ponsel.

"Aku menemukan lokasi terbaru dari ponsel Jungkook, tapi tempat itu sebuah daerah yang jauh dari pemukiman."

"Apa kau akan pergi ke sana?" Ucap Jennie antusias.

"Aku akan kesana sekarang, tapi sepertinya aku memerlukan bantuan."

...




Taehyung, Jimin, Namjoon, Jhope dan Yoongi memperhatikan sebuah rumah tidak jauh dari mereka. Ada tiga mobil yang terparkir di halamannya, dan hanya ada satu ruangan di lantai atas yang lampunya menyala. Firasat Taehyung semakin kuat ketika beberapa orang berpakaian hitam meninggalkan rumah itu dengan naik salah satu mobil yang terparkir. Dia pernah melihat Sehun dengan beberapa orang yang berbaju hitam-hitam. Sehun memang bukan orang biasa, untuk keselamatannya dia memerlukan beberapa pengawal yang terlatih. Wajah Taehyung mengeras di dalam rumah itu pasti ada Sehun, Lisa dan Jungkook. Dia turun dari mobil diikuti yang lain lalu mengendap-ngendap dari samping rumah.  

Beruntung ponsel Jungkook dilempar di dekat rumah itu, memudahkan pencairan karena langsung tertuju pada rumah bercat putih yang hanya satu-satunya di daerah tersebut.

Kelima pria itu berhasil masuk dan segera melumpuhkan tiga anak buah Sehun yang berada di lantai bawah. Menaiki tangga ke lantai atas Taehyung disambut oleh Sean dengan tendangan yang mengarah ke wajahnya. 

Tangan Taehyung reflek menepis kaki Sean, dan berhasil mendaratkan pukulan di tulang iga Sean. Namjoon dan Jimin menghampiri dua orang yang berjaga di sebuah pintu, tidak membutuhkan waktu lama untuk melumpuhkan keduanya. Kemudian Jhope dan Yoongi mendobrak pintu itu dengan kuat. Taehyung menghambur masuk dan mendapati pemandangan yang membuat amarahnya meledak. Dia langsung menarik baju Sehun dan menjauhkan dari tubuh Lisa, tidak memberinya jeda dia langsung memukul wajahnya dengan tangannya berkali-kali. Sehun hanya menyeringai, merasakan wajahnya yang ngilu. Taehyung melemparkan Sehun pada Namjoon dan Jimin yang segera membawanya ke luar dengan geram. Sementara Jhope dan Yoongi memapah Jungkook keluar dari tempat itu.

Taehyung menatap wajah yang tidak sadarkan itu, tangannya bergetar membuka jaketnya lalu menutup bagian atas tubuh Lisa. Kemudian mengangkat tubuh kecil itu dengan hati yang berdenyut perih.  

...



Lisa melihat sebuah pintu putih, dengan penasaran dibukanya dengan perlahan. Matanya terbelalak dengan pemandangan indah di depannya. Sebuah bukit kecil yang ditumbuhi rumput hijau serta ilalang-ilalang yang cantik. Matahari bersinar dengan cerah, memberikan warna-warna berkilauan pada bukit itu. Lisa tersenyum, mendekat dan menyibak ilalang setinggi dadanya. 

Dia terkejut ketika dilihatnya seseorang sedang berbaring di rumput, memejamkan mata seperti menikmati ketenangan suasana di sekitarnya.

"Jungkook!"

Lisa berlari kecil, menghampiri laki-laki tampan yang segera membuka matanya ketika mendengar suara gadisnya. Jungkook berdiri, tersenyum sangat manis melihat Lisa yang perlahan mendekatinya. 

Perasaan Lisa menggebu-gebu ingin segera memeluk kekasihnya itu. Tangannya hampir menyentuh wajah Jungkook, tiba-tiba Lisa berhenti dengan wajahnya yang bingung karena dia hanya merasakan tangannya yang menyentuh udara kosong. Dia merasa akan menyentuh Jungkook tapi ternyata tidak, dan sosok itu masih berdiri tidak jauh darinya. Lisa mendekat lagi, lagi-lagi tangannya hanya menggapai udara kosong, padahal Jungkook masih berdiri di depannya masih dengan senyumnya. 

Lisa memperhatikan tangannya, sekali lagi tangannya terulur. Tapi tubuh Jungkook seperti menjauhinya, Lisa kesal dia pun melangkah lagi menghampiri Jungkook yang berada di depannya. Dia yakin bisa memegang tubuh Jungkook tapi kenapa tubuh Jungkook seperti berada jauh darinya. 

"Berhenti mempermainkanku Jung." Teriak Lisa frustasi.

Sekali lagi dia ingin menyentuh tubuh itu, tapi hanya udara kosong yang dirasakannya. Lisa memegang kepalanya tidak mengerti. Dia mulai resah, kenapa Jungkook tidak bisa terjangkau olehnya. 

Wajah itu masih memandangnya, namun perlahan senyum itu menghilang dari bibirnya. Menatap Lisa dengan sendu lalu kemudian menghilang meninggalkan Lisa yang terduduk lemah sambil memegang dadanya yang sakit kemudian mulai menangis.

Kenapa Jungkooknya pergi, tidak...ini mimpi...ya hanya mimpi karena mata bulat itu tiba-tiba terbuka menatap langit-langit yang berwarna putih dengan napas yang terengah-engah . Kemudian terdengar suara ibunya. 

Kesadarannya merayap perlahan, Lisa mendapati tubuhnya berada di atas ranjang di sebuah kamar rumah sakit. Jantungnya masih berdetak dengan cepat, apakah tadi mimpi tapi kenapa terasa menyesakkan. 

Rose dan Jennie mendekati ranjang, berdiri di samping nyonya Lee yang masih terisak.

"Kau sudah sadar sayang?" 

Lisa menatap satu-satu wajah di hadapannya.

"Jungkook, aku ingin melihatnya..." Lisa tidak melihat Jungkook di kamar yang sama dengannya, dia kembali merasakan kepalanya yang masih pusing. 

Rose dan Jennie saling melirik dengan gugup. 

Lisa melihatnya, dia panik kemudian berusaha untuk duduk.

"Dimana Jungkook, aku mohon aku ingin melihatnya..."

Jennie menelan ludahnya sebelum menjawab.

"Dia...dia..."

...


"NOT THE ROMEO AND JULIET STORY"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang