Part 11

370 295 78
                                    

Sesuai rencananya dengan Tania, Natasha sudah berada di sekolahnya pukul 05.00 pagi. Keduanya memasukkan sampah sebanyak banyaknya pada laci Amanda. 

"Hoek.." 

"Lo keluar aja tan kalo ngga kuat."

"Iya gue diluar aja deh."

Tania pun keluar, tak lama kemudian Natasha juga keluar dari kelas Amanda.

"Cabut yuk." ajak Natasha.

Keduanya menuju kelasnya yaitu IPS2. "Mampus tuh si Amanda." ucap Natasha.

"Iya tuh bener banget. Btw, kita enaknya ngapain nih. Belajar?" ucap Tania.

"Ngapain belajar? Buat capek otak aja. Ini kan masih subuh mending kita tidur lagi aja." ucap Natasha.

"Lo mah sesat. Eh sha, lo tuh harusnya rajin belajar tau, kalo perlu lo kalahin prestasinya Amanda. Secara Marvel kan pinternya minta ampun."

"Bener juga ya. Gampanglah itu kalo dia emang cinta sama gue ya pasti dia bakal nerima gue apa adanya kan."

"Marvel udah jadi cowok lo aja. Amanda masih ada kesempatan sha."

"Udah deh nggak usah bahas Amanda mulu. Tuh anak kan emang bakat pelakor."

Waktu berjalan dengan cepat kini Amanda telah ada dikelasnya. Lagi, Amanda mendapati banyak sampah dilaci mejanya yang dulu. Sekarang sih udah jadi laci Rafi. Tapi bau sampah itu berhasil menguasai ruangan.

"Siapa yang naro sampah sampah itu sih? Apa mungkin Natasha ya?" ucap Amanda dalam hati. 

Amanda pun menchat Aneira untuk segeran datang ke sekolah lebih cepat.

Amanda
Aneira.....
Tolongin gue
Laci gue banyak sampahnya
Bukan laci gue sih tapi Rafi
Pokoknya lo cepet ke sekolah deh.

Aneira
Haduh Nda masih pagi nih.
Tapi demi sahabat gue
Gue bakal kesana secepatnya.

Amanda
Cepet ya nei, awas kalo lama
Gue sendirian nih :(

Aneira
Makanya ngomong sama Marvel

Amanda
Nggak usah banyak bacot deh
Buruan!!!

Aneira
Siap bu

Amanda memasukkan kembali ponselnya kedalam sakunya. Amanda duduk diluar kelas sambil membaca novelnya sembari menunggu Aneira.

Karena terlalu fokus pada novelnya Amanda tak memperhatikan kedatangan Alex.

"Ini bau apaan yah"

Amanda langsung menoleh kesumber suara "Bau sampah dilacinya Rafi."      

"Emangnya tuh anak beli apa aja sampe bau banget gini."

"Itu bukan sampahnya Rafi. Ada orang yang sengaja naro disana. Itu alasan gue disuruh duduk dibangkunya Rafi."

"Berarti orang yang naro sampahnya punya dendam sama lo dong."

"Mungkin"

"Kalo gitu ini sih pasti si Natasha"

"Lo jangan nuduh orang sembarangan gitu dong."

"Emangnya lo punya musuh selain dia?"

"Ya enggak sih."

Meant to beTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang